Konten dari Pengguna

Seribu Alim Ulama dan Kyai se-Jabar mendukung Daniel Mutaqien berpasangan dgn Ridwan Kamil

Kanca Daniel
Kami ada untuk menemani Daniel Mutaqien Syafiuddin. Dari Indramayu untuk Jawa Barat dan Indonesia. Muda, Berkarya dan Visioner.
13 Desember 2017 22:49 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kanca Daniel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seribu Alim Ulama dan Kyai se-Jabar mendukung Daniel Mutaqien berpasangan dgn Ridwan Kamil
zoom-in-whitePerbesar
Sekitar 1 ribu Alim Ulama dan Kyai se-Jawa Barat hadir dan menyatakan sikap mendukung Daniel Mutaqien Syafiuddin untuk bersanding dengan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar 2018. Dalam kesempatan itu dibacakan Deklarasi Buntet mendukung duet Ridwan Kamil-Daniel Muttaqien Syafiuddin.
ADVERTISEMENT
Tuan Rumah sekaligus Penyelenggara Halaqoh KH Fariz Fuad Hasyim menyatakan dukungan berawal dari banyaknya ide dan perjuangan alim ulama yang tidak terakomodasi oleh pemimpin Jawa Barat sebelumnya.
"Dari sisi aqidah, banyak paham Islam yang bisa merusak perjuangan kyai dan ulama dalam memperjuangkan bangsa," ucap Fariz usai pembacaan Deklarasi.
"Kyai harus memberikan aspirasi, punya calon yang punya komitmen penuh pada Islam. Kita lihat sosok Ridwan Kamil yang punya latar belakang pesantren, kemudian Daniel juga. Kita merasa perlu dua tokoh ini disatukan untuk mengakomodir umat Islam," lanjut Fariz.
Fariz mendesak Ridwan Kamil segera menentukan Daniel Mutaqien Syafiuddin sebagai Calon Wakil Gubernurnya. Terlebih, kata dia, sudah ada komitmen keduanya dalam memberdayakan umat Islam.
ADVERTISEMENT
"Kami ingin Kang Emil segera memutuskan calon wagub. Orang yang kompeten untuk bersama beliau, adalah Daniel. Sebenarnya cukup sudah," jelasnya.
Menurut Fariz, dukungan tersebut juga memiliki latar belakang Daniel Mutaqien Syafiuddin. Selama ini komunikasi dan komitmen anggota DPR RI dari Partai Golkar ini sangat bagus dengan kalangan pesantren.
"Kalau ada yang bilang Kang Emil dan Daniel tidak dekat dengan kyai dan pesantren, salah besar. Daniel sering ke Buntet. Ini bukan euforia kyai dan ulama, tetapi kebutuhan," pungkas Fariz
sumber(RMolJabar)