Konten dari Pengguna

Urgensi Kehadiran BEM & BPM di Universitas Terbuka

Dimas Muhammad Erlangga
Soekarnois Mahasiswa Universitas Terbuka Prodi Ilmu Pemerintahan GmnI Komisariat Universitas Terbuka Bandung
9 Februari 2025 11:56 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dimas Muhammad Erlangga tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumen Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Dokumen Pribadi
ADVERTISEMENT
**Mengapa Kehadiran Lembaga BEM dan BPM Menjadi Lebih Penting di Universitas Terbuka?**
ADVERTISEMENT
Kehadiran lembaga-lembaga mahasiswa seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) di lingkungan perguruan tinggi telah lama menjadi bagian integral dari dinamika kehidupan kampus. Di Universitas Terbuka (UT), yang memiliki karakteristik unik sebagai perguruan tinggi jarak jauh, keberadaan BEM dan BPM justru menjadi lebih penting. Artikel ini akan mengulas mengapa lembaga-lembaga ini memiliki peran krusial di UT, dengan merujuk pada teori-teori dari para ahli dan tokoh progresif-revolusioner.
### 1. **Memperkuat Identitas dan Solidaritas Mahasiswa**
Universitas Terbuka, dengan sistem pembelajaran jarak jauh, seringkali dihadapkan pada tantangan dalam membangun ikatan emosional dan solidaritas antar mahasiswa. Menurut Paulo Freire, seorang tokoh pendidikan progresif, pendidikan bukan sekadar transfer pengetahuan, tetapi juga proses pembentukan kesadaran kritis dan solidaritas sosial. Freire menekankan pentingnya dialog dan partisipasi aktif dalam proses pendidikan untuk menciptakan perubahan sosial.
ADVERTISEMENT
Di sinilah BEM dan BPM berperan. Kedua lembaga ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk berinteraksi, berdiskusi, dan bekerja sama dalam berbagai kegiatan. Melalui BEM dan BPM, mahasiswa UT dapat membangun identitas kolektif sebagai bagian dari komunitas akademik, meskipun mereka tidak bertatap muka secara langsung setiap hari. Solidaritas ini penting untuk menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab bersama terhadap kemajuan universitas.
### 2. **Mendorong Partisipasi Aktif dalam Proses Pembelajaran**
Salah satu tantangan utama dalam sistem pendidikan jarak jauh adalah rendahnya tingkat partisipasi aktif mahasiswa. Menurut John Dewey, seorang filsuf pendidikan, pembelajaran yang efektif harus melibatkan partisipasi aktif dari peserta didik. Dewey percaya bahwa pendidikan harus bersifat demokratis dan partisipatif, di mana siswa tidak hanya menjadi penerima pasif pengetahuan, tetapi juga terlibat dalam proses pembentukan pengetahuan.
ADVERTISEMENT
BEM dan BPM dapat menjadi katalisator untuk meningkatkan partisipasi aktif mahasiswa UT. Melalui berbagai program dan inisiatif, seperti diskusi daring, webinar, atau proyek kolaboratif, BEM dan BPM dapat mendorong mahasiswa untuk terlibat lebih dalam dalam proses pembelajaran. Selain itu, kedua lembaga ini juga dapat menjadi saluran bagi mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi dan masukan terkait kurikulum dan metode pembelajaran, sehingga proses pendidikan di UT menjadi lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan mahasiswa.
### 3. **Memperjuangkan Hak dan Kepentingan Mahasiswa**
Di lingkungan pendidikan tinggi, mahasiswa seringkali dihadapkan pada berbagai masalah, mulai dari masalah akademik hingga non-akademik. Di UT, tantangan ini bisa lebih kompleks karena karakteristik pembelajaran jarak jauh yang membutuhkan fleksibilitas dan adaptasi yang tinggi. Menurut Antonio Gramsci, seorang pemikir Marxis, mahasiswa sebagai bagian dari kelompok intelektual organik memiliki peran penting dalam memperjuangkan hak-hak mereka dan menciptakan perubahan sosial.
ADVERTISEMENT
BEM dan BPM berfungsi sebagai representasi resmi mahasiswa dalam memperjuangkan hak dan kepentingan mereka. Kedua lembaga ini dapat menjadi mediator antara mahasiswa dan pihak universitas, memastikan bahwa suara mahasiswa didengar dan dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Misalnya, BEM dan BPM dapat memperjuangkan kebijakan yang lebih fleksibel terkait tenggat waktu tugas atau ujian, atau mengadvokasi peningkatan kualitas layanan pembelajaran daring.
### 4. **Membangun Kepemimpinan dan Keterampilan Organisasi**
Keberadaan BEM dan BPM juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa UT untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan organisasi. Menurut Warren Bennis, seorang ahli kepemimpinan, pengembangan kepemimpinan adalah proses yang melibatkan pembelajaran melalui pengalaman. Bennis menekankan bahwa kepemimpinan bukanlah bakat bawaan, tetapi keterampilan yang dapat dikembangkan melalui praktik dan pengalaman nyata.
ADVERTISEMENT
Di UT, di mana interaksi tatap muka terbatas, BEM dan BPM menjadi platform yang sangat berharga bagi mahasiswa untuk mengasah keterampilan kepemimpinan mereka. Melalui berbagai proyek dan kegiatan, mahasiswa dapat belajar bagaimana mengelola tim, merencanakan strategi, dan memecahkan masalah. Keterampilan ini tidak hanya bermanfaat selama masa studi, tetapi juga menjadi bekal berharga untuk karir dan kehidupan sosial di masa depan.
### 5. **Mendorong Inovasi dan Kreativitas**
Universitas Terbuka, dengan sistem pembelajaran yang fleksibel, sebenarnya memiliki potensi besar untuk menjadi tempat berkembangnya inovasi dan kreativitas. Namun, potensi ini seringkali tidak terwujud karena kurangnya interaksi dan kolaborasi antar mahasiswa. Menurut Mihaly Csikszentmihalyi, seorang psikolog yang terkenal dengan teori "flow", kreativitas seringkali muncul dari interaksi dan kolaborasi antara individu-individu yang memiliki minat dan keahlian yang beragam.
ADVERTISEMENT
BEM dan BPM dapat menjadi wadah untuk mendorong inovasi dan kreativitas di kalangan mahasiswa UT. Melalui berbagai kegiatan seperti kompetisi inovasi, proyek sosial, atau festival budaya, kedua lembaga ini dapat menciptakan ruang bagi mahasiswa untuk berkolaborasi dan mengekspresikan ide-ide kreatif mereka. Hal ini tidak hanya akan memperkaya pengalaman belajar mahasiswa, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan masyarakat secara lebih luas.
### 6. **Mempromosikan Nilai-Nilai Demokrasi dan Keadilan Sosial**
Sebagai lembaga yang dibentuk melalui proses demokratis, BEM dan BPM juga berperan dalam mempromosikan nilai-nilai demokrasi dan keadilan sosial di lingkungan UT. Menurut Noam Chomsky, seorang intelektual dan aktivis progresif, pendidikan harus menjadi alat untuk membangun kesadaran kritis dan mempromosikan keadilan sosial. Chomsky percaya bahwa lembaga-lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab untuk melawan ketidakadilan dan menciptakan masyarakat yang lebih egaliter.
ADVERTISEMENT
Di UT, BEM dan BPM dapat menjadi garda depan dalam mempromosikan nilai-nilai ini. Misalnya, kedua lembaga ini dapat mengadvokasi kebijakan yang lebih inklusif bagi mahasiswa dari latar belakang ekonomi yang berbeda, atau mengkampanyekan isu-isu sosial yang relevan dengan kehidupan mahasiswa. Dengan demikian, BEM dan BPM tidak hanya berfungsi sebagai lembaga mahasiswa, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial.
### Kesimpulan
Kehadiran BEM dan BPM di Universitas Terbuka menjadi semakin penting mengingat karakteristik unik UT sebagai perguruan tinggi jarak jauh. Kedua lembaga ini tidak hanya berfungsi sebagai wadah untuk memperjuangkan hak dan kepentingan mahasiswa, tetapi juga sebagai platform untuk membangun solidaritas, mengembangkan keterampilan kepemimpinan, dan mendorong inovasi. dapat disimpulkan bahwa kehadiran lembaga BEM dan BPM memiliki peran krusial dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih inklusif, demokratis, dan responsif terhadap kebutuhan mahasiswa. Oleh karena itu, dukungan dan penguatan terhadap kedua lembaga ini harus menjadi prioritas bagi seluruh stakeholders di UT.
ADVERTISEMENT