Ini Strategi Banyuwangi Kendalikan Inflasi Jelang Lebaran

Berikopi
Berita ngopi
Konten dari Pengguna
28 Mei 2018 19:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berikopi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ini Strategi Banyuwangi Kendalikan Inflasi Jelang Lebaran
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Banyuwangi - Fenomena kenaikan harga kebutuhan pokok selama Ramadhan khususnya menjelang lebaran, menjadi perhatian serius Pemerintah Banyuwangi, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memimpin langsung rapat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Banyuwangi guna menyiapkan strategi jitu agar ketersediaan dan harga komoditas pangan tetap terjaga.
ADVERTISEMENT
”Ini terus kami pantau dan pastikan suplai bahan pokok tetap terjaga ketersediaannya. Kepada masyarakat, kami minta agar tetap bijaksana dalam melakukan konsumsi, belanja secukupnya sesuai dengan kebutuhan, dan jangan khawatir kehabisan stok,” kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat memimpin rapat TPID Banyuwangi, Senin (28/5/2018).
Rapat lintas sektor itu dihadiri Kepala Bank Indonesia Perwakilan Jember Hestu Wibowo, Kepala BPS Banyuwangi Harsono, Kepala Bulog Sub Divre Banyuwangi David Santosa, Pertamina, Hiswana (Himpunan Wiraswasta Nasional) Migas, dan Pertani.
Anas mengatakan, momen Ramadan dan Lebaran kerap dimanfaatkan oleh para spekulan pasar untuk memainkan harga. Tujuannya tak lain adalah untuk meraup untung yang sebesar-besarnya. Dalam hal ini, tentu saja yang dirugikan adalah masyarakat.
”Salah satu modus memainkan harga adalah dengan membatasi pasokan. Seolah-olah tidak ada barangnya, padahal ada di gudang. Tugas lintas sektor ini untuk memastikan pasokan lancar agar permintaan barang di pasar bisa dipenuhi, sehingga harga terkendali,” papar Anas.
ADVERTISEMENT
”Termasuk jika ada moral hazard (red: resiko moral) misalnya penimbunan barang, tentu kepolisian yang akan bertindak,” imbuh Anas.
Dalam rapat tersebut, BPS dan BI Jember juga memaparkan sejumlah komoditas yang berpotensi mengalami kenaikan harga dan menyebabkan inflasi.
Antara lain daging dan telur ayam ras, bawang merah, emas, tarif angkutan lebaran, hingga cabai.
“Daging ayam dan telur ini berpotensi sekali. Apalagi tahun ini produksinya terbatas akibat kebijakan pelarangan penggunaan antibiotik untuk pakan dengan alasan kesehatan. Untuk itu, kami meminta warga untuk melakukan diversifikasi sumber pangan, masih ada ikan lele, mujair, dan ikan laut yang enak dan sangat bergizi,” jelas Anas.
Ini Strategi Banyuwangi Kendalikan Inflasi Jelang Lebaran (1)
zoom-in-whitePerbesar
Bersama Bulog dan pihak terkait lain, Pemkab Banyuwangi akan menggelar operasi pasar, pengawasan penetapan tarif angkutan, dan program mudik gratis.
ADVERTISEMENT
“Kami juga kan terus sidak pantauan harga di pasar. Bila ada kenaikan, segera kami gerojok. Apalagi Bulog memastikan stok pangan siap banyak di gudangnya,” jelas Anas.
Dalam rapat tersebut dipastikan bahwa stok bahan pangan tersedia dalam jumlah cukup. Seperti beras, cabai, bawang merah, bawang putih, daging sapi, daging ayam dan telur.
Kepala BPS Harsono memaparkan, pada April, inflasi Banyuwangi lebih rendah dibanding Jawa Timur dan nasional sebesar 0,04 persen.
”Kami semua terus berupaya agar inflasi ini terus terjaga, walaupun nanti Mei konsumsi masyarakat terus naik,” kata Harsono.
Kepala BI Jember Hestu Wibowo optimistis daya beli masyarakat Banyuwangi terus tumbuh. Sehingga, kalau pun ada inflasi, daya beli masyarakat masih bisa menjangkaunya.
ADVERTISEMENT
“Tapi kita pastikan inflasi tetap terkendali dengan koordinasi banyak pihak,” ujarnya. (riki)