Apakah Erupsi Gunung Anak Krakatau Ada Kaitannya dengan Erupsi 5 Gunung Lainnya?

Kania Pinasti S
SainsAsyikFGMI
Konten dari Pengguna
13 April 2020 1:14 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kania Pinasti S tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Artspace131/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Artspace131/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Erupsi Gunung Anak Krakatau bukanlah satu-satunya aktivitas vulkanik yang terjadi pada Sabtu (11/4) dini hari. Menurut pemantauan di situs magma.esd.go.id, peningkatan aktivitas vulkanik juga terjadi bersama 5 gunung lain, yaitu Gunung Merapi, Gunung Semeru, Gunung Kerinci, Gunung Ibu, dan Gunung Dukono (Gambar 1).
Gambar 1. Penampakan 6 Gunung Erupsi di Indonesia (sumber: https://magma.esdm.go.id/)
Dengan adanya kasus erupsi 6 gunung di Indonesia ini, tak pelak menimbulkan asumsi di masyarakat jika satu gunung erupsi, maka akan memicu gunung lain untuk erupsi. Keyakinan seperti itu memang sudah menjadi mitos yang kerap kali terdengar.
ADVERTISEMENT
Namun, apakah benar bahwa erupsi gunung api bisa menyebabkan gunung lainnya erupsi juga?
Berdasarkan penjelasan ilmiah dari laman USGS, erupsi gunung berapi dapat mengakibatkan gunung lainnya mengalami peningkatan aktivitas vulkanik, dengan syarat antara gunung satu dan yang lainnya memiliki dapur magma yang sama atau saling tumpang tindih. Hal ini erat kaitannya dengan sistem magma dan sistem hidrotermal gunung berapi.
Dengan begitu, magma yang naik di salah satu gunung dapat mempengaruhi sistem plumbing gunung lainnya. Biarpun begitu, sangat sulit untuk menentukan keterkaitan antara erupsi gunung api yang satu dengan yang lainnya.
Sebagai contoh kasus erupsi yang disebabkan oleh aktivitas vulkanik gunung lain adalah letusan besar Gunung Novarupta di Alaska. Letusan ini kemudian memicu Gunung di dekatnya, yakni Gunung Katmai hingga runtuh, sehingga membentuk kaldera baru (meskipun tidak disertai adanya letusan).
ADVERTISEMENT
Sedangkan untuk kasus Gunung Anak Krakatau, Gunung Merapi, Gunung Semeru, Gunung Kerinci, Gunung Ibu, dan Gunung Dukono merupakan suatu segmen gunung api busur sunda di mana proses vulkanisme dan magmatismenya merupakan produk dari subduksi lempeng Indo-Australia, akan tetapi memiliki ciri khasnya masing-masing dengan sistem kantong magma atau sistem “Plumbing” yang berbeda-beda sehingga mempunyai proses vulkanisme dan proses partial melting masing-masing yang tidak saling berkaitan.
Para ilmuwan berpendapat bahwa gunung api itu sendiri merupakan sebuah bagian dari kompleks gunung berapi yang lebih besar. Di mana, di dalam kompleks tersebut terdiri dari gunung strato vulkanik yang tumpang tindih, celah magma, ventilasi dan hingga kaldera.
Sehingga, dalam kasus semacam itu, satu letusan gunung berapi sebenarnya tidak benar-benar memicu gunung terdekat untuk meletus, melainkan magma bergerak ke berbagai celah lainnya.
ADVERTISEMENT
Kalau nggak saling berkaitan, terus kenapa sampai ada enam gunung yang erupsi di Indonesia?
Secara teori, tidak ada batasan jumlah gunung berapi yang dapat erupsi sekaligus, selain jumlah gunung berapi aktif itu sendiri. Setiap hari, antara 10 dan 20 gunung berapi meletus di suatu tempat di Bumi, dan dapat dibayangkan bahwa jumlah ini kadang-kadang mencapai sekitar 30-50 gunung berapi yang erupsi (di darat). Lebih dari itu hampir belum pernah terjadi baik gunung api di darat maupun bawah laut.
Berkat United States Geological Survey (USGS) dan Smithsonian Institution’s Global Volcanism Program, kita dapat mengetahui sendiri gunung berapi mana yang erupsi saat ini dengan mengakses link https://volcano.si.edu/gvp_currenteruptions.cfm untuk melihat secara konstan daftar gunung erupsi yang diperbarui.
ADVERTISEMENT
Referensi
https://magma.esdm.go.id/ (Diakses 12 April 2020)
https://www.usgs.gov/faqs/can-eruption-one-volcano-trigger-eruption-another-nearby-volcano (Diakses 12 April 2020)