Peran China dalam Konflik Sudan: Intervensi Eksternal untuk Kepentingan Nasional

Kania Prameswati Puryono
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Mulawarman
Konten dari Pengguna
15 April 2024 13:32 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kania Prameswati Puryono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Konflik Sudan yang telah berlangsung selama beberapa dekade ini menjadi arena perselisihan yang rumit di tingkat global. China telah memperkuat posisinya sebagai pemain global yang kuat dengan memainkan peran penting di antara pihak-pihak yang terlibat. Namun, motivasi utama intervensi China di Sudan seringka kali menjadi bahan pertanyaan.
ADVERTISEMENT
Konflik disebabkan oleh adanya perebutan wilayah yang kaya akan sumber daya minyak, Heglig dan Abyei adalah kota ladang minyak yang terletak di perbatasan Sudan dan Sudan Selatan. Keinginan Sudan Selatan untuk memiliki kendali penuh atas industri minyak setelah merdeka tidak akan tercapai sepenuhnya karena fasilitas pengolahan minyak terletak di Sudan Utara. Sudan juga telah mengancam untuk menutup saluran pipa jika tidak ada titik kesepakatan yang adil mengenai pembagian pendapatan dari produksi minyak.
Ilustrasi gambar terjadinya konflik di Sudan (Source: Gencraft AI)
China telah menjalin hubungan yang cukup baik dengan Sudan dan Sudan Selatan sebelum kedua negara itu berkonflik. Ketika konflik antara mereka terjadi, China khawatir akan bergantung pada pasokan minyak dari kedua negara tersebut. Ketika produksi minyak terhenti sementara akibat konflik, China khawatir akan hal tersebut dapat berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
ADVERTISEMENT
China menggunakan soft diplomacy untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan pemerintah Sudan. Strategi yang digunakan China dengan menawarkan bantuan yang diperlukan negara-negara khususnya Sudan, sebagai bentuk bantuan ekonomi dan kemanusiaan. Meskipun China tidak berpartisipasi dalam konflik bersenjata secara langsung, tetapi China telah memberikan dukungan politik dan materi kepada pemerintah Sudan.
lustrasi gambar China melakukan soft diplomacy dengan Sudan (Source: Gencraft AI)
China terlibat dalam konflik antara Sudan dan Sudan Selatan karena kepentingan energinya dalam memenuhi kebutuhan minyaknya. Meskipun bukan satu-satunya sumber minyak bagi China, produksi minyak di Sudan mendapat perhatian khusus karena adanya perusahaan minyak China yang beroperasi di sana. Konflik tersebut mengancam pasokan energi China dan keberadaan perusahaan minyak China di wilayah berkonflik.
Selain itu, China berusaha melindungi kedua kubu dari masalah yang lebih besar, termasuk masalah di tingkat PBB. Kepentingan energi menjadi alasan utama China terlibat dalam konflik ini, dan secara tidak langsung China juga memiliki kepentingan politik di dalamnya, selain dari kepentingan ekonominya.
ADVERTISEMENT
China berharap kedua negara tersebut dapat mencapai perdamaian dan menghormati kedaulatan masing-masing. Kehadiran China di tengah konflik ini menunjukkan sikap netralnya karena China tidak memihak salah satu pihak manapun. selain itu, China juga mengdepankan netralitasinya itu tercerimin dalam perhatian menyediakan bantuan yang diperlukan oleh masing-masing pihak, serta menunjukan keadilan dan sikap menghormati keputusan kedua negara sambil berada di antara keduanya tanpa memihak.