Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Eksplorasi Batu Bara dan Proteksi Keanekaragaman Hayati
20 September 2023 8:09 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ekara Rahmi Susanti MSc tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Batu bara merupakan energi alternatif yang digunakan sebagai bahan bakar. Harga ekonomis menjadi pertimbangan dalam pemanfaatannya bila dibandingkan dengan bahan bakar minyak.
ADVERTISEMENT
Batu bara merupakan hasil tambang tertinggi dalam produksi di Indonesia untuk pemenuhan kebutuhan nasional dan internasional, bila dibandingkan dengan hasil tambang lainnya seperti bauksit, timah, tembaga dan nikel.
Eksplorasi yang berlebihan akan menyebabkan keterbatasan batu bara di alam. Berdasarkan data BPS 2021 bahwa terjadi kenaikan 11% setiap tahun atas produksi dan pemanfaatan batu bara.
Fungsi Hutan Tropis
Kegiatan tambang batu bara di Indonesia terdapat di wilayah Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara dan Papua yang memiliki kondisi hutan hujan tropis. Keberadaan hutan tropis saat ini menjadi terancam oleh aktivitas kegiatan pembukaan penutup lahan, penggalian, proses produksi, pengangkutan pada penambangan batu bara.
Hutan tropis di Indonesia menyimpan beragam jenis flora dan fauna, menyerap dan menyimpan (carbon storages), menghasilkan oksigen, melindungi banjir dan kekeringan, reservoir air tanah, dan menstabilkan kesuburan tanah. Namun. Saat ini banyak permasalahan yang terjadi baik di lingkungan, sosial maupun ekonomi terhadap dampak yang ditimbulkan dari eksplorasi batu bara.
ADVERTISEMENT
Dampak Lingkungan
Eksplorasi batu bara yang berlebihan dari stok cadangan di alam dapat menimbulkan kerusakan lingkungan. Saat ini, bencana alam sering terjadi di wilayah Kalimantan yang dikenal sebagai salah satu paru paru dunia. Kondisi hutan tropis di Kalimantan mengalami perubahan alih fungsi menjadi area tambang batu bara.
Kegiatan penebangan pohon, pembukaan penutup tanah, penggalian dapat kerusakan ekosistem hutan, punahnya keanekaragaman hayati, terganggunya cadangan air tanah dan memicu pelepasan karbon ke udara.
Emisi karbon ke atmosfer dapat menyebabkan kenaikan suhu rata rata di permukaan bumi yang berdampak pada perubahan iklim dan pemanasan global.
Selain itu, sisa bekas lubang tambang yang belum di reklamasi juga menyebabkan dampak lingkungan seperti kebanjiran, longsor dan tercemarnya air tanah menjadi asam di sekitar tambang.
ADVERTISEMENT
Terancamnya Keanekaragaman Hayati
Kerusakan ekosistem hutan dapat mengancam kepunahan satwa dan fauna endemik. Bahkan beberapa dari satwa dan fauna endemik tersebut sudah dalam tingkat kekhawatiran karena populasinya yang terus berkurang setiap tahun.
Berdasarkan laporan International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) bahwa populasi orang utan Sumatra mengalami penurunan sekitar 80% dalam kurun waktu 75 tahun.
Selain itu, harimau Sumatra juga mengalami penurunan populasi diperkirakan tersisa sekitar 300 ekor. Kepunahan satwa dan fauna merupakan dampak lingkungan dari aktivitas industri perkebunan, kehutanan and tambang batu bara.
Pilar keberlanjutan dalam pembangunan melibatkan tiga aspek penting yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan. Sehingga, implementasi kebijakan dari pemerintah pusat dan daerah harus ber-sinergi untuk menjaga dan melindungi lingkungan terhadap kegiatan yang merusak keanekaragaman hayati.
ADVERTISEMENT
Konsistensi dan integritas sangat diperlukan dalam menjalankan kebijakan. Keterlibatan berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk menjaga lingkungan, misalnya dari pelaku bisnis, masyarakat lokal, pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Bangsa yang hebat merupakan bangsa yang dapat menjaga kedaulatan dan kelestarian ekosistem sebagai asset kekayaan alam yang berkelanjutan.