Unggulnya Peradaban Budaya Indonesia bagi Turis Asing

Karbela Adam
juggling at home, work, school
Konten dari Pengguna
21 November 2020 14:55 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Karbela Adam tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Minggu lalu, penulis berbagi pengalaman seru berolahraga dan berkuliner di Houston, Texas. Kali ini penulis ingin berbagi cerita tentang pengalaman mengajak orang Texas untuk menikmati secara langsung wisata dan kuliner khas Indonesia. Penulis berkesempatan mengajak travel blogger dan travel operator asal Texas untuk mengunjungi daerah wisata di Palembang, Tanjung Pinang dan Bintan. Kesan apa saja yang mereka dapatkan dari kunjungan ke Indonesia, ini dia…
Sambutan hangat dari pengajian pondok pesantren Mesjid Al Quran Al Akbar, Palembang. (Sumber: koleksi pribadi)

Peradaban Budaya Arab

ADVERTISEMENT
Kunjungan pertama yaitu ke Pondok Pesantren Al Quran Al Akbar di mana mereka disambut hangat oleh ibu-ibu pengajian yang kebetulan sedang latihan marawis dan berfoto bersama mereka. Selain itu mereka sangat terkesan dengan keramahan masyarakat Al Munawar (Kampung Arab) dan mereka diundang untuk makan siang bersama oleh tokoh masyarakat di kampung Arab tersebut. Mereka juga sempat menikmati kopi khas Palembang, kopi Semendo.
Hidangan dari penduduk Kampung Arab Al Munawar, Palembang (Sumber: koleksi pribadi)
Makan bersama penduduk Kampung Al Munawar, Palembang. (Sumber: koleksi pribadi)
Setelah menikmati hidangan Arab, mereka menyantap dan terkesan dengan wisata kuliner khas Palembang seperti pindang patin yang segar dan martabak di malam harinya. Makanan khas Palembang sangat kaya rempah dan rasa. Selain itu, turis diajak ke pusat kerajinan songket Palembang dan mereka tertarik membeli kain dan selendang khas Palembang untuk oleh-oleh.
Anak-anak Kampung Arab Al Munawar, Palembang mengajak foto bersama. (Sumber: koleksi pribadi)
Setelah terkesan dengan keramahan penduduk di Palembang, para turis diajak ke Tanjung Pinang yang ditempuh melalui Batam dengan jalur udara dan dilanjutkan dengan kapal feri menuju Tanjung Pinang selama 1 jam. Sebagai informasi bahwa perjalanan ke Tanjung Pinang dari Singapore hanya memerlukan waktu sekitar 2 jam dengan kapal feri.
ADVERTISEMENT

Peradaban Budaya Tiongkok dan Melayu

Kebudayaan Kepulauan Riau ini merupakan campuran antara kebudayaan Melayu dan Tiongkok. Kunjungan pertama yaitu ke tempat ibadah Buddha yaitu Vihara 1000 Statue Temple.Pada awalnya tempat ini hanya sebagai tempat beribadah umat Buddha hingga akhirnya dijadikan wisata religi.
1000 Patung Budha dengan berbagai ekspresi jenaka di dalam Vihara sitigarbha Bodhisattva, Tanjung Pinang. (Sumber: koleksi pribadi)
Kunjungan berikutnya yaitu ke Pulau Penyengat yang hanya ditempuh melalui kapal kecil dari Tanjung Pinang selama 10 menit. Pulau ini pada intinya menggambarkan merupakan sejarah Kerajaan Kepulauan Riau. Di Pulau ini, kami mengunjungi Masjid Sultan Riau yang dibangun oleh Sultan Mahmud pada 1803. Menurut sejarahnya Masjid ini dibangun dengan menggunakan campuran putih telur, kapur, pasir dan tanah liat.
Di depan Masjid Sultan Riau yang dibangun oleh Sultan Mahmud pada 1803. (Sumber: koleksi pribadi)
Turis sangat terkesan dengan kunjungan ke Pulau Penyengat ketika berkeliling dengan motor becak di mana lingkungannya sangat bersih, hijau dan sangat cocok untuk relaksasi. Pengunjung dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat setempat bahkan menginap. Selain itu kami juga mengunjungi Makam Raja dan Balai Adat yang digunakan untuk balai pertemuan dan acara perkawinan.
Di dalam Balai Adat berfoto menggunakan pakaian adat lengkap di depan pelaminan. (Sumber: koleksi pribadi)
Kepulauan Riau ini menawarkan tempat wisata yang cocok untuk tempat meditasi selain memiliki Pulau Bintan yang terkenal dengan fasilitas golf and resort serta tempat wisata keluarga lainnya. Turis juga mengunjungi pusat kerajinan batik khas Tanjung Pinang dengan motif siput (gonggong) dan sangat terkesan dengan wisata khas Tanjung Pinang yang terkenal yaitu kuliner seafood yang segar dan jus buah naga yang manis.
ADVERTISEMENT
Selain menikmati wisata dan kuliner Indonesia, para turis terkesan dengan peradaban budaya Arab, Tiongkok dan Melayu di Indonesia. Peradaban budaya inilah yang menghasilkan keanekaragaman kearifan lokal. Keanekaragaman budaya Indonesia ini sama seperti halnya keanekaragaman budaya di Texas dengan penduduk yang berasal dari keturunan America, Vietnam dan Mexico. Kesamaan ini menjadi potensi wisata bagi negara masing-masing dan meningkatkan hubungan budaya antar negara.
Catatan: Kunjungan ini merupakan kerja sama antara KJRI Houston, Pemprov Sumatera Selatan, Pemprov Kepulauan Riau dan maskapai penerbangan Singapore Airlines. Berikut salah satu link liputan turis asing: https://mariaabroad.com/arab-culture-indonesia/