Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Matematika dalam Perkembangan Kecerdasan Teknologi Buatan di Indonesia
11 Februari 2021 10:54 WIB
Tulisan dari Karel Dwinugroho Bowosebua tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada era digital ini, teknologi menjadi salah satu faktor penentu maju atau tidaknya suatu negara. Teknologi diciptakan untuk membantu manusia mencapai hal-hal yang tidak dapat dicapai sendiri oleh manusia, seperti berkomunikasi jarak jauh secara langsung dan mengakses informasi dalam jumlah banyak dalam waktu singkat. Tanpa teknologi, dunia tidak akan makmur seperti pada era digital ini. Terdapat berbagai macam teknologi yang ada pada era digital ini, beberapa di antaranya adalah teknologi komunikasi, medis, arsitektur, edukasi, kecerdasan buatan (artificial intelligence), dan agrikultur. Salah satu teknologi yang sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari manusia pada zaman ini adalah teknologi kecerdasan buatan.
ADVERTISEMENT
Kecerdasan buatan atau artificial intelligence adalah cabang dari ilmu komputer yang melibatkan pengembangan mesin atau program komputer untuk menyelesaikan tugas-tugas yang pada dasarnya membutuhkan kecerdasan manusia. Hal yang menjadi dasar dari kecerdasan buatan yakni pembelajaran mesin atau machine learning yang memungkinkan mesin untuk mempelajari algoritma dari data dan membuat prediksi pada data tanpa memprogram mesin tersebut secara eksplisit. Selain itu, pembelajaran mesin juga berdasarkan suatu ilmu yang lain, yaitu matematika. Oleh karena itu, kecerdasan buatan seluruhnya berdasarkan ilmu matematika sehingga untuk mengembangkan teknologi kecerdasan buatan ini, pembelajaran matematika harus ikut berkembang juga. Dengan demikian, pembelajaran matematika di Indonesia harus dikembangkan untuk mencapai harapan Indonesia maju di masa yang akan datang.
ADVERTISEMENT
Pembelajaran mesin menggunakan alat dari berbagai bidang matematika. Terdapat setidaknya empat bidang matematika yang berperan dalam pembelajaran mesin, yakni statistika, kalkulus dan optimisasi, aljabar linier, dan probabilitas. Pada bidang statistika, ilmu ini digunakan untuk mencari tahu hubungan antara data dan variabel-variabel dalam data tersebut. Salah satu metode dalam statistika adalah metode regresi linier yang digunakan untuk menyimpulkan kecenderungan suatu data. Kalkulus dan optimalisasi digunakan dalam pembelajaran mesin dengan menggunakan suatu algoritma yaitu gradient descent yang digunakan untuk menemukan arah dari steepest descent yang dapat menentukan titik terdalam pada satu grafik data. Setelah ditemukannya titik terdalam tersebut, suatu garis regresi linier dapat ditentukan. Sementara itu, aljabar linier adalah ilmu yang mempelajari tentang vektor dan aturan-aturan untuk memanipulasi vektor yang menjadi dasar dari gradient descent dalam kalkulus. Terakhir, bidang matematika yang berperan penting dalam pembelajaran mesin adalah probabilitas, yakni ilmu yang dapat memberikan informasi tentang seberapa mungkin suatu kejadian dapat terjadi. Keempat bidang matematika yang saling berkaitan ini membentuk dasar dari pembelajaran mesin sehingga untuk dapat ikut berkontribusi dalam perkembangan teknologi kecerdasan buatan, keempat bidang matematika ini harus ditekankan lebih lagi dalam pembelajaran matematika di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Beberapa dari keempat bidang matematika yang digunakan dalam pembelajaran mesin ini dipelajari semasa sekolah, walaupun tidak terlalu didalami. Keempat bidang matematika ini dipelajari lebih lanjut dalam tahap pendidikan selanjutnya, yaitu pada pendidikan tinggi. Namun, mempelajari keempat bidang matematika tersebut pada usia sekolah sudah menjadi pengantar yang baik menuju perkembangan teknologi kecerdasan buatan. Meskipun demikian, pembelajaran matematika secara keseluruhan di Indonesia belum tergolong cukup baik dan memadai untuk perkembangan teknologi ini. Berdasarkan Data Kependudukan, Indonesia diduduki oleh lebih dari 268 juta jiwa per 30 Juni 2020. Dari 268 juta orang, setidaknya lebih dari 4,5 juta orang di antara 7-18 tahun tidak bersekolah. Berdasarkan hasil survei Programme for International Students Assessment (PISA) tahun 2018, kemampuan matematika siswa berusia 15 tahun di Indonesia berada di peringkat ke-7 dari bawah dengan skor 379, jauh di bawah skor rata-rata Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) sebesar 489. Survei ini menunjukkan bahwa kemampuan matematika para siswa di Indonesia cukup buruk, dan hal ini tidak menunjukkan pertanda yang baik bagi masa depan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pendidikan merupakan salah satu bidang yang memegang peranan penting dalam menciptakan generasi-generasi bangsa yang mampu dan cakap ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, salah satu cara untuk memajukan suatu bangsa adalah dengan mendirikan institusi pendidikan yang merata dan memadai agar para siswa dapat dibekali pengetahuan yang dapat digunakan untuk memajukan bangsa Indonesia. Selain itu, pembelajaran matematika juga harus ditekankan guna mempersiapkan Indonesia untuk ikut berpartisipasi dalam menciptakan kecerdasan buatan. Jika pemerintah tidak memerhatikan dan meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di Indonesia, akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk Indonesia menjadi negara maju. Dengan demikian, sudah seharusnya pemerintah memerhatikan dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia agar dapat memberikan dampak yang baik bagi Indonesia, seperti terciptanya kerja sama internasional yang kuat.
ADVERTISEMENT