Mengenal Short Term dan Long Term Memory

Karimah Syifa Aulia
Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya
Konten dari Pengguna
25 November 2022 16:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Karimah Syifa Aulia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Memori Otak (sumber: https://pixabay.com/)
zoom-in-whitePerbesar
Memori Otak (sumber: https://pixabay.com/)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pernahkah kalian lagi menghafal sesuatu tapi beberapa waktu kemudian langsung lupa? Atau sebaliknya, bisa terus mengingat suatu hal dalam jangka waktu yang lama?
ADVERTISEMENT
Nah, istilah tersebut dapat kita sebut dengan short term dan long term memory! Hal ini tidak lepas dari peran otak kita dalam proses penyimpanan informasi atau yang biasa kita sebut juga dengan mengingat. Terdapat informasi yang akhirnya kita lupakan dan terdapat informasi yang dapat bertahan lama tersimpan dalam ingatan kita.
Ternyata, ingatan mempunyai beberapa jenis dan gangguan loh! Penasaran gak sih mengenai jenis-jenis ingatan dan gangguan ingatan tersebut? Atau ingin tahu tips agar dapat menyimpan informasi di otak lebih lama? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!
Short term Memory
Short term memory yang juga dikenal sebagai memori primer atau aktif merupakan informasi yang sedang kita sadari atau pikirkan. Short term memory bersifat singkat dan ketika short term memory tidak dilatih atau dipelihara secara aktif, maka hanya akan bertahan beberapa detik. Short term memory juga memiliki sistem penyimpanan yang terbatas. Jangka waktu short term memory hanyalah 30 detik dengan jumlah item yang dapat diingat antara 5 sampai 9 item, namun pada umumnya adalah 7 item (King, 2014).
ADVERTISEMENT
Waktu simpan item dalam short term memory dapat kita tingkatkan dengan beberapa cara, yakni:
1. Pengelompokan (chunking)
Pengelompokan merupakan metode yang digunakan untuk menambah unit yang dapat diingat pada short term memory dengan mengelompokan item agar dapat diingat sebagai item tunggal (Solso et al., 2008).
Contoh:
Ketika diperintahkan untuk mengingat nomor telepon seperti xxxxxxxxxx, kita akan kesulitan jika melihat item sebagai 12 angka. Maka dari itu, kita bisa mengelompokkan menjadi beberapa bagian seperti xxxx-xxxx-xxxx sehingga kita akan lebih mudah untuk menghafalnya.
2. Pengulangan (repetition)
Dengan cara pengulangan, informasi yang ada pada short term memory bisa bertahan lebih lama dan bahkan tanpa batas waktu. Pengulangan dapat dilakukan dengan lisan maupun visual.
ADVERTISEMENT
Contoh:
Ketika kita harus menghafal materi pelajaran untuk ujian, kita akan lebih sulit menghafal jika yang kita lakukan hanyalah membaca materi. Maka dari itu, kita bisa menggunakan flashcard atau mengucapkan kalimat dari materi berulang kali untuk mempermudah proses menghafal.
Gangguan pada Short term Memory
Ketika seseorang mengalami gangguan short term memory, ia mengingat kejadian beberapa puluh tahun yang lalu, tetapi tidak mampu mengingat detail yang terjadi 20 menit sebelumnya.
Terdapat sejumlah penyebab hilangnya short term memory, beberapa di antaranya merupakan akibat dari kondisi medis dan lainnya dikaitkan dengan cedera atau pengaruh luar. Trauma, aneurisma, tumor otak, stroke, menjadi jenis penyakit yang menyebabkan hilangnya short term memory.
Ketika menguji segala jenis kehilangan ingatan, dokter akan melihat riwayat medis dan mungkin mengajukan beberapa pertanyaan untuk menguji ingatan kamu. Pemeriksaan lain yang mungkin dilakukan adalah pengujian kognitif untuk memeriksa status mental dan kemampuan berpikir. Dokter juga merekomendasikan tes darah untuk mengetahui kadar vitamin B-12 dan penyakit tiroid.
ADVERTISEMENT
Bergantung pada hasilnya, tes lain mungkin termasuk MRI atau CT Scan kepala dan EEG untuk mengukur aktivitas listrik di otak. Angiografi otak mungkin diperlukan untuk memeriksa aliran darah ke dan dari otak. Jika penyebab gangguan short term memory karena traumatis, dokter psikolog dapat membantu.
Long term Memory
Long term memory merupakan tipe ingatan yang dapat menyimpan informasi dengan jumlah yang sangat banyak dan cenderung menetap secara permanen. Jika kita dapat mengingat sesuatu hal atau kejadian yang terjadi lebih dari sekedar beberapa saat yang lalu baik itu terjadi beberapa jam yang lalu atau dekade sebelumnya, maka itu adalah long term memory. Long term memory sering di luar pikiran sadar. Informasi ini sebagian besar di luar kesadaran kita, tetapi dapat dipanggil ke dalam memori kerja untuk digunakan bila diperlukan (recall). Suatu informasi dapat masuk ke dalam long term memory ketika informasi tersebut sering digunakan dan memiliki makna (Mohs, 2007).
ADVERTISEMENT
Long term memory terbagi menjadi dua jenis, yakni:
1. Memori eksplisit (deklaratif)
Informasi yang secara sadar dikumpulkan untuk kemudian dapat dikomunikasikan. Contoh: Kamu membaca postingan kumparan mengenai short term dan long term memory yang kemudian kamu bisa ceritakan kembali pada temanmu. Memori ini terdiri dari memori episodic (bersifat autobiografi) dan semantic (pengetahuan mengenai dunia).
2. Memori implisit (non deklaratif)
Perilaku yang dipengaruhi oleh pengalaman terdahulu. Memori ini terdiri dari procedural memory (ingatan mengenai keahlian), pengkondisian klasik, dan priming.
Gangguan pada Long term Memory
Hilangnya long term memory merupakan ketika kamu kesulitan mengingat informasi yang telah berlalu dalam waktu yang cukup lama. Ini banyak terjadi pada sebagian besar orang seiring dengan bertambahnya usia, yang artinya adalah proses yang normal dari penuaan.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, hilangnya long term memory juga bisa menjadi tanda masalah yang lebih serius, seperti demensia. Penyebabnya pun bermacam-macam, bisa karena stres, depresi, kurang asupan vitamin B-12, obat-obatan, hingga hidrosefalus. Gejala yang muncul berupa lupa kata-kata yang sifatnya umum digunakan, membutuhkan waktu lebih lama untuk mengerjakan tugas, perubahan perilaku dan suasana hati.
Diagnosis untuk gangguan long term memory umumnya tidak jauh berbeda dengan short term. Begitu pun dalam hal pengobatannya, dilakukan berdasarkan hal yang menjadi penyebab terjadi hilangnya long term memory ini.
Karimah Syifa Aulia, mahasiswa psikologi Universitas Brawijaya
Referensi
King, L. A. (2014). Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif. Salemba Humanika
Mohs, R. C. (2020). How Human Memory Works. HowStuffWorks. https://science.howstuffworks.com/life/inside-the-mind/human-brain/human-memory.htm
ADVERTISEMENT
Solso R.L., Maclin, O. H., & Maclin, M. K. (2008). Psikologi Kognitif (Edisi Kedelapan). Erlangga
Halodoc, R. (2019, March 21). Beberapa orang mengalami gangguan memori jangka pendek, beberapa lainnya jangka panjang. Ini perbedaan di anta. Halodoc. https://www.halodoc.com/artikel/gangguan-memori-jangka-pendek-dan-jangka-panjang-apa-bedanya