Konten dari Pengguna

Earth Hour: Bersama Kita Lestarikan Bumi

Karina Adisty Iqwan
Diplomat Muda belajar menulis
24 Maret 2018 6:10 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Karina Adisty Iqwan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Earth Hour: Bersama Kita Lestarikan Bumi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Earth Hour 2018 #connect2earth (Foto: Google Image)
Beberapa hari belakangan ini, berbagai platform media ramai membahas Earth Hour 2018 yang mengusung tema #connect2earth.
ADVERTISEMENT
Ya, Earth Hour tahun 2018 akan diperingati di seluruh dunia pada malam hari ini, Sabtu (24/03) pukul 20:30 hingga pukul 21:30 waktu setempat. Selama satu jam tersebut dunia akan serentak melakukan pemadaman terhadap lampu penerangan yang tidak diperlukan.
Awalnya, Earth Hour pertama kali dilakukan di kota Sydney, Australia, pada tanggal 31 Maret 2007. Di hari itu, sekitar 2 juta partisipan, baik individu maupun organisasi secara bersamaan memadamkan lampu penerangan yang tidak diperlukan selama satu jam, termasuk pada dekorasi bangunan yang menjadi ikon kota Sydney, seperti Opera House dan Harbour Bridge.
Gerakan ini kontan menjadi perbincangan dunia.
Gagasan revolusioner tersebut merupakan simbol yang mengingatkan tentang ancaman perubahan iklim serta degradasi lingkungan. Pada saat bersamaan, gerakan ini juga menyiratkan komitmen untuk berkontribusi pada langkah aksi global dalam mengatasi tantangan tersebut.
ADVERTISEMENT
Sejak itu, Earth Hour menjadi inisiatif yang diterima secara global dan terus diperingati di berbagai belahan dunia hingga saat ini.
Dalam perkembangannya, dukungan terhadap gerakan Earth Hour datang dari beragam latar belakang, mulai dari individu di tataran grassroot, hingga civil society, kalangan bisnis dan pemerintahan, global influencer, artis kenamaan, dan tentunya pemimpin dunia.
Hingga kini, berbagai ikon di berbagai kota di dunia tercatat telah berpartisipasi dalam Earth Hour diantaranya Menara Eiffel di Perancis, Empire State Building dan Golden Gate Bridge di Amerika Serikat, Colosseum di Italia, serta Candi Borobudur dan Candi Prambanan di Indonesia.
Menurut catatan, Earth Hour 2018 akan didukung oleh sedikitnya 180 negara di dunia.
Indonesia tentu turut aktif. Setidaknya 60 kota di Indonesia akan ikut dalam Earth Hour malam ini, termasuk Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, gedung-gedung perkantoran, hotel dan pusat perbelanjaan, serta masyarakat umum yang tergabung dalam berbagai komunitas.
ADVERTISEMENT
Selain itu, 13 bandara dalam naungan PT. Angkasa Pura I juga akan berpartisipasi, diantaranya di Denpasar, Makassar, Mataram, Solo, Surabaya, Balikpapan, Banjarmasin, Ambon, Manado dan Biak.
Tidak mau kalah, untuk pertama kalinya Stadion Utama Gelora Bung Karno pun akan memadamkan lampunya pada Earth Our malam nanti.
Terlepas dari bentuk peringatannya, patut kita resapi bahwa Earth Hour bukanlah semata gerakan pemadaman lampu, apalagi hanya euphoria sesaat.
Momentum ini selayaknya kita manfaatkan untuk berefleksi dan memantapkan hati untuk turut membawa perubahan demi kelestarian bumi, sekaligus sebuah titik balik untuk lebih mencintai bumi.
Hal ini sangat penting untuk direnungkan. Karena pada akhirnya perilaku kita terhadap bumi hari ini akan menentukan “rumah” seperti apa yang akan kita wariskan kepada anak cucu kita kelak.
Earth Hour: Bersama Kita Lestarikan Bumi (1)
zoom-in-whitePerbesar
Mari Cintai Bumi (Foto:Pexels.com)
ADVERTISEMENT