Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
MasterChef, Rendang, dan Diplomasi Kuliner
8 April 2018 19:30 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari Karina Adisty Iqwan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu acara Masterchef UK dihebohkan oleh komentar salah satu jurinya, Gregg Wallace, saat menilai masakan rendang ayam milik kontestan asal Malaysia, Zaleha Kadir Olpin, tidak renyah.
ADVERTISEMENT
Kala itu, sang kontestan menyajikan hidangan nasi lemak, dengan rendang ayam sebagai salah satu lauknya.
Seketika komentar sang juri menjadi viral, khususnya di kawasan Asia Tenggara yakni Malaysia, Indonesia, Singapura dan Brunei Darussalam.
Netizen ramai-ramai berkomentar bahwa rendang ayam tidak pernah dimasak renyah dan oleh karenanya mempertanyakan kredibilitas Gregg Wallace sebagai koki handal. Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, pun turut bercuit di akun Twitter-nya.
Menurut Pakar kuliner sekaligus chef senior Indonesia, William Wongso, rendang adalah merandang daging hingga warna berubah (gosong) karena karamelisasi santan kental dan bumbu. Dalam bahasa Inggris, rendang a la Indonesia disebut Western Sumatera Caramelize Beef Curry.
Insiden "Rendangate" ini menjadi menarik karena ternyata mampu "mempersatukan" suara Asia Tenggara. Jika kita masih ingat, beberapa tahun lalu, masyarakat Indonesia dan Malaysia sempat beradu klaim atas rendang sebagai hidangan nasionalnya.
ADVERTISEMENT
Uniknya lagi, insiden ini seketika mengarahkan perhatian publik internasional kepada rendang. Tingginya respon netizen secara internasional dan keterlibatan celebrity chef didalamnya membuat insiden ini diliput oleh beragam media, khususnya infotainment, di Inggis.
Tentu saja 'Rendangate' ini akan meningkatkan curiosity publik internasional, termasuk pakar kuliner Barat, mengenai komposisi dan identitas rendang.
Terlepas dari racikan bumbu dan cara memasaknya, kehadiran kontestan asal Malaysia, telah memperkuat image rendang sebagai sajian khas Malaysia. Hal ini tentu membawa pengaruh positif bagi upaya diplomasi kuliner Malaysia.
Berkaca dari kesuksesan Thailand dan Jepang, "kedekatan" masyarakat internasional terhadap kuliner Thailand dan Jepang tidak hanya memperkuat citra kedua negara tersebut di bidang kebudayaan, tetapi juga membawa kontribusi yang sangat besar dalam hal ekspor bahan makanan.
ADVERTISEMENT
Untuk itulah, hingga saat ini Indonesia terus berupaya kuat untuk mempromosikan hidangan Indonesia di secara internasional. Potensi kuliner Indonesia senantiasa ditampilkan pada berbagai kesempatan, baik itu yang bersifat social gathering maupun forum-forum promosi ekonomi dan budaya.
Ke depannya, mungkin Indonesia perlu mulai gencar menampilkan jagoan-jagoan kuliner Indonesia untuk tampil di acara-acara sekelas Masterchef di kawasan Amerika maupun Eropa. Audience share yang luas dari acara tersebut tentu akan memberikan kesempatan bagi kontentan Indonesia untuk menampilkan ragam hidangan khas Indonesia kepada masyarakat dunia.