Konten dari Pengguna

Mengenal Hikayat Putri Bungsu, Manuskrip Asal Aceh yang Melegenda

Karina Adishakti
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
23 Oktober 2022 14:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Karina Adishakti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hikayat merupakan prosa yang dibuat ke dalam bentuk bait, bersajak, dan berirama. Perkembangan hikayat khususnya di Aceh dilakukan melalui proses bercerita yang disampaikan oleh masyarakat zaman dahulu, uniknya proses penyebarluasan hikayat ini dilakukan secara lisan atau dari mulut ke mulut. Seiring dengan perkembangan sastra tulis, sekitar abad ke-8 hikayat mulai dituliskan dan hingga sekarang ini manuskripnya masih dapat kita baca serta dapat dijadikan bahan untuk pembelajaran. Hikayat asal Aceh yang masih cukup melegenda sampai saat ini adalah Hikayat Putri Bungsu.
Gambar oleh Lwcy dari Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Gambar oleh Lwcy dari Pixabay
Hikayat Putri Bungsu merupakan naskah manuskrip yang berasal dari Aceh dan sekarang ini dapat di akses secara gratis melalui laman digital British Library dengan kode naskah EAP329-6-18. Naskah ini tidak memiliki sampul depan dan menggunakan kertas Eropa dengan watermark tiga bulan sabit 1725. Hikayat Putri Bungsu tidak disertai dengan nomor halaman, tetapi hanya dilengkapi dengan penggunaan kata kunci yang terletak di bagian bawah teksnya. Naskah ditulis tangan dengan tinta hitam, namun sayangnya halaman pertama dan terakhirnya telah hilang. Kondisi fisik pada naskah ini sudah rusak akibat serangga dan bekas air, namun masih bisa dibaca karena sebagian besar kerusakan terletak di bagian bawah naskah. Sebagai bentuk pelestarian manuskrip Indonesia, saat ini sudah terdapat buku alih aksara dan alih bahasa yang diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional Indonesia dan bisa diperoleh secara gratis.
ADVERTISEMENT
Hikayat Putri Bungsu ini sebenarnya merupakan tema pertama yang ada di naskah dan tema selanjutnya mengangkat kisah Malem Diwa. Pasti sudah tidak asing lagi ketika mendengar cerita tentang seorang pria yang bertemu dengan bidadari. Hampir mirip dengan cerita Jaka Tarub dan Nawang Wulan serta cerita Awang Sukma dan Telaga Bidadari. Malem Diwa merupakan seorang anak laki-laki dari Raja Tambok dan Putroe Sibawa, yang pada saat itu kebetulan sedang menuju hulu sungai dan menemui kolam tempat mandi Putri Bungsu beserta saudaranya yang turun dari kayangan. Malem Diwa mencuri pakaian terbang milik Putri Bungsu sehingga ia tidak bisa kembali ke kayangan dan Malem Diwa memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menikahi Putri Bungsu.
Hikayat Putri Bungsu ini diawali dengan cerita kehidupan rumah tangga Putri Bungsu muda dan Malem Diwa. Mereka memiliki seorang anak bernama Ahmad Muda. Dalam kesehariannya, Putri Bungsu mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci pakaian, merajut sutra, hingga memasak. Kedua tokoh ini sangat dihormati dan dicintai oleh rakyat, hal ini karena sosok Malem Diwa dikenal dengan sebutan bunga Jeumpa lantaran ia berwibawa dan setia.
ADVERTISEMENT
Ahmad Muda seorang anak yang aktif dan sering membuat keributan di istana, suatu ketika ia pergi ke dapur hingga menemukan kain terbang milik ibunya. Putri Bungsu yang melihat pun terkejut dan langsung mengambilnya. Setelah menemukan kain terbang miliknya, perangai Putri Bungsu mulai berubah dan sebagai bentuk kekecewaannya terhadap sang suami, ia memutuskan untuk kembali terbang ke negeri kayangan meninggalkan Malem Diwa dan anaknya.
Berbagai cara telah dilakukan oleh Malem Diwa untuk membuat Putri Bungsu kembali lagi ke istana. Hingga akhirnya Malem Diwa bangkit dari kesedihan dan melakukan perjalanan jauh, di dalam perjalanan yang dilakukannya itu Malem Diwa banyak menolong mereka yang kesusahan dan melalui berbagai kejadian dan tragedi. Malem Diwa pergi menemui Siti Zalikha untuk memberitahukan niatnya ingin berperang melawan negara yang dipimpin oleh Ratu Laila. Peperangan itu terjadi lantaran ia ingin bertemu dengan Putri Bungsu, dalam perjalanan Malem Diwa banyak mendapatkan pertolongan dari Tuhan dan juga dari mereka yang telah ditolong oleh Malem Diwa saat melakukan perjalanan sebelumnya. Sampai akhirnya Malem Diwa dinikahkan secara sah dengan Putri Bungsu sehingga dapat hidup bersama selamanya.
ADVERTISEMENT
Hikayat Putri Bungsu ini mengisahkan pelajaran tentang kehidupan bahwa segala hal yang didapatkan dengan cara yang tidak benar seperti mencuri dan berbohong akan berakhir dengan tragis. Namun apabila mengawali dengan niat, ikhlas, dan didapatkan dengan cara yang benar maka akan mendapatkan akhir yang membahagiakan. Naskah ini menyelipkan nilai spiritual yang disampaikan secara eksplisit melalui tingkah laku dan cerita para tokohnya.