Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Etika Komunikasi Jejaring Sosial Generasi Milenial dalam Media Sosial
3 April 2021 7:19 WIB
Tulisan dari Tim Karja tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Opini ditulis oleh Nadia Lisna Dewi - Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman Samarinda
ADVERTISEMENT
Komunikasi adalah aktivitas yang sangat penting bagi manusia. Komunikasi merupakan hal yang paling utama bagi manusia untuk dapat saling berineraksi satu dengan yang lainnya.
ADVERTISEMENT
Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman, kini perkembangan teknologi internet sudah sangat pesat. Internet sendiri telah menyatukan orang-orang dari berbagai belahan dunia ke dalam sebuah sistem yang sangat besar dan tanpa batas.
Internet juga telah mengubah cara manusia untuk terhubung dan berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Dengan Internet, orang juga bisa mendengarkan musik, live streaming, menonton film, membaca teks, mendengarkan radio dan sebagainya.
Internet merupakan sebuah ruang publik dimana orang-orang bisa saling berhubungan, melakukan diskusi dan pertukaran simbol pesan, serta mengontrol perilaku orang lain.
Internet bukan hanya menciptakan suatu kebutuhan baru pada orang-orang, namun juga turut melahirkan bentuk generasi yang baru. Tingginya tren penggunaan internet di dunia tidak dapat dipisahkan dari generasi milenial.
ADVERTISEMENT
Karena, mereka mampu menguasai berbagai aplikasi, mereka juga memiliki lebih dari satu perangkat mobile yang menghubungkan mereka dengan internet.
Generasi milenial merupakan generasi yang suka akan kebebasan. Mereka juga tidak ingin terikat dalam pengekangan. Mereka merasa sangat yakin akan kemampuannya untuk menentukan masa depan.
Kehadiran media sosial juga menjadi salah satu faktor pengaruh tingginya konsumsi internet di kalangan generasi milenial. Media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, Tiktok, Path, Youtube, Whatsapp, Telegram dan lain sebagainya telah menjadi sarana bagi generasi milenial untuk menjalin dan mengembangkan pertemanan mereka serta saling berbagi minat sesama jejaring.
Media sosial sangat berpengaruh terhadap kepribadian generasi milenial atau bisa terbilang masih remaja. Mereka juga dapat mengakses media sosial selama kurang lebih 24 jam dalam sehari, dan 7 hari dalam sepekan.
ADVERTISEMENT
Kecenderungan beraktivitas di jejaring sosial tersebut menimbulkan kecemasan dikarenakan generasi milenial dianggap lebih narsistik terhadap penampilan mereka saat beraktivitas di media sosial.
Media sosial menjelma menjadi buku diary online dimana pengguna menumpahkan segala hal yang berkaitan dengan keseharian mereka. Tidak sedikit pula yang menaruh profile picture ataupun hal lainnya yang terkadang bisa 100 persen berbeda dengan realitanya.
Situs jejaring sosial telah memberikan makna baru dalam berkomunikasi dan hubungan manusia. Melalui situs jejaring sosial, kita juga dapat mencari teman masa kecil yang telah lama tidak bertemu.
Situs jejaring sosial juga memungkinkan kita untuk mengikuti berbagai informasi terkini seputar tokoh politik, tokoh publik, atau teman-teman kita. Potensi besar yang dimiliki oleh situs jejaring sosial tidak hanya bermanfaat dalam menghubungkan manusia, melainkan dengan mendorong terbukanya peluang kerja baru.
ADVERTISEMENT
Mereka yang dapat memanfaatkan potensi besar situs jejaring media sosial telah mendapatkan penghasilan yang besar dari akun-akun media sosial mereka. Maka tidak heran juga banyaknya muncul Selebgram (artis di Instagram) atau Youtuber (pengguna aktual Youtube) menjadi fenomena yang menggiurkan banyak orang.
Melalui akun media sosial, mereka tidak hanya terkenal tetapi juga dapat menghasilkan uang dalam jumlah yang sangat banyak melalui iklan atau endorsement.
Tren dari perkembangan zaman dan teknologi ini dalam proses komunikasi di media sosial terlihat begitu mudah, tetapi ternyata sebenarnya banyak juga terjadinya permasalahan komunikasi yang dialami di dalam media sosial.
Permasalahan tersebut dialami karena penggunananya yang tidak mempunyai etika dalam berkomunikasi sehingga memiliki dampak yang besar terhadap orang lain pada saat berinterksi di media sosial.
ADVERTISEMENT
Karena media sosial bersiat umum, luas, dapat dilihat oleh banyak orang. Jika kita mempunyai media sosial berarti juga kita harus siap dengan faktor eksternal yang mungkin tidak ingin kita ketahui dan lihat dari orang lain yang ternyata dapat berdampak besar terhadap diri kita sendiri ataupun orang lain.
Contoh pengguna media sosial yang tidak mempunyai etika adalah dengan cara mencaci maki, provokator, menghakimi orang lain dan yang lainnya. Disini sangat terlihat jelas bahwa banyak terjadi krisis dalam etika berkomunikasi melalui media sosial.
Media sosial sebaiknya dapat menjadi proses komunikasi atau dialog yang sehat antar penggunanya agar terwujudnya keharmonisan. Maka tidak heran jika media sosial sangat lekat dengan hal-hal berkaitan dengan pelanggaran etika, moral, dan nilai-nilai spiritual yang bersifat universal.
ADVERTISEMENT
Media sosial pada dasarnya dibuat untuk dapat memberikan ruang sekaligus menjadi platform yang rasional. Maka dari itu standar etika berkomunikasi dalam penggunaan media sosial harus dimiliki oleh seseorang yang ingin mempunyai media sosial tersebut agar komunikasi dapat berjalan dengan baik dan efektif.
Apapun yang saat ini berkembang di media sosial penyampaian pesan, diskusi, perbedaan pendapat mengenai politik, dan lain-lain yang menjadi sedemikan rupa dengan mengabaikan etika dalam berkomunikasi yang baik dan benar.
Pada prinsipnya, praktik etika dalam berkomuniksi di ruang publik secara langsung maupun tidak langsung seharusnya setiap pengguna memiliki kemampuan atas pengendalian diri, kedewasaan dalam bersikap serta tanggung jawab atas segala ucapan yang dia sampaikan di media sosial.
Banyak oknum-oknum yang menyalahgunakan fungsi dari terbentuknya media sosial itu sendiri demi untuk memuaskan hasrat amarah, kebencian kepada orang lain. Sebagai pengguna aktif media sosial, generasi milenial perlu menyadari bahwa sistem jaringan sosial dalam internet dan media sosial sama dengan sistem sosial di kehidupan nyata.
ADVERTISEMENT
Kebebasan yang ada di internet dan media sosial bukanlah kebebasan yang tak terbatas. Interaksi di Internet dibatasi oleh nilai, norma, dan aturan kemanusiaan lainnya.
“Karja, we share creative and up to date content for millennials and gen Z in Indonesia.”