3 Manfaat Berpikir Realistis agar Hidup Jadi Lebih Menyenangkan

Konten Media Partner
26 Juni 2020 10:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi berpikir | Foto: Pexels/Andrea Piacquadio
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi berpikir | Foto: Pexels/Andrea Piacquadio
ADVERTISEMENT
Jika membaca kutipan yang terdapat di media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter, dan lain sebagainya, maka kita akan menemukan banyak anjuran untuk menjadi optimis. Hindari menjadi sosok yang pesimis, menjadi optimis adalah jalan menuju kesuksesan dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Terkadang orang-orang melupakan bahwa di antara optimis dan pesimis terdapat satu cara lagi untuk berpikir dan bersikap, yaitu realistis. Banyak orang menganggap bahwa berpikir optimis adalah yang terbaik, namun ternyata berpikir realistis juga membawa banyak manfaat lho.
Berikut ini adalah beberapa manfaat dari berpikir secara realistis. Yuk, disimak!
1. Tidak banyak mau
Ilustrasi bahagia | Foto: Pexels/Howapicx Photos
Menjadi seorang yang realistis menjadikan kita seorang yang tidak memiliki banyak keinginan. Tidak memiliki banyak keinginan bukan berarti kita seperti orang yang hidup segan mati tak mau, Sobat.
Kita tetap punya keinginan, hanya saja keinginan tersebut tidaklah muluk dan ketinggian. Keinginan yang ada juga berada dalam batas wajar yang masih bisa dicapai oleh kemampuan manusia.
Kita akan menjadi sosok yang lebih sederhana dan mengalir dengan kehidupan yang ada. Kita tetap berpikir apakah keinginan yang diinginkan itu mungkin dicapai atau tidak dengan keadaan yang sekarang terjadi.
ADVERTISEMENT
2. Kecewa yang sewajarnya
Ilustrasi rileks | Foto: Pexels/Alan Retratos
Rasa kecewa yang kita rasakan pun juga akan sewajarnya saja. Tidak terlalu menghantui dan membuat kita terpuruk berhari-hari seperti apa yang terjadi pada orang yang terlalu optimis.
Hal ini dikarenakan keinginan yang kita miliki dan tetapkan untuk diraih juga tidak terlalu muluk serta berada dalam batas wajar, jadi jika tidak tercapai pun kita bisa menerimanya dengan lapang dada. Kita sadar bahwa kita sudah berusaha sebaik yang kita bisa, dan jika gagal maka mungkin hal itulah yang seharusnya terjadi.
Kita bisa menjadikan kesalahan tersebut sebagai sebuah pelajaran agar tidak terjadi kesalahan yang sama ke depannya. Rasa kecewa yang sewajarnya membuat sosok realistis ini menjadi lebih jernih dalam berpikir sehingga mereka bisa lebih cepat menerima keadaan yang terjadi.
ADVERTISEMENT
3. Lebih logis dan bijak
Ilustrasi tersenyum | Foto: Pexels/Lina Kivaka
Menjadi sosok yang realistis membuat kita berpikir dengan lebih logis dan juga bijaksana. Berbeda dengan si optimis yang mempertimbangkan masa depan dan pesimis yang mempertimbangkan masa lalu.
Seorang yang realistis cenderung mempertimbangkan segala sesuatu berdasarkan kenyataan yang ada di depan mata. Karena yang dipertimbangkan adalah masa sekarang, keputusan yang dibuat si realistis ini akan menjadi lebih bijaksana dan relevan dengan kondisi yang ada.
Membuat keputusan yang diambil jadi lebih mudah diterapkan, baik oleh diri sendiri maupun juga orang lain. Bagi si realistis, masa lalu ada untuk dijadikan pelajaran dan membuat masa depan menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.
Kalau kalian masuk dalam tim yang mana nih, Sobat? Apakah tim optimis, tim pesimis atau justru tim realistis?
ADVERTISEMENT
#terusberkarya
Karja, we share creative and up to date content (entrepreneurship, inspiration, and social issues) for Indonesia’s millennials. Support and follow us on kumparan (click here) and Instagram (click here).