Konten Media Partner

3 Mitos Perayaan Imlek yang Mesti Kamu Tahu

23 Januari 2020 9:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mitos seputar perayaan Imlek | Photo by Pexels/Sindhu wijaya
zoom-in-whitePerbesar
Mitos seputar perayaan Imlek | Photo by Pexels/Sindhu wijaya
ADVERTISEMENT
Dalam merayakan hari raya, biasanya selalu ada mitos-mitos yang berkembang di masyarakat mengenai hari raya tersebut. Tidak terkecuali dengan Hari Raya Imlek yang tentunya memiliki mitos yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi.
ADVERTISEMENT
Terkadang, munculnya mitos tersebut bukanlah untuk suatu hal yang tidak masuk akal atau di luar nalar. Namun, biasanya ada maksud dan pesan tersembunyi di balik mitos-mitos. Mitos tersebut juga biasanya ada untuk mengingatkan manusia tentang kehidupan bahkan melindungi dari bahaya.
Kira-kira, mitos apa saja sih yang ada di perayaan Imlek? Yuk, simak rangkuman Karja di bawah ini!
Dilarang beres-beres dan bersih-bersih | Photo by Unsplash/Daniel von Appen
Mitos yang satu ini mungkin dikenal oleh banyak etnis Tionghoa, baik yang tua maupun muda. Memang di Hari Raya Imlek, seseorang tidak diperbolehkan untuk beres-beres alias membersikan rumahnya. Hal ini dipercaya, ketika kalian menyapu maka rejeki dan kesuksesan akan tersapu pula.
Tidak hanya itu, di hari pertama tahun baru Imlek seseorang dilarang keramas atau mencuci rambut. Keramas juga dianggap akan membersihkan segala kesuksesan dan rejeki di tahun tersebut dengan rambut yang basah.
ADVERTISEMENT
Dulu, mitos ini begitu dituruti oleh masyarakat Tionghoa. Namun, seiring berjalannya waktu, mitos ini pun tidak begitu dipercayai lagi. Karena walau ternyata hal tersebut dilakukan, juga tidak membawa dampak negatif.
Apabila dipikirkan lebih lanjut, mungkin tujuan diberikan mitos ini adalah supaya kalian tidak kelelahan karena harus membersihkan rumah. Kalian jadi memiliki waktu lebih untuk berkumpul bersama dengan keluarga kalian di Hari Raya Imlek.
Jangan mengucapkan kalimat bernada negatif | Photo by Pexels/freestocks.org
Pengucapan kalimat negatif di Hari Raya Imlek sangat dilarang keras oleh masyarakat etnis Tionghoa. Karena menurut mereka, mengucapkan kalimat bernada negatif seperti mati, sakit dan sebagainya, akan membawa kerugian dan malapetaka sepanjang tahun bagi yag mengucapkannya.
Selain itu, marah-marah kepada orang di Hari Raya Imlek juga dianggap akan mendatangkan kutukan dan malapetaka bagi orang yang marah tersebut. Hal ini rasanya merupakan hal yang masuk akal ketika kita dilarang mengucapkan kalimat negatif saat hari tahun baru.
ADVERTISEMENT
Siapa, sih, yang ingin memulai tahun barunya dengan berbagai macam perkataan negatif? Apalagi jika sampai terbawa emosi dan marah-marah. Oleh karena itu, mitos ini muncul dan diceritakan secara turun temurun agar membantu kita untuk mengontrol perkataan dan emosi. Sehingga di hari perayaan tersebut dapat tercipta suasana yang menyenangkan serta hubungan dengan saudara tetap terjalin dengan baik.
Mitos ini jelas membantu seseorang untuk selalu aman di hari raya Imlek dengan menghindari aneka benda tajam | Photo by Pexels/Nick Demou
Di Hari Raya Imlek, penggunaan benda tajam sangat dilarang. Terutama penggunaan jarum, gunting, pisau, atau benda apa pun yang berujung tajam dan berpotensi melukai. Dipercaya bahwa ketika seseorang melihat darah di tahun baru yang terjadi karena tertusuk benda tajam, hal tersebut akan mendatangkan malapetaka dan kecelakaan bagi orang tersebut.
ADVERTISEMENT
#terusberkarya
Jangan lupa follow Karja di Instagram (@karjaid) dan klik tombol 'IKUTI' di kumparan.com/karjaid untuk mendukung dan mengikuti konten menarik seputar entrepreneurship, kisah inspiratif, karya anak bangsa, dan isu sosial seputar milenial ya, Sobat!