7 Stereotip Negatif Jurusan Kuliah yang Sering Dialami Mahasiswa

Konten Media Partner
31 Januari 2020 9:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Stereotip berbagai jurusan kuliah yang sering dialami mahasiswa | Photo by Unsplash/Vasily Koloda
zoom-in-whitePerbesar
Stereotip berbagai jurusan kuliah yang sering dialami mahasiswa | Photo by Unsplash/Vasily Koloda
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menjadi seorang mahasiswa adalah impian banyak pelajar SMA. Memilih jurusan kuliah pun tentu menjadi hal yang krusial bagi para murid SMA. Dalam memilih jurusan kuliah, tentunya mereka mempertimbangkan berbagai hal, tidak terkecuali omongan orang mengenai beberapa jurusan tertentu. Stereotip yang didapat oleh tiap jurusan ini nampaknya menjadi sebuah topik yang cukup sering dibicarakan netizen di media sosial Twitter.
ADVERTISEMENT
Salah satu akun Twitter yang membahas soal stereotip jurusan kuliah di Indonesia baru-baru ini adalah @collegemenfess. Akun ini memang membahas hal-hal seputar kuliah, baik soal curhatan para mahasiswa, diskusi, dan juga pertanyaan yang sering diajukan mengenai bangku perkuliahan.
Yuk, disimak apa saja, sih, stereotip negatif yang ada di berbagai jurusan kuliah di Indonesia!
1. Jurusan Psikologi
Stereotip jurusan Psikologi
Salah satu stereotip yang sering didapatkan mahasiswa jurusan Psikologi adalah mereka dikira (atau bahkan mungkin diharapkan) bisa membaca pikiran orang lain dan hanya mengurusi orang dengan gangguan jiwa.
Padahal kini, makin banyak orang yang membutuhkan psikolog dan tidak melulu orang yang pergi ke psikolog adalah orang dengan gangguan jiwa, lho. Tarif untuk pergi ke psikolog pun bukan hal yang murah. Jadi, jangan lagi menganggap mahasiswa jurusan psikologi itu punya kekuatan super untuk baca pikiran, ya!
ADVERTISEMENT
2. Jurusan Tata Boga
Stereotip jurusan Tata Boga
Nah, kali ini giliran anak tata boga, nih, yang kena imbas dari stereotip netizen. Banyak orang mengira bahwa kuliah jurusan tata boga hanya diajarkan memasak seperti sekolah chef pada umumnya. Padahal salah besar. Anak tata boga mempelajari ilmu dasar dari makanan yang dimasaknya, bahan-bahan kimia makanan, teknologi pangan, dan banyak lainnya. Jadi, enggak cuma masak doang, Sobat!
3. Jurusan Farmasi
Stereotip jurusan Farmasi
Selanjutnya ada stereotip yang dibebankan pada mahasiswa jurusan Farmasi, nih. Mereka selalu dikira tukang jaga apotek dan selalu disalahkan kalau tidak hapal tentang obat-obatan. Padahal seperti yang kita tahu, obat itu ada banyak jenis dan mereknya. Selain itu, mereka juga sering ditanya-tanya terkait obat yang pas untuk berbagai penyakit.
ADVERTISEMENT
4. Jurusan Pariwisata
Stereotip jurusan Pariwisata
Jurusan pariwisata pun tidak ketinggalan. Banyak yang mengira jurusan pariwisata hanya jalan-jalan terus kerjaannya. Padahal di kelas, mereka juga harus mengetahui informasi mendalam mengenai lokasi-lokasi wisata yang sebegitu banyaknya, baik dalam negeri maupun di luar negeri. Mereka juga dituntut untuk menguasai bahasa asing seperti Inggris, Cina dan Jepang.
5. Jurusan Kedokteran
Stereotip jurusan Kedokteran
Bahkan, jurusan favorit seperti jurusan Kedokteran pun tak lepas dari stereotip yang terkadang tidak masuk akal. Selain sering dicap anak jenius dan berasal dari keluarga berada, mahasiswa jurusan Kedokteran juga dianggap tidak bisa sakit. Mentang-mentang mereka nantinya akan ngurusin orang sakit, mereka pun dianggap kebal dari berbagai macam penyakit. Ya kali mahasiswa kedokteran dikira cyborg!
ADVERTISEMENT
6. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Stereotip jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Jurusan mulia penuh pahala ini pun tak jarang sering dianggap sebelah mata. Padahal butuh tenaga, pikiran, dan kesabaran yang ekstra untuk menghadapi anak-anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Selain harus berjuang untuk membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), jurusan ini pun tidak hanya belajar teori, namun juga mempelajari berbagai keterampilan dasar dan kegiatan seperti PMR hingga Pramuka, lho!
7. Jurusan Sastra Indonesia
Stereotip jurusan Sastra Indonesia
Mahasiswa jurusan sastra Indonesia mungki lelah begitu menerima pertanyaan dari netizen, “Lah, tiap hari kan pakai Bahasa Indonesia, ngapain sampai kuliah jurusan itu?
Selain itu, jurusan ini juga sering dianggap tidak memiliki prospek kerja yang menjanjikan. Padahal, ada banyak ilmu-ilmu yang diajarkan di perkuliahan yang nantinya bisa berguna dan menjanjikan. Lulusan dari jurusan ini nantinya akan sangat memahami seluk beluk dunia sastra, tulis-menulis hingga budaya Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya menjadi guru, lulusan jurusan sastra Indonesia nantinya bisa bekerja sebagai penulis, content writer, sastrawan, hingga wartawan, lho!
com-Ilustrasi Lulus Kuliah Foto: Shutterstock
#terusberkarya
Jangan lupa follow Karja di Instagram (@karjaid) dan klik tombol 'IKUTI' di kumparan.com/karjaid untuk mendukung dan mengikuti konten menarik seputar entrepreneurship, kisah inspiratif, karya anak bangsa, dan isu sosial seputar milenial ya, Sobat!