Bahaya Skullbreaker Challenge terhadap Tulang Ekor dan Kepala

Konten Media Partner
17 Februari 2020 12:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vlog | Photo from Unsplash/CoWomen
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vlog | Photo from Unsplash/CoWomen
ADVERTISEMENT
Skullbreaker challenge saat ini menjadi salah satu challenge yang populer di media sosial TikTok. Namun, challenge ini sangat tidak dianjurkan untuk dilakukan. Bahkan, challenge ini bisa dikategorikan tindakan bodoh yang merugikan korban (target sasaran dari challenge).
ADVERTISEMENT
Challenge ini dilakukan oleh tiga orang dan orang yang berada di tengah akan menjadi korban atau target sasaran dari kedua orang yang berada di sisi kanan dan kiri.
Pertama, kedua orang di sisi kanan dan kiri akan melompat untuk memeragakan terlebih dahulu kepada orang yang berdiri di tengah.
Kemudian, orang di tengah akan memeragakan lompatan yang sebelumnya sudah dilakukan oleh kedua orang di sisi kanan dan kiri. Ketika orang di tengah melompat, kedua orang tersebut menjegal kedua tumit belakang dari orang di tengah tersebut.
Orang di tengah yang menjadi korban tersebut akhirnya akan jatuh secara terjungkal ke belakang. Bahayanya adalah kepala bagian belakang dan tulang ekor akan menjadi bagian vital yang pertama kali mendarat ke lantai.
ADVERTISEMENT
Cedera tulang ekor
Cedera tulang ekor biasa disebut dengan Coccydynia. Menurut Oschner Journal, coccydynia dapat berupa nyeri tulang ekor. Rasa nyeri ini biasanya akan lebih buruk dengan duduk lama, bersandar sambil duduk, berdiri lama, dan bangkit dari posisi duduk. Nyeri tersebut juga dapat terjadi ketika melakukan hubungan seksual atau buang air besar.
Dilansir dari NHS, coccydynia juga bisa berakibat susah tidur hingga melakukan kegiatan sehari-hari seperti mengemudi maupun membungkuk. Sebagian orang juga menderita nyeri yang menyakitkan hingga ke punggung, kaki, bokong, dan pinggul.
Ilustrasi TikTok Foto: AFP/Joel Saget
Cedera kepala
Dilansir dari Mayfield Clinic, Traumatic Brain Injury (TBI) adalah kerusakan mendadak pada otak yang disebabkan oleh pukulan atau sentakan pada kepala. Penyebab umum termasuk kecelakaan mobil atau motor, jatuh, cedera olahraga, dan serangan. Cedera dapat berkisar dari gegar otak ringan hingga kerusakan otak permanen yang parah.
ADVERTISEMENT
Mereka yang selamat dari cedera otak dapat menghadapi efek berkelanjutan pada kemampuan fisik, mental, emosi hingga kepribadian mereka. Kebanyakan orang yang menderita TBI sedang hingga parah akan membutuhkan rehabilitasi untuk memulihkan dan mempelajari kembali keterampilan-keterampilan.
Tergantung pada jenis dan lokasi cedera, gejala-gejala orang akibat TBI seperti: Hilang kesadaran, kebingungan dan disorientasi, amnesia, kelelahan, sakit kepala, masalah visual, konsentrasi buruk, gangguan tidur, pusing, gangguan emosi, kejang, muntah.
Bahkan lebih parahnya lagi, bisa menyebabkan kematian. Sekitar 1,5 hingga 2 juta orang dewasa dan anak-anak menderita cedera otak traumatis (TBI) setiap tahun di Amerika Serikat.
Kebanyakan orang yang mengalami cedera kepala, sekitar 1,1 juta orang mengalami cedera ringan yang tidak memerlukan izin masuk ke rumah sakit, 235.000 orang lainnya dirawat di rumah sakit dengan cedera kepala sedang hingga parah, dan sekitar 50.000 akan meninggal.
ADVERTISEMENT
--
Tentu saja, skullbreaker challenge merupakan tindakan merugikan yang tidak perlu dilakukan oleh generasi milenial.
#terusberkarya
Jangan lupa follow Karja di Instagram (@karjaid) dan klik tombol 'IKUTI' di kumparan.com/karjaid untuk mendukung dan mengikuti konten menarik seputar entrepreneurship, kisah inspiratif, karya anak bangsa, dan isu sosial seputar milenial ya, Sobat!