Bekerja Professional atau Wirausaha?

Konten Media Partner
14 Juni 2019 10:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bekerja | Photo by JESHOOTS.COM on Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bekerja | Photo by JESHOOTS.COM on Unsplash
ADVERTISEMENT
Setiap kehidupan memiliki fase-fasenya masing-masing. Mulai dari lahir ke dunia, menjadi seorang anak kecil yang lugu, memasuki dunia pendidikan hingga lulus dan menghadapi tantangan "orang dewasa".
ADVERTISEMENT
Benar, salah satunya yakni, mencari nafkah. Ketika seseorang pemuda yang baru saja lulus dari jenjang pendidikan, baik itu SMA, sarjana dan sebagainya, maka terdapat 2 pilihan, professional atau wirausaha?
Keduanya tidak ada yang salah, keduanya merupakan sebuah jalan yang dipilih oleh masing-masing pribadi untuk being your be self. Bukan menjadi apa yang dikatakan orang, jadilah pribadi yang sesuai dengan jati diri masing-masing.
Buat teman-teman yang sedang 'galau' memilih harus kemana, baca ulasan berikut yuk siapa tau bisa menjadi sedikit pedoman yang membantu kalian!
Pilihan pertama, professional.
Ilustrasi professional | Photo by Hunters Race on Unsplash
Berbicara tentang bekerja professional berarti seseorang yang bekerja dan berkarir di sebuah perusahaan yang dimiliki orang lain. Apabila sudah mantap bekerja professional maka mindset yang harus ditanamkan adalah bekerjalah sepenuh hati dengan komitmen dan tanggung jawab yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Mengapa harus demikian? Karena mindset seperti itu akan memberikan kinerja pribadi yang baik di perusahaan tempat bekerja. Oh ya, bekerja sepenuh hati bukan berarti kerja lembur, kerja lembur setiap hari tetapi mampu memberikan kinerja yang maksimal.
Contohnya kecilnya yang konkrit nih ya, tidak bermain handphone ketika meeting, tidak menggunakan internet perusahaan untuk membuka media sosial di kala sedang bekerja dan masih banyak lagi.
Pribadi kita akan dikenal sebagai pribadi yang memiliki kinerja dan professionalitas yang tinggi di mata rekan kerja, atasan dan perusahaan. Selain itu, hal tersebut akan memberikan pengalaman yang baik juga karena dari diri sendiri sudah ter-mindset ingin memberikan yang terbaik dan terus belajar, belajar dan belajar dalam pekerjaan. .
ADVERTISEMENT
Hal yang harus diingat, persaingan untuk bekerja di dunia professional sangatlah tinggi. Persaingan sudah dimulai sebelum memasuki dunia kerja yakni, diterima bekerja dengan lowongan yang terbatas dengan jumlah pendaftar yang jauh melebihi jumlah lowongan.
Persiapkanlah modal kemampuan diri, seperti hard skill (pengetahuan, pendidikan, kemampuan berbahasa, dll), soft skill (berkoordinasi, presentasi, membangun hubungan, dll).
Modal-modal seperti yang disebutkan harus dipersiapkan sejak dini (baik itu ketika masih di jenjang SD, SMP maupun SMA misalnya mengikuti les bahasa inggris dengan baik).
Pilihan kedua, wirausaha.
Ilustrasi wirausaha | Photo by Austin Distel on Unsplash
Menjadi seorang wirausaha bukanlah embel-embel keren yang dipegang.
A : "Kerja dimana?",
B : "Oh, saya wirausaha".
A: "Keren ya, masih muda sudah berwirausaha."
Bukan itu esensinya, tetapi aksi nyatanya yang harus dilakukan dan dibuktikan.
ADVERTISEMENT
Seorang wirausaha dituntut untuk cekatan dalam menghasilkan omzet. Seorang wirausaha harus mampu memberikan penghasilan bagi dirinya sendiri, menyisihkan pendapatan untuk pengembangan usaha, membayar gaji pegawai dan masih banyak lagi.
Selain itu, jam kerja seorang wirausaha tidak bisa diukur dengan UU Ketenagakerjaan yang memiliki regulasi tentang jam kerja dan lembur. Mereka 'wajib' untuk bekerja setiap saat, berusaha lebih untuk mengembangkan bisnis mereka.
Masih ada lagi, merintis usaha itu berarti mewajibkan seorang wirausaha untuk mengerti semua aspek dari unit usahanya, seperti aspek pemasaran, keuangan, manajemen sumber daya manusia dan masih banyak lagi.
Satu lagi, berwirausaha dihadapkan dengan masalah klasik, kegagalan dalam berwirausaha. Seorang wirausaha harus memiliki mental tangguh, mental tidak cepat menyerah ketika masalah menimpa, terutama masalah kegagalan.
ADVERTISEMENT
Kesimpulannya? mimpi menjadi seorang wirausaha yang sukses, hanyalah sebuah mimpi apabila tidak ada tindakan riil yang dilakukannya. Ketekunan dan komitmen yang tinggi sangat diperlukan untuk menjadi seorang wirausaha yang baik.
Bagi yang ingin berwirausaha, coba pikirkan matang-matang lagi. Sekali lagi, berwirausaha bukan ajang keren-kerenan karena terlihat menjadi seorang bos.
Berwirausaha berbicara tentang bagaimana kita bisa merintis usaha yang terus berkembang dan harus berdampak bagi banyak orang (menciptakan lapangan kerja, corporate social responsibility, bersedekah dan masih banyak lagi).
Apapun pilihan yang dipilih, lakukanlah dengan segenap hati. Mungkin terkadang pilihan yang dipilih tidak sesuai hati nurani, misal maunya wirausaha tetapi harus mengumpulkan modal melalui kerja professional terlebih dahulu.
Di setiap pilihan yang diambil, selalu ada hikmah dan pembelajaran yang bisa dipetik. Hidup selalu berproses, naik turun selalu ada di fase kehidupan ini. Jangan lupa, berdoalah kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk diberikan petunjuk yang terbaik dari-Nya.
ADVERTISEMENT
#terusberkarja
Content Writer & Editor : Charles