Berkenalan dengan Srie Sudarsono, Seniman Lukis Pasir dalam Botol

Konten Media Partner
9 Maret 2020 13:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Srie Sudarsono, seniman lukis pasir dalam botol asal Samarinda | Photo by Karja/Titiantoro
zoom-in-whitePerbesar
Srie Sudarsono, seniman lukis pasir dalam botol asal Samarinda | Photo by Karja/Titiantoro
ADVERTISEMENT
Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar. Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu.
ADVERTISEMENT
Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi pun bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan imaji tertentu kepada media yang digunakan.
Salah satu seniman lukis di Kota Samarinda, Srie Sudarsono (40) sudah berkecimpung di dunia seni ini. Namun, Srie bukan melukis di atas kanvas, melainkan di dalam botol kaca menggunakan pasir. Dia mulai mengembangkan teknik melukis pasir di dalam botol sejak tahu 2002 silam.
“Jadi seni lukis itu saya belajar secara otodidak, ya mungkin karena di lingkungan keluarga juga. Dari kakek saya, ayah, dan beberapa saudara saya juga berkecimpung di dunia seni,” ujarnya kepada Karja pada Minggu (08/03).
ADVERTISEMENT
Srie juga menjelaskan, ia mendapatkan inspirasi dari salah satu temannya ketika sedang berada di Suriname. Srie yang saat itu hendak balik ke Indonesia, diberi oleh-oleh yang membuatnya terinspirasi.
Srie Sudarsono menunjukkan bukunya yang berjudul “Aneka Kreasi Lukisan Pasir Dalam Botol” | Photo by Karja/Titiantoro
“Pas saya mau balik ke Indonesia dari Suriname tahun 1996 atau 1997, saya diberi oleh-oleh sama Bapak dan Ibu Amstro. Itu mereka kasih tahu, ‘Le ini bawa pulang, nanti bisa menjadi inspirasi dalam hidupmu’ katanya gitu,” jelasnya.
Setelah Srie pulang ke Indonesia, ia melihat lukisan dalam botol itu sudah hancur tidak karuan. Dan akhirnya, ia memutuskan untuk mencoba memperbaikinya.
“Ketika dalam perjalanan, dari Suriname ke Indonesia jauh banget itu penerbangan 32 jam jadi transit sana-sini, botol itu saya masukkan dalam koper. Sampai dirumah sudah hancur, jadi saya ayak-ayak, saya bongkar sana sini. Tetapi kok tidak ada kepuasan, setelah itu saya coba dengan pasir lokal,” kenangnya.
Photo by Karja/Titiantoro
Mulai dari situlah Srie mempelajari cara melukis pasir dalam botol, hingga sampailah ia menemukan enam motif dasar melukis.
ADVERTISEMENT
“Setelah mempelajari cara melukis pasir dalam botol, akhirnya saya temukan enam motif dasar. Dari enam motif dasar itu bisa berkembang-berkembang,” jelasnya.
“Yang pertama, gambar berupa garis-garis. Kedua, gambar gunung-gunung. Ketiga, gambar pemandangan seperti pagi hari atau sore hari, tergantung pemilahan warnanya. Keempat, gambar wajah. Kelima gambar bunga atau tumbuh-tumbuhan. Dan keenam Daun Waru. Daun Waru itu agak susah karena harus banyak konsentrasi.”
Hasil karya seni lukis pasir dalam botol oleh Srie Sudarsono | Photo by Karja/Titiantoro
Photo by Karja/Titiantoro
Setelah Srie menemukan enam motif dasar dalam melukis, akhirnya ia memutuskan untuk mengajar dan menyebarkan ilmunya hingga sampai sekarang ini dan membuat buku tentang melukis pasir dalam botol.
“Setelah saya menemukan enam motif dasar itu akhirnya saya memutuskan untuk mengajar saja karena sudah tua juga. Kegiatan ini saya sangat senang, karena mengajarkan kepada orang-orang seperti ke anak-anak hingga kakek-kakek dan nenek-nenek. Melukis pasir dalam botol itu makin hari makin banyak teman. Selain itu saya juga mengajar kepada difabel tunanetra. Dan saya juga punya buku yang berjudul Aneka Kreasi Lukisan Pasir Dalam Botol,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
#terusberkarya
Jangan lupa follow Karja di Instagram (@karjaid) dan klik tombol 'IKUTI' di kumparan.com/karjaid untuk mendukung dan mengikuti konten menarik seputar entrepreneurship, kisah inspiratif, karya anak bangsa, dan isu sosial seputar milenial ya, Sobat!