Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten Media Partner
Bernard Arnault, Bos LVMH yang Jadi Orang Terkaya Nomor 3 di Dunia
24 Juli 2020 7:57 WIB
ADVERTISEMENT
Bisnis di dunia fesyen memang tidak pernah ada matinya. Tampaknya hal ini menjadi salah satu alasan mengapa beberapa orang terkaya dunia akhirnya memutuskan untuk terjun dalam bidang tersebut.
ADVERTISEMENT
Adalah sosok Bernard Arnault, pria yang memutuskan untuk terjun ke dalam dunia fesyen dan kini menjadi ketua dari LVMH Moët Hennessy Louis Vuitton SE. LVMH sendiri adalah sebuah perusahaan konglomerat barang mewah yang menaungi beberapa brand ternama seperti Celine, Dior, Fendi, Givenchy, Kenzo, Louis Vuitton, Marc Jacobs, Bvlgari, TAG Heuer, Sephora dan lain-lain.
Menjadi CEO dan ketua dari LVMH mampu membawa Arnault menjadi sosok orang terkaya di dunia nomor 3 versi Forbes dengan total kekayaan sebesar US$112,4 miliar atau setara dengan Rp 1.640,9 triliun. LVMH sendiri diketahui berhasil mengakuisisi Tiffany & Co. pada November 2019. Akuisisi yang bernilai US$ 16,2 miliar ini dipercaya sebagai akuisisi merek mewah terbesar yang pernah ada.
ADVERTISEMENT
Selain Tiffany & Co., LVMH juga diketahui menggelontorkan dana sebesar US$ 3,2 miliar untuk Belmond, sebuah grup perhotelan mewah yang mengelola 46 hotel, kereta api juga pelayaran sungai.
Sebelum memutuskan untuk terjun ke dalam dunia fesyen, Arnault diketahui bekerja di perusahaan konstruksi bernama Ferret-Savinel yang didirikan sang ayah, Jean Arnault . Delapan tahun kemudian, Arnault mengubah nama perusahaan konstruksinya menjadi Ferinel Inc., dan beralih fokus dari konstruksi ke real estat.
Ketertarikannya terhadap dunia fesyen mulai muncul ketika ia membeli Financier Agache yang pada saat itu telah menjual barang-barang mewah. Dengan menggunakan uang pribadinya sebesar US$ 15 juta dan bekerja sama dengan Antoine Bernheim , mereka berhasil mengumpulkan uang hingga US$ 80 juta. Uang tersebut digunakannya membeli Boussac Saint-Freres, sebuah perusahaan tekstil yang mengelola Christian Dior.
ADVERTISEMENT
Arnault menggantikan posisi Racamier pada tahun 1990 dan mulai bergerak cepat dengan menaungi beberapa perusahaan fesyen, seperti Christian Lacroix, Givenchy, Kenzo, Loewe, Céline, Berluti, Fred Joaillier, dan DFS Group yang merupakan sebuah jaringan bebas bea terbesar di dunia dan juga Sephora.
Arnault dikenal karena keberaniannya dalam bereksperimen dalam strategi marketingnya. Contohnya, ia berani membuka toko pertamanya di China di saat sebagian masyarakatnya bahkan tidak tertarik untuk membeli sebuah mobil. Tak lama setelahnya, Louis Vuitton tersebar di seluruh dunia dan hingga saat ini dikenal sebagai salah satu brand papan atas dalam dunia fesyen.
Sebagai seorang pengusaha, Arnault berbisnis dengan pintar dan bijaksana. Ia memberikan kebebasan penuh kepada para desainer, namun juga dapat memenuhi keinginan dari pelanggan.
ADVERTISEMENT
Meskipun putra dan putrinya mengurus sebagian besar merek-merek mewah yang ia miliki hingga saat ini, ia masih merupakan mengurus setiap produk tunggal yang diproduksi dari perusahannya.