Bisa Bikin Stres, Ini 5 Tanda Kamu Seorang Overthinker

Konten Media Partner
8 Juni 2020 8:21 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi overthinking | Photo by Unsplash/胡 卓亨
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi overthinking | Photo by Unsplash/胡 卓亨
ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan ini, terkadang kita sering memikirkan berbagai hal secara mendalam dan mendetail. Tak jarang pula, kita pun jadi terlalu sering memikirkan hal tersebut secara berlebihan sehingga membuat kita merasa khawatir dan cemas. Padahal, bisa jadi yang dipikirkan tersebut belum tentu terjadi.
ADVERTISEMENT
Berpikir berlebihan atau lebih dikenal dengan sebutan overthinking kerap menjadi permasalahan bagi sebagian orang. Mereka yang suka berpikir berlebihan, atau overthinker, sering membuat berbagai macam skenario di kepalanya tentang masa depan maupun hal-hal yang belum terjadi.
Namun biasanya, seorang overthinker ini bahkan tidak menyadari bahwa ia sering berpikir berlebihan. Lantas, apa saja ciri atau tanda dari seorang overthinker? Simak pembahasannya di bawah ini.
Sering memikirkan kejadian memalukan berulang kali | Photo by Pexels/Andrea Piacquadio
Ketika mengalami suatu kejadian yang memalukan, seorang yang overthinker tidak serta merta dengan mudah dapat melupakannya. Ia akan terus mengingatnya, bahkan mengulang-ngulang kejadian memalukan itu di pikirannya.
Misalnya, kita tidak sengaja terjatuh di depan orang banyak. Bisa dipastikan, kejadian itu akan terus kita pikirkan, bahkan mungkin hingga satu minggu ke depan. Kita akan masih merasakan malu dan cemas begitu mengingat kejadian tersebut.
ADVERTISEMENT
Cemas ketika tidak mendapatkan respon secara cepat | Photo by Pexels/Andrea Piacquadio
Ketika kita mengirimkan pesan ke orang lain dan tidak mendapatkan balasan dalam beberapa saat, kita pun seketika menjadi khawatir. Tiba-tiba, beribu pertanyaan muncul di kepala, apakah kita telah mengatakan sesuatu yang salah atau menyinggung perasaan orang tersebut.
Kita pun jadi khawatir jika orang tersebut kesal dan marah, sebab itulah mereka tidak membalas pesan yang kita kirim. Bahkan, sebelum mengirim pesan tersebut, kita sudah berpikir berlebihan dan khawatir jika menganggu orang yang akan dikirimi pesan tersebut.
Cemas terhadap hal yang ada di luar kontrol | Photo by Pexels/Andrea Piacquadio
Dalam hidup ini, ada hal-hal yang berada di bawah kendali kita dan berada di luar kendali. Seorang overthinker cenderung kerap memikirkan dan mencemaskan hal-hal yang berada di luar kendalinya.
ADVERTISEMENT
Contohnya, kita seringkali memikirkan pendapat orang lain terhadap diri kita. Kita pun cemas dan khawatir apakah diri kita ini sesuai dengan ekspektasi dan pendapat orang lain. Padahal yang perlu dipahami adalah pendapat orang lain sesungguhnya ada di luar kontrol. Kita tidak bisa mengendalikan pikiran dan pendapat orang lain terhadap kita, sekuat apapun kita berusaha.
Jadi, daripada buang-buang waktu mencemaskan mengenai hal yang ada di luar kontrol, mulai sekarang cobalah untuk fokus pada hal yang ada di bawah kendali. Contohnya adalah pikiran kita, reaksi kita terhadap orang lain, emosi kita, dan lainnya.
Terlalu banyak berpikir dibanding bertindak | Photo by Pexels/Andrew Neel
Seorang overthinker cenderung lebih banyak berpikir ketimbang melakukan atau melancarkan aksi nyata. Mereka akan sangat dengan mudah terjebak dalam pikirannya secara mendalam dan berlebihan.
ADVERTISEMENT
Ketika kita mendapatkan sebuah ide untuk sebuah project baru, dengan penuh semangat kita akan sangat lihai dalam membuat perencanaan hingga sangat mendetail. Namun permasalahannya, kita terlalu banyak berpikir dan merencanakan tanpa memberikan aksi nyata sama sekali.
Kita selalu mengatakan bisa mengerjakan rencana tersebut di lain waktu, sampai akhirnya kita sadar bahwa waktu untuk mengerjakan hal tersebut sudah habis. Akhirnya, kita pun menjadi tidak produktif dan rencana yang telah dibuat menjadi sia-sia.
Sering merasa cemas dan khawatir berlebihan | Photo by Pexels/Andrea Piacquadio
Karena sering berpikir secara berlebihan, akhirnya seorang overthinker dapat dengan mudah menjadi cemas dan khawatir akan suatu hal yang belum pasti terjadi. Tidak hanya itu, beragam pikiran negatif pun kerap bermunculan di kepala.
ADVERTISEMENT
Pertanyaan ‘what if’ pun seakan selalu mengiringi setiap keputusan yang akan diambil. Akibatnya, kita akan merasa cemas dan takut ketika memikirkan hal-hal yang menanti di masa depan.
#terusberkarya
Jangan lupa follow Karja di Instagram (klik di sini) dan klik tombol 'IKUTI' (klik di sini) untuk mendukung dan mengikuti konten menarik seputar entrepreneurship, kisah inspiratif, karya anak bangsa, dan isu sosial seputar milenial ya, Sobat!