news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ideologi Cafe di Universitas Mulawarman, Tempat Berbagi Ide dan Pusat Peradaban

Konten Media Partner
27 Februari 2020 19:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ideologi Cafe | Photo by Charles/Karja
zoom-in-whitePerbesar
Ideologi Cafe | Photo by Charles/Karja
ADVERTISEMENT
Di era modern ini, salah satu aktivitas yang nampaknya ‘wajib’ dilakukan bagi para mahasiswa adalah nongkrong. Entah nongkrong di kantin area kampus, atau nongkrong ke kafe.
ADVERTISEMENT
Selain nongkrong untuk mengobrol bersama teman, terkadang kegiatan nongkrong juga dijadikan ajang untuk mengerjakan tugas atau berbagi ide dan brainstorming.
Suasana yang santai dan nyaman membuat diskusi semakin terasa menyenangkan | Photo by Charles/Karja
Konsep tersebut nampaknya menjadi perhatian utama bagi Ideologi Cafe, sebuah kafe yang terletak di Jalan Gunung Kelua, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman, Samarinda. Ideologi Cafe sendiri mengusung konsep sebagai wadah berbagi ide dan pusat peradaban.
“Ideologi itu konsep yang kami ambil, jadi beberapa pemikiran orang, itu yang kami coba satukan dan wadahnya adalah kafe Ideologi,” ungkap Ismail selaku manajer Ideologi Cafe saat ditemui Karja pada Selasa (25/02).
Ismail, manajer Ideologi Cafe | Photo by Charles/Karja
Lebih lanjut Ismail menambahkan, “Jadi sahabat-sahabat Ideologi, terutama mahasiswa yang punya tugas kuliah, atau permasalahan di tugas akhir, kami sediakan tempat seperti perpus mini dan terdapat buku-buku yang bisa menunjang tugas mereka.”
Buku-buku yang terdapat di Ideologi Cafe yang bisa membantu para mahasiswa mengerjakan tugasnya | Photo by Charles/Karja
Mungkin selama ini, tempat mahasiswa untuk beristirahat atau nongkrong bersama teman-teman di aera kampus adalah kantin, namun Ismail memiliki ide dan pemikiran berbeda. “Kami melihat bahwa mahasiswa sekarang itu arahnya lebih banyak ke nongkrong, kumpul bareng sama teman-teman, ngobrol. Hal itulah yang kami coba hadirkan di kafe Ideologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Universitas Mulawarman) ini.”
ADVERTISEMENT
Vespa klasik nan keren terpajang di Ideologi Cafe | Photo by Charles/Karja
Pelayanan maksimal pun diberikan oleh Ideologi Cafe | Photo by Charles/Karja
Ideologi Cafe sendiri memilih mahasiswa sebagai target utamanya. Walaupun begitu, alumni mahasiswa Universitas Mulawarman serta masyarakat Samarinda dapat menikmati suasana nongkrong di Ideologi Cafe.
“Ketika kafe Ideologi in sudah banyak diketahui masyarakat Samarinda, silahkan datang berkunjung pas kebetulan lewat atau memang pengen nyoba nongkrong di sini, kami persilahkan,” ungkap Ismail.
Quote dari Steve Jobs | Photo by Charles/Karja
Sebelum tercetus nama Ideologi untuk kafe tersebut, ada beberapa nama lain yang diajukan, salah satunya ialah FISIP Point. Namun, Ismail bersama tim kemudian berpikir bahwa mereka memerlukan nama yang sesuai dengan konsep kafe itu sendiri.
“Kafe ini konsepnya kan sebagai tempat bagi orang-orang atau konsumen untuk berbagi ide. Kemudian kalau suatu tempat itu bisa menjadi wadah untuk berbagi maka kami yakin tempat itu bisa jadi pusat peradaban,” ucap Ismail. “Akhirnya, dengan konsep dan segala latar belakang mahasiswa, serta pemikiran mereka yang berbeda-beda, kami namakan kafe ini dengan nama Ideologi.”
Sahabat Ideologi bisa sambil santai mengerjakan apapun sambil menyeruput segelas kopi | Photo by Charles/Karja
Selain menjadi wadah untuk berbagi ide, Ismail mengungkapkan bahwa kolaborasi antar komunitas menjadi hal yang ditunggu-tunggu. Menurutnya, komunitas-komunitas tersebut adalah perangkat untuk meramaikan dan menjadi penunjang sebagai pusat peradaban.
ADVERTISEMENT
“Bayangkan komunitas yang ada dengan kemampuan mereka yang sesuai dengan bidang keahlian masing-masing, itu akan membangun peradaban yang baru,” ujar Ismail.
Ideologi Cafe | Photo by Charles/Karja
Ideologi Cafe | Photo by Charles/Karja
Sebagai contoh, Ideologi Cafe akan mencoba untuk menjalin komunikasi bahkan hubungan dengan beberapa komunitas, salah satunya ialah komunitas pecinta kopi. Ideologi Cafe juga akan menyediakan tempat untuk mengadakan pelatihan menjadi barista. “Jadi buat mahasiswa-mahasiswa yang pengin coba bagaimana rasanya jadi barista, kami siapkan untuk pelatihan mereka. Nggak usah jauh-jauh nih, di kampus FISIP bisa,” ujar Ismail.
Tidak hanya dalam dunia perkopian, Ideologi Cafe juga akan memfasilitasi pelatihan di berbagai bidang lainnya, contohnya seni. “Misalnya pengen coba ngelukis, cuma nggak tau mulainya dari mana. Ayo kita fasilitasi,” cetus Ismail. “Kami akan mencoba menjalin hubungan dengan komunitas seni. Kami fasilitasi mahasiswa dengan melakukan pelatihan di kafe Ideologi.”
ADVERTISEMENT
Supaya terdengar lebih akrab dan dekat, para pengunjung Ideologi Cafe diberi julukan Sahabat Ideologi. Ternyata, ada filosofi sendiri dibalik pemilihan nama tersebut.
“Sahabat itu kan artinya lebih dari teman. Kadang kalau teman itu ketika kita sulit, mereka nggak ada. Tapi ketika namanya sahabat, sesusah apapun keadaannya, mereka akan selalu ada. Itulah mengapa kami menamakan konsumen kami itu Sahabat Ideologi,” pungkas Ismail.
Di tanggal 27 Februari ini, Ideologi Cafe mengadakan grand opening. “Silahkan para Sahabat Ideologi untuk datang mencoba kopi kami atau merasakan konsep dari kafe Ideologi, silahkan berkunjung,” tutup Ismail.
#terusberkarya
Jangan lupa follow Karja di Instagram (@karjaid) dan klik tombol 'IKUTI' di kumparan.com/karjaid untuk mendukung dan mengikuti konten menarik seputar entrepreneurship, kisah inspiratif, karya anak bangsa, dan isu sosial seputar milenial ya, Sobat!
ADVERTISEMENT