Kacamata dari Skateboard Buatan Pemuda Samarinda, Laku hingga Hawaii

Konten Media Partner
4 November 2019 7:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aidi Saputra tengah membuat kacamata buatan tangan | Photo by Karja (Risky)
zoom-in-whitePerbesar
Aidi Saputra tengah membuat kacamata buatan tangan | Photo by Karja (Risky)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tahukah kalian, jika limbah kayu sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk banyak hal. Misalnya, menjadi sebuah kerajinan tangan unik seperti jam tangan, cincin, kacamata, dan masih banyak lagi. Pastinya juga akan meningkatkan nilai jual dari barang tersebut.
ADVERTISEMENT
Aidi Saputra, salah satu warga asli Samarinda yang sukses mengolah limbah kayu dari papan skateboard bekas. Bahkan produk buatannya ini berhasil tembus penjualan hingga ke luar negeri, sebut saja Malaysia dan Korea Selatan. Katanya, produk ini juga berhasil menarik perhatian dari pemilik brand ternama di pulau Hawaii untuk melakukan re-branding dengan produk uniknya satu ini.
Pastinya keberhasilan yang bisa Ia raih saat ini tidak datang dengan tiba-tiba. Ada proses yang harus dilalui. Penasaran bagaimana kisah perjalanan Aidi Saputra? Simak artikel di bawah ini.
Setiap orang pasti memiliki hobi atau kegemarannya masing-masing. Begitupun Aidi Saputra, pria berusia 34 tahun ini gemar bermain skateboard.
Rasa cintanya terhadap skate, membuat Ia mulai terinspirasi untuk membuat konsep produk dari papan luncur satu ini. Usaha yang di mulai pada pertengahan April 2016 lalu ini diberi nama Kobam Art, katanya agar mudah di ingat.
ADVERTISEMENT
“Filosofi dari Kobam ya. Kobam itu kalau dibalik kan jadi Mabok, ya maksudnya Mabok Berkreativitas,"Ungkap Aidi ketika ditanya arti dari nama Kobam.
Aidi merasa bahwa ada peluang besar di hadapannya. Saat itu, belum ada kerajinan dari papan skateboard bekas. Akhirnya, Aidi mulai belajar membuat kerajinan tangan kecil-kecilan untuk pemakaian pribadi. Ternyata, salah satu produk buatannya, yaitu kacamata berhasil menarik minat dari teman-teman terdekatnya.
"Saya suka, saya jalani. Saya suka skate, jadi tidak mau jauh-jauh. Jadi, apa sih yang bisa saya buat dari dari skate," ungkap Aidi.
Sebelum ada mesin, pengerjaannya masih menggunakan gergaji. Perlengkapannya masih manual. Proses tersebut harus Aidi jalani selama kurang lebih 1 tahun. Hingga akhirnya Kobam Art mulai banyak dikenal orang.
ADVERTISEMENT
Walaupun berbahan dasar dari papan skateboard bekas, namun kualitasnya dipastikan masih yang terbaik. Bahan-bahan pembuatannya, kebanyakan Ia peroleh dari hasil donasi teman yang bermain skate. Ada juga yang Ia beli dengan kisaran harga Rp 50-200 ribu.
Mungkin bagi kalian yang memiliki hobi dan kegemaran tertentu, bisa mencari peluang usaha kreatif seperti Aidi Saputra. Sesungguhnya, pekerjaan yang paling menyenangkan adalah hobi yang dibayar.
Kacamata buatan Aidi Saputra | Photo by Karja (Risky)
Salah satu koleksi dari Aidi | Photo by @kobam.art on Instagram
Di Indonesia, sudah banyak produksi massal dari produk berbahan kayu. Namun, Aidi Saputra memilih untuk menyediakan produk custom dari pembeli.
Produk custom, membuat kecil kemungkinan satu orang dengan yang lain memiliki produk yang sama. Sehingga nilai jual kepada konsumen juga akan menjadi lebih tinggi. Produk buatan Aidi akan menjadi unik dan jumlahnya terbatas.
ADVERTISEMENT
Curhat Aidi, katanya beberapa pembeli kacamata custom ada yang cerewet, mau ini, mau itu. Namun ketika produk buatannya sudah di tangan pembeli, mereka puas terhadap hasil karya Aidi. Menurut Aidi, mengikuti kemampuan konsumen juga menjadi nilai jualnya tersendiri.
Untuk kacamata, dijual dengan kisaran harga 550 ribu Rupiah. Untuk produk kacamata, bisa request jika ingin menggunakan lensa minus atau silinder. Sedangkan jam tangan, ditawarkan dengan kisaran harga 450 ribu rupiah.
Untuk cincin, jika tidak menggunakan kemasan bisa di dapat dengan harga 20 ribu rupiah saja. Jika menggunakan kemasan, di banderol dengan harga 80 ribu rupiah.
Gimana, sobat? keren banget kan kacamatanya? | Photo by @kobam.art on Instagram
Produk buatannya ini pernah dibantu promosi oleh Azkah, vokalis dari Roket Rockers melalui endorse. Selain kenal, Azkah juga membantu agar lebih banyak orang yang mengenal kerajinan tangan satu ini.
ADVERTISEMENT
Band lokal, Kapital juga pernah membeli dan membantu promosi. Hingga akhirnya berhasil mendatangkan calon pembeli dari luar kota Samarinda.
Pernah juga datang pesanan dari mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Korea Selatan. Juga pernah ada pesanan dari Malaysia yang menyukai produk custom dari Kobam Art.
Sejauh ini, pembelian yang masuk masih pesanan untuk pribadi. Calon pembeli bisa menentukan warna hingga model kerajinan tangan yang ingin dibuat. Komunikasi dilakukan lewat aplikasi chat dan media sosial.
Pemesanan bisanya 70% datang dari luar Samarinda, sedangkan sisanya 30% datang dari Samarinda. Pengiriman menggunakan pengiriman lokal hingga worldwide shipping. Per bulannya, Kobam Art bisa menjual 12-15 kacamata.
Aidi juga bercerita mengenai kisahnya dengan calon pembeli di pulau Hawaii. Dua tahun yang lalu, Ia menerima direct message di Instagram dengan menggunakan bahasa Inggris.
ADVERTISEMENT
Katanya, Ia adalah pemilik dari salah satu brand lokal ternama asal pulau Hawaii. Ia menaruh minat terhadap produk buatan Aidi.
Mereka menawarkan untuk melakukan re-branding, Aidi diminta untuk membuat 100 kacamata tiap bulannya. Namun, nama brand milik Aidi akan dihilangkan, dan hanya tersisa nama brand dari produk lokal Hawaii tersebut.
Setelah memikirkan banyak pertimbangan, akhirnya Aidi menolak tawaran tersebut. Ia ingin nama brand-nya tetap tertulis. Selain itu, saat itu Aidi belum mampu melakukan produksi dalam jumlah yang besar.
Produk kerajinan buatan Aidi ini sebenarnya belum menggunakan kayu asli Kalimantan. Untuk kedepannya, Aidi akan membuat konsep kacamata yang menggunakan bahan baku asli Kalimantan. Harapannya, kerajinan tangannya dapat lebih dikenal oleh milenial, dan bisa ekspor hingga luar negeri.
ADVERTISEMENT
"Terus berkarya, tetap fokus, konsisten, dan terus berinovasi dari karya atau bidang kreatif yang sedang kalian lakukan. Hiduplah dari karya," tutup Aidi.
#terusberkarya