Kalem dan Santuy, Ini Pendapat Milenial Samarinda Mengenai Musik Lofi

Konten Media Partner
7 Maret 2020 13:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Musik Lo-fi sendiri lebih mengarah ke musik instrumen yang dipadukan oleh suara-suara nyata dan suara alam | Photo by YouTube/ChilledCow
zoom-in-whitePerbesar
Musik Lo-fi sendiri lebih mengarah ke musik instrumen yang dipadukan oleh suara-suara nyata dan suara alam | Photo by YouTube/ChilledCow
ADVERTISEMENT
Musik sudah menjadi bagian terpenting dari budaya manusia. Dalam situasi apapun, musik dapat mengisi kehidupan sehari-hari kita dan menemani hampir di segala tempat. Mulai dari sekolah, tempat kerja, busway, perpustakaan, dan semua tempat lainnya.
ADVERTISEMENT
Bahkan, seorang filsuf bernama Plato pernah mengatakan sebuah musik bisa memberikan jiwa kepada alam semesta untuk imajinasi dan kehidupan. Sehingga musik dipercaya sebagai bahasa yang universal, karena dapat memberikan suatu kehangatan rohani bagi si pendengar. Musik mampu melampaui bahasa konvensional dalam menyampaikan apa yang dikandungnya secara universal. Musik juga dapat dimengerti sebagai hasil karya seni.
Di dalam dunia musik, ada begitu banyak genre yang bisa dinikmati. Mulai dari rock, disco/EDM, pop, hiphop dan beberapa akhir ini yang banyak di gandrungi kaum milenial adalah Lo-fi.
Musik Lo-fi sendiri lebih mengarah ke musik instrumen yang dipadukan oleh suara-suara nyata dan suara alam. Contohnya seperti suara hujan, suara burung, suara gemercik air, suara pena dengan kertas maupun suara halaman buku yang sedang dibolak-balik.
ADVERTISEMENT
Dengan komposisi musik instrumen dan campuran suara-suara sekitar atau bisa dibilang noise, musik ini dapat membuat rileks bagi para pendengarnya. Bahkan, penikmatnya bisa mendengarkan seharian penuh sambil beraktivitas lainnya. seperti membaca buku, belajar mengerjakan tugas dan lainnya.
Vibe Musik Lo-fi di Tahun 2015
Ilustrasi mendengarkan musik | Photo by Pexels/Burst
Musik lo-fi sendiri bisa dibilang menjadi musik favorit bagi kaum milenial. Sekitar tahun 2015 akhir atau 2016 awal, musik ini sudah banyak di putar diberbagai macam media, seperti Soundcloud, Spotify, hingga YouTube.
Buat kalian yang sering mantengin YouTube, pasti kalian semua sudah tidak asing lagi dengan akun YouTube ChilledCow. Yap, akun tersebut memutar video Lo-fi secara live dengan video animasi seorang cewek yang sedang belajar.
Sedikit membahas tentang ChilledCow yang sekarang ini sudah mencapai 4,62 juta subscriber, ChilledCow menjadi salah satu akun YouTube yang wajib di play bagi para pecinta musik Lo-fi dan yang ingin mendengarkan musik tersebut.
ADVERTISEMENT
Namun sayang, video dari ChilledCow yang memutar video Lo-fi secara live itu pada 22 Februari 2020 kemarin, sempat dihapus oleh YouTube. Video tersebut dihapus karena dianggap tidak sesuai dengan ketentuan yang ada. Sehingga ChilledCow mengunggah keterangan itu di akun Twitterya, @ChilledCow, untuk meminta penjelasan dari YouTube.
Di hari yang sama YouTube langsung merespons dan mengatakan bahwa penghapusan video tersebut merupakan kesalahan dari pihaknya. Sehingga YouTube memperbaiki dan meminta maaf atas kejadian tersebut. Dan, voila, akhirnya kalian semua hingga sekarang ini dapat menikmati video tersebut kembali!
Beberapa Pendapat Kaum Milenial Mengenai Musik Lo-fi di Awal Tahun 2020
Karja menanyakan beberapa kaum milenial di Samarinda mengenai Musik Lo-fi, salah satunya Andika, seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Samarinda. Menurutnya, akhir-akhir ini ia merasa kurang enak mendengarkan musik Lo-fi dan berganti ke musik klasik.
ADVERTISEMENT
“Enggak enak-enak banget, sih, akhirnya. Dengan situasi yang semakin masuk ke dunia "kuno" entah kenapa aku jadi lebih suka dengarin classical. Sempat enak dipake buat nugas. Makin ke sini makin males, karna semua coffee shop pada ngeplay genre musik lo-fi, ya, nggak, sih? Akhirnya vibes yang kebawa ke aku tuh kalau musik lo-fi rame banget. Enggak enak lagi. Maaf, opini aja,” ujarnya.
Photo by Pexels/Tirachard Kumtanom
Hal serupa juga diutarakan oleh Yuyun, mahasiswa di Samarinda, mengenai musik Lo-fi yang menurutnya akhir-akhir ini mulai terdengar membosankan karena beatnya yang berulang-ulang.
“Musik santuy, easy listening, sopan banget masuk telinga siapa aja. But i'm not into it. Katanya sih buat belajar enak. Tapi bosen juga lama-lama karena beatnya gitu aja. Tapi kembali lagi, masalah selera, ya kan,” terangnya
ADVERTISEMENT
Hasbi, mahasiswa di Samarinda, juga sependapat dengan Yuyun. Ia mulai merasa sedikit bosan dengan musik Lo-fi dan beralih ke 80s City Pop Japanese.
Easy to listen and good enough for vibing, tapi udah mulai agak bosen. Beatnya gitu gitu aja, ya banyak emg variasinya tapi sekarang sukanya 80s City Pop Jepang, mungkin masalah selera aja,” tuturnya
So, kalau menurut kalian, musik Lo-fi masih menjadi favorit kalian atau tidak, nih?
3 Top Rekomen YouTube Channel Musik Lo-fi versi Karja
1. ChilledCow
2. Chillhop Music
3. STEEZYASFUCK
#terusberkarya
Jangan lupa follow Karja di Instagram (@karjaid) dan klik tombol 'IKUTI' di kumparan.com/karjaid untuk mendukung dan mengikuti konten menarik seputar entrepreneurship, kisah inspiratif, karya anak bangsa, dan isu sosial seputar milenial ya, Sobat!
ADVERTISEMENT