Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten Media Partner
Keseruan Lomba Dayung Perahu Naga, Turut Menyemarakan Festival Mahakam
4 November 2019 14:35 WIB
ADVERTISEMENT
Festival Mahakam yang merupakan event kebudayaan tahunan, selalu berhasil memamerkan keseruan dan keindahan dari Sungai Mahakam. Acara yang diadakan oleh Pemerintah Kota Samarinda melalui Dinas Pariwisata ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mempromosikan kota Samarinda itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Kegiatan yang dilakukan di Sungai Mahakam, menjadi sebuah daya tarik untuk warga kota Tepian. Khususnya yang dilaksanakan pada hari Minggu (3/11) lalu, salah satunya adalah pertunjukan atraksi, hingga lomba Perahu Naga.
Tahukah kalian, jika lomba Perahu Naga sudah diadakan sejak tahun 1998. Perlombaan ini bahkan sudah ada sebelum Festival Mahakam pertama diadakan.
Bagaikan sebuah tradisi, lomba ini sudah menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat Samarinda, khususnya di Kampung Baqa. “Dayung dari dulu sudah tradisi kita di Kampung Baqa. Pada pendayung semua dari kampung Baqa dulu”, ujar Hariadi, selaku koordinator lomba Perahu Naga.
Perlombaan ini diikuti 11 tim yang masing-masing terdiri dari 12 orang. 1 orang bertugas sebagai pengemudi, 10 orang sebagai pendayung, dan 1 orang sebagai penabuh gendang yang bertugas untuk mengenakan pakaian adat daerah.
Adapun peserta dari OPD Samarinda adalah perwakilan dari RSUD AWS, PDAM Kota Samarinda, DPRD, DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu), dan Kecamatan Samarinda Ulu.
ADVERTISEMENT
Sedangkan dari OPD Tenggarong diwakili oleh RSUD A.M. Parikesit, Kelurahan Makurawang, dan Dinas Kehutanan. Peserta yang diperbolehkan mendaftar untuk perlombaan ini adalah pegawai OPD. Dinas Pariwisata hanya memperbolehkan maksimal 2 atlet yang sudah tidak aktif untuk bisa bergabung di dalam tim.
“Tahun depan kalau memungkinkan akan kita buka untuk umum. Atlet atau anggota klub dipersilahkan." tambah Hadi.
Perlombaan terbagi menjadi tiga babak. Masing-masing babak terdiri dari tiga peserta. Tiap pemenang akan dilombakan kembali di babak akhir untuk memperebutkan posisi juara.
Jalur perlombaan dimulai dari Teluk Lerong Lampion Garden, hingga ke depan Kantor Gubernur. Perlombaan berlangsung dengan sengit. Para peserta terlihat berusaha semaksimal mungkin untuk memenangkan posisi terbaik.
Saat lomba tengah berlangsung, sempat terjadi ketegangan antar tim. Perselisihan terjadi karena diduga adanya kecurangan yang dilakukan oleh tim lain. Mereka memasukkan atlet yang masih berstatus aktif sebagai bagian dari peserta lomba.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut membuat panitia harus mengambil keputusan, yaitu mendiskualifikasi tim tersebut. “Hanya masalah miss komunikasi antar manager masing-masing tim. Tidak ada permasalahan, tujuan kita mengadakan lomba ini sebatas untuk memeriahkan Festival Mahakam. Untuk menghibur masyarakat, bukan mencari bibit atlet.” komentar Hadi terkait permasalahan tersebut.
Perlombaan tetap berlangsung hingga masuk ke tahap final. Tim yang berhasil melaju hingga akhir adalah perwakilan dari RSUD AWS-A, RSUD AWS-B, DPRD Samarinda, dan DPMPTSP Samarinda.
Perlombaan berjalan dengan sengit dan seru, disertai hiruk pikuk penonton di tepian Sungai Mahakam. Hingga akhirnya, muncul nama pemenangnya.
Juara 1 direbut oleh DPRD Samarinda, juara 2 diraih oleh RSUD AWS-A, dan juara 3 diperoleh RSUD AWS-B. Untuk juara harapan, didapatkan oleh DPMPTSP Samarinda.
Nantinya, juara pertama akan memperoleh hadiah uang tunai sebesar 5 juta rupiah. Juara kedua akan mendapat 4 juta Rupiah. Juara ketiga akan memperoleh 3 juta Rupiah. Juara harapan akan memperoleh 2 juta Rupiah. Sedangkan, penabuh gendang dengan pakaian adat terbaik akan memperoleh suvenir menarik.
ADVERTISEMENT
Selain lomba dayung Perahu Naga, ada juga perlombaan lain yang ikut memeriahkan kegiatan festival ini. Seperti lomba berenang menyeberangi Sungai Mahakam, lomba Perahu Tambangan, lomba Perahu Dompeng, dan Balap Power Boating.
“Perahu Dompeng adalah alat transportasi kota Samarinda yang mulai ditinggalkan karena transportasi darat semakin modern. Namun, akan tetap kita lestarikan, dan berharap untuk kedepannya dapat menjadi objek wisata dari kota Samarinda.” ujar I Gusti Ayu Sulistiani selaku Kepala Dinas Pariwisata Kota Samarinda.
#terusberkarya