Ketahui 4 Dasar Akuntansi Ini Saat Merintis Bisnis, Wajib Catat!

Konten Media Partner
11 Desember 2019 19:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
“Accounting is the languange of business.” – Warren Buffet | Photo by Kelly Sikkema from Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
“Accounting is the languange of business.” – Warren Buffet | Photo by Kelly Sikkema from Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Untuk berbisnis, tidak sekedar diperlukan modal ataupun keberanian, namun juga diperlukan untuk membekali diri dengan pengetahuan dasar dalam berbisnis, termasuk salah satunya pengetahuan akan akuntansi. Karena ujung dari seluruh proses bisnis adalah tentang akuntansi.
ADVERTISEMENT
Akuntansi sendiri adalah suatu proses mulai dari pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisaan transaksi serta data-data keuangan dari suatu usaha. Akuntansi menjadi penting bagi bisnis karena menjadi sarana untuk mengetahui berbagai informasi mengenai kondisi keuangan dari bisnis yang dijalankan.
Namun, tak sedikit pengusaha yang masih mengelola keuangan bisnis yang Ia miliki dengan seadanya. Padahal, dengan memahami beberapa dasar akuntansi, bisnis tersebut dapat diketahui kondisi keuangan sekaligus perkembangannya dengan lebih optimal.
Buat kamu para pebisnis, ketahui beberapa hal dasar terkait akuntansi yang bisa membantu dalam mengelola usaha berikut ini.
Alasan kepepet, tak jarang pebisnis mengambil uang dari hasil bisnisnya untuk kepentingan pribadi | Photo by Alexander Mils from Unsplash
Di dalam akuntansi, dikenal prinsip entitas ekonomi, di mana perusahaan adalah kesatuan ekonomi yang berdiri sendiri dan terpisah dari entitas pribadi.
ADVERTISEMENT
Salah satu kesalahan yang paling sering dijumpai oleh pebisnis pemula adalah menggabungkan uang untuk usaha dengan uang pribadi.
Dilandasi dengan pikiran bahwa toh ujung-ujungnya juga akan berakhir di kantong owner, namun hal tersebut dapat menimbulkan kesulitan saat ingin mengetahui keuntungan dan kerugian yang sebenarnya dari suatu usaha.
Maka diperlukan adanya pencatatan yang terpisah antara bisnis dengan milik pribadi. Beberapa cara yang bisa dilakukan untum menerapkan prinsip tersebut adalah dengan membuat anggaran usaha yang jelas dan terperinci, membuat rekening bank terpisah, dan tidak memakai sarana maupun produk yang dijual untuk kepentingan pribadi.
Kalaupun memang ada pengambilan sejumlah uang untuk kepentingan pribadi, maka catatlah sebagai prive atau sejumlah uang yang diambil oleh owner dari bisnis yang dimiliki.
ADVERTISEMENT
Penting untuk memberikan gaji bagi diri sendiri agar tidak menganggu keuangan dari bisnis | Photo by Sharon McCutcheon from Unsplash
Terkadang, tak sedikit pebisnis yang salah kaprah mengenai uang yang mengalir masuk ke dalam usahanya. Biasanya di akhir bulan, setelah melihat laporan keuangan, tak jarang uang yang dianggap sebagai lebih atau untung dari usaha, langsung masuk begitu saja ke dalam kantong pemilik.
Padahal, harus dibedakan antara untung usaha dengan gaji untuk diri sendiri. Dengan memberikan gaji untuk diri sendiri dapat memudahkan untuk memisahkan uang untuk usaha dengan pribadi.
Harus diperhatikan juga, saat ingin menggaji diri sendiri, alokasikanlah dana tersebut dari laba, bukan pendapatan. Pendapatan adalah seluruh pemasukan atau total uang yang diterima atas hasil kegiatan operasional suatu usaha.
Sedangkan laba adalah penghasilan (income) yang diterima dari hasil usaha yang telah dikurangi oleh biaya-biaya yang dikeluarkan. Maka, saat menggaji diri gunakanlah uang dari laba, karena uang tersebut benar-benar sudah merupakan income yang terlepas dari biaya-biaya yang harus dikeluarkan lagi.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi pembukuan | Photo by cpastrick from Pixabay
Di dalam akuntansi, erat kaitannya dengan yang namanya penjurnalan atau proses pencatatan seluruh bukti transaksi keuangan yang terjadi.
Dengan melakukan penjurnalan, maka dapat diketahui aktivitas keuangan yang terjadi sehari-hari secara runtun. Hal ini akan memudahkan dalam penyusunan laporan keuangan di akhir periode bisnis.
Dalam proses pencatatan, ada 5 akun atau komponen utama yaitu:
ADVERTISEMENT
Di dalam pencatatan, dikenal pula prinsip double entry yaitu sistem pembukuan di mana setiap transaksi dicatat sebagai debit dan kredit yang jumlah total keduanya harus sama.
Laporan keuangan menjadi kunci dalam berbinis karena menggambarkan kondisi keuangan | Photo by 777546 from Pixabay
Setelah memahami penjurnalan dan dapat diterapkan dengan baik, maka menyusun laporan keuangan pun tidak menjadi masalah. Semua transaksi yang sudah disusun ke dalam pembukuan akan berakhir di laporan keuangan.
Secara sederhana, laporan keuangan terbagi menjadi laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan posisi keuangan (neraca), laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Namun untuk pebisnis, yang menjadi laporan utama dan acuan untuk mengetahui kondisi keuangan ialah laporan laba rugi dan neraca.
Laporan laba rugi adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan di mana di dalamnya terdapat informasi mengenai pendapatan, biaya, dan laba bersih suatu usaha. Dari laporan laba rugi ini, pebisnis dapat mengetahui hasil operasional suatu perusahaan dalam periode tertentu.
ADVERTISEMENT
Laporan posisi keuangan atau neraca adalah laporan yang menunjukkan kondisi maupun posisi keuangan suatu usaha pada tanggal tertentu. Di dalam neraca terdapat informasi mengenai aset, liabilitas, dan ekuitas suatu bisnis.
Laporan keuangan menjadi sangat penting bagi pebisnis karena merupakan ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi dalam bisnis serta mampu memberikan informasi mengenai keadangan keuangan seperti laba, rugi, jumlah aset, jumlah hutang, maupun modal yang ada di dalam bisnis tersebut.
Tidak sulit untuk memahami dasar-dasar akuntansi untuk menjalankan bisnis yang kita rintis. Ditambah pula dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, sudah banyak dijumpa berbagai software akuntansi yang dapat membantu dalam siklus akuntansi.
#terusberkarya