Konten Media Partner

Kisah Jim Simons, Dari Penyapu Lantai hingga Ahli Matematika yang Kaya Raya

24 Juli 2020 9:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jim Simons | Foto: Dok. MarketWatch
zoom-in-whitePerbesar
Jim Simons | Foto: Dok. MarketWatch
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jika kita mendengar kata ahli matematika, biasanya akan tergambar bahwa orang tersebut berprofesi sebagai sosok pengajar maupun ilmuwan. Namun berbeda dengan Jim Simons.
ADVERTISEMENT
Walau ia merupakan ahli matematika, namun namanya justru dikenal sebagai sosok pebisnis yang mendirikan salah satu perusahan quant fund tersukses dalam sejarah bernama Renaissance Technologies.
Pria yang memiliki nama lengkap James Harris Simons ini berhasil berada dalam deretan orang terkaya dunia urutan 36 versi Forbes dengan total kekayaan mencapai US$ 21,6 miliar atau setara Rp 315,3 triliun. Renaissance Tech sendiri dikabarkan mengelola dana investasi sebesar US$ 68 miliar.
Renaissance Tech didirikan oleh Jim pada tahun 1982. Sejak tahun 2010, Jim sudah pensiun dari perusahaan tersebut namun ia masih mendapatkan keuntungan dari perusahaan dan masih menjabat sebagai ketua non eksekutif. Renaissance Tech banyak dikenal masyarakat karena Medallion Fund.
Pria yang lahir pada tahun 1938 di Brookline ini menemukan kecintaannya terhadap matematika di usia dini. Pada usianya yang ke 14, Jim pernah bekerja di bagian penyimpanan di sebuah toko perlengkapan taman. Namun pangkatnya kemudian diturunkan menjadi penyapu lantai karena keterbatasan memori yang dimilikinya.
ADVERTISEMENT
Jim memiliki cita-cita untuk menjadi ahli matematika di Massachusetts Institute of Technology (MIT). Dan pada tahun 1955, Jim diterima berkuliah di MIT jurusan matematika. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di University of California di Berkeley dan berhasil mendapatkan gelar doktor di usia 23 tahun.
Setelahnya, Jim mengajar matematika di MIT dan juga Harvard. Pada tahun 1964, Jim direkrut menjadi pemecah kode untuk US selama Perang Vietnam. Setelah 4 tahun menjadi pemecah kode, Jim mendapat jabatan sebagai ketua departemen matematika di Stony Brook University.
Jim Simons | Foto: Dok. Oberwolfach Photo Collection
Pada tahun 1978, muncullah ketertarikan Jim pada bidang keuangan, dimana ia membentuk tim Hedge Fund Monemetrics yang menjadi pendahulu kesuksesan bagi Renaissance Tech. Awalnya, tidak ada dalam benak Jim untuk mengkombinasikan matematika ke dalam perusahaan tradingnya tersebut. Hingga lama kelamaan, Jim menyadari jika ia bisa menggunakan model matematika dan statistik untuk menginterpretasikan data.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1988, Jim memutuskan untuk menggunakan metode analisis kuantitatif untuk menentukan trading mana yang harus dipilih. Ia mencari orang-orang yang memang merupakan ahli dalam bidang matematika, data analisis, dan bidang-bidang ilmiah lainnya untuk bekerja sama dengannya.
Ia mempekerjakan programer, ahli matematika, fisikawan dan kriptographer untuk menciptakan formula matematika rumit agar metode analisis kuantitatif tersebut bisa berjalan dengan baik.
Jim memberikan pandangan bagaimana dia mengatur dan membangun Rentech selama ini. Strateginya dalam memilih orang-orang yang tepat untuk bekerja sama dengannya menjadi salah satu kunci kesuksesannya dalam berbisnis.
"Orang yang luar biasa, infrastruktur yang luar biasa, lingkungan yang terbuka. Berikan kompensasi berdasarkan performa kinerja secara keseluruhan. Hal-hal tersebut mendatangkan banyak uang."
ADVERTISEMENT
Bersama sang istri, Jim mendirikan Simons Foundation di tahun 1994. Organisasi amal tersebut mendukung proyek yang berkaitan dengan pendidika, kesehatan, serta penelitian di bidang sains dan matematika.
Jim juga menyumbangkan dana sebesar US$ 2,7 miliar dolar untuk mendukung penelitian bagi para penyandang autisme. Tidak hanya itu, ia juga mendirikan Math for America, yang bertujuan untuk mendorong guru matematika dan sains tetap berperan dan memajukan kemampuan mengajar mereka.