Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten Media Partner
Kisah Qin Yinglin, Peternak Babi yang Jadi Salah Satu Orang Terkaya di China
23 Juli 2020 16:48 WIB
ADVERTISEMENT
Jika kebanyakan pebisnis ternama berhasil dan sukses di bidang teknologi atau bergerak dalam bidang e-commerce maupun fashion, maka berbeda dengan Qin Yinlin, ketua dari Muyuan Foodstuff. Kesuksesannya diraih karena ia berhasil menjalankan dan mengelola sebuah peternakan babi di China.
ADVERTISEMENT
Berkat bisnisnya tersebut, Qin berhasil menjadi sosok manusia terkaya dunia di urutan ke 43 versi Forbes dengan total kekayaan sebesar US$42 miliar atau setara dengan Rp 611,4 triliun. Di China sendiri, Qin pernah menjadi sosok terkaya nomor 9 pada tahun 2019.
Awalnya, Qin Yinglin memulai peternakan babi hanya bermodalkan 22 ekor babi di tahun 1992 bersama sang istri, Qian Ying. Namun siapa yang menyangka jika ternyata setelah 28 tahun bekerja keras, 22 ekor babi tersebut bisa berubah menjadi peternakan babi terbesar di China. Tidak hanya itu, peternakannya juga berhasil menjadi pasar daging babi terbesar di dunia.
ADVERTISEMENT
Qin pun akhirnya berhasil mendirikan sebuah perusahaan yang dinamakan Muyuan Foodstuff dan kini memiliki aset sebesar lebih dari 70 miliar yuan, karyawan sebanyak lebih dari 70.000 orang dan lebih dari 190 anak perusahaan.
Menurut Bloomberg Billionaires Index , Qin Yinglin berhasil meningkatkan kekayaan bersihnya sebesar 341% pada tahun 2019 dan membuat perusahaannya menjadi perusahaan dengan pertumbuhan tercepat versi Bloomberg. Kekayaan dari Qin diperkirakan meningkat pesat hingga sebesar US$6,6 miliar hingga mencapai angka US$ 8,56 miliar pada tahun 2019.
ADVERTISEMENT
Bahkan di masa pandemi COVID-19 seperti sekarang ini, ketika hampir sebagian besar sektor bisnis terkena dampak dan mengalami penurunan pendapatan, tidak demikian halnya dengan bisnis peternakan babi Qin. Ia justru mengalami peningkatan sebesar lebih dari 8%. Menurut wawancara yang dilakukan media di China, Qin mengatakan bahwa adanya pandemi COVID-19 merupakan suatu keuntungan bagi para peternak.