Kisah Taufikurahman, Driver Ojek Online Samarinda dengan Motor Ninja

Taufikurahman dengan motor Ninjanya, siap mengantar para calon penumpang Samarinda ke mana saja. | Photo by Karja/Titiantoro

Fenomena ojek online sudah merambah ke seluruh kota-kota besar, tak terkecuali di Kota Samarinda sendiri. Hal tersebut terjadi karena kebutuhan masyarakat yang serba cepat, instan dan mudah. Jadi tidak heran jika banyak sekali masyarakat yang beralih profesi menjadi driver ojek online (Ojol) baik pria ataupun wanita.

Ada berbagai alasan masyarakat beralih profesi menjadi driver ojek online; ada yang jenuh dengan pekerjaan sebelumnya dan ada juga yang menjadikan pekerjaan tersebut sebagai pekerjaan sampingan.

Sehingga, jika seseorang hanya mendapatkan penghasilan dari satu sumber saja, maka penghasilan tersebut masih tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Atas dasar tersebut, terkadang seseorang harus mencari cara lain untuk mendapatkan penghasilan tambahan.

Namun, berbeda dengan kisah salah satu driver ojek online di Kota Samarinda sendiri. Karja menemukan salah satu driver yang mengaku bahwa dengan menjadi driver ojek online bukanlah penghasilan utamanya. Ia memilih profesi tersebut untuk mencari hiburan dan dapat dilakukan kapan saja.

Taufikurahman, pria berusia 45 tahun, mengungkapkan bahwa menjadi ojol merupakan pekerjaan sampingannya. Taufik, panggilan akrabnya, sambil membuka kaca helm dengan senyumnya yang sangat ramah itu, menjelaskan kenapa ia memilih menjadi driver ojek online sebagai pekerjaan sampinganya.

“Enak sih, pekerjaannya mudah dan dapat dilakukan kapan saja. Saya mulai online itu dari pagi sampai tengah hari. Ngantar anak-anak sekolah biasanya,” ungkapnya.

Taufikurahman berpose di samping motor Ninjanya. | Photo by Karja/Titiantoro

Taufik juga bercerita kalau menjadi driver ojek online itu sangat mengasyikkan karena bisa menghilangkan stres, terlebih ia memiliki usaha yang membuatnya jenuh.

“Asyik jadi ojol itu, bisa hilangkan stres. Ya kalau untuk masalah uang itu nomor sekian. Selain itu juga saya punya usaha lain. Makanya saya narik cuman setengah hari aja,” tuturnya.

Ia bercerita selain mencari hiburan dan untuk refreshing, menurutnya kegiatan ini merupakan kegiatan yang positif.

“Ya selain menghilangkan stres, ini kan kegiatan positif juga. Daripada saya jenuh di rumah sama usaha aja, makanya saya jadi ojol. Sebelumnya saya hobinya touring sama teman-teman, tapi saya pikir lagi malah ngabisin duit. Akhirnya jadi ojol ajalah, sambil manasin ini motor,” ujarnya.

Ketika Taufik menceritakan alasannya menjadi driver ojek online sebagai sampingan, Karja pun cukup terkejut melihat motor yang dikenakan oleh Taufik. Pasalnya motor tersebut bukanlah motor seperti yang digunakan oleh driver ojek online pada umumnya.

Photo by Karja/Titiantoro

“Hehehe jadi di rumah itu saya punya motor ini (Ninja), daripada tidak dipanasin saya bawa narik aja. Banyak sih yang kaget ngeliat saya pakai motor ini. Dikiranya hasil dari saya jadi ojek online, tapi karena saya punya usaha lain. Tapi motor ini yang kedua, sebelumnya yang pertama itu warna putih,” jelasnya.

Taufik sendiri mengaku dalam sehari bisa menghasilkan Rp 250 ribu, namun separuhnya dipotong untuk membeli bahan bakar kendaraan.

“Ya kalau dari pagi sampai setengah hari, rata-rata dapat 250 ribu. Tapi setengahnya di pakai buat isi bensin,” pungkasnya.

Taufik berkeliling Kota Samarinda menggunakan motor Ninjanya sambil mengantar penumpang ke berbagai tempat dengan suara knalpotnya yang khas dengan warna yang sangat matching dari helm, jaket hingga warna motornya. Taufik sendiri sudah seperti layaknya pengendara moto GP kelas internasional yang siap mengantarkan kalian ke tempat tujuan.

#terusberkarya

Jangan lupa follow Karja di Instagram (klik di sini) dan klik tombol 'IKUTI' (klik di sini) untuk mendukung dan mengikuti konten menarik seputar entrepreneurship, kisah inspiratif, karya anak bangsa, dan isu sosial seputar milenial ya, Sobat!