Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten Media Partner
Mengenal Body Dysmorphic Disorder, Cemas Berlebihan pada Penampilan Fisik
18 Juli 2020 9:31 WIB

ADVERTISEMENT
Sobat, apakah kalian pernah merasa penampilan kalian selalu kurang, sehingga akhirnya kalian melakukan segala cara untuk memperbaiki penampilan tersebut hingga dirasa sempurna? Jika iya, maka bisa jadi kalian mengalami body dysmorphic disorder.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari Psychology Today, body dysmorphic disorder sendiri adalah sebuah tipe dari gangguan mental obsesif kompulsif. Seorang yang mengidap body dysmorphic disorder ini biasanya akan selalu merasa ada yang salah dalam penampilannya dan bisa menghabiskan waktu berjam-jam atau bahkan berhari-hari untuk memikirkan penampilan mereka.
Para penderita body dysmorphic disorder ini terobsesi pada bagian tubuhnya, seperti di area wajah, kepala atau berat tubuh hingga bentuk tubuh. Padahal ketika orang lain melihatnya, orang-orang tersebut juga tidak akan menyadari kekurangan yang ada dalam dirinya.
Biasanya para penderita body dysmorphic disorder akan merasakan gejalanya ketika berada dalam usia awal remaja atau bahkan kanak-kanak. Beberapa gejala dari mereka yang menderita body dysmorphic disorder adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
• Terlalu asyik dan fokus dalam memperhatikan kekurangan yang ada dalam penampilannya yang bahkan tidak terlihat oleh orang lain
• Bercermin terus menerus, dandan berlebih, membandingkan penampilannya dengan orang lain
• Mengalami stres karena terlalu fokus dalam memperhatikan kekurangannya.
Para penderita body dysmorphic disorder ini akan mencoba untuk menutupi kekurangannya dengan menggunakan makeup, bahkan melakukan operasi plastik untuk memperbaiki hal-hal yang menurutnya kurang. Walau mereka sudah melakukan hal-hal tersebut untuk menutupi kekurangannya, tetap saja mereka akan merasa kurang senang dan puas dengan penampilannya.
Mereka yang menderita body dysmorphic disorder ini biasanya disebabkan oleh kekerasan pada masa kecil, penolakan, trauma, atau mungkin mereka memiliki orang tua dan saudara yang menderita gangguan kecemasan. Para penderita body dysmorphic disorder biasanya juga akan disertai dengan gangguan kecemasan seperti kecemasan sosial, gangguan kepribadian, atau bermasalah dengan penyalahgunaan zat.
ADVERTISEMENT
Walau begitu, body dysmorphic disorder bukanlah sebuah gangguan makan seperti bulimia atau anoreksia, dimana penderitanya berusaha untuk menjaga badan dengan memuntahkan makanannya atau tidak makan sama sekali. Kesamaan dari gangguan pola makan dengan body dysmorphic disorder adalah kekhawatiran yang tidak normal terhadap tubuh dan juga masalah kepercayaan diri.
Body dysmorphic disorder ini bisa diredakan gejalanya dengan menggunakan terapi kognitif atau pengobatan antidepresan. Dalam pelaksanaanya, bisa saja kedua metode terapi ini dikombinasikan dengan tujuan untuk mengurangi perilaku obsesif kompulsif, dan membuat pasien memandang dirinya dengan apa adanya tanpa terlalu fokus pada ketidaksempurnaan yang ada dalam dirinya.
Agar hasilnya maksimal, terapi ini harus dilakukan berturut-turut selama bertahun-tahun. Oleh karena itu jika kalian merasa mengalami gejala body dysmorphic disorder, jangan ragu untuk menemui tenaga profesional ya, Sobat!
ADVERTISEMENT
#terusberkarya
Karja, we share creative and up to date content (entrepreneurship, inspiration, and social issues) for Indonesia’s millennials. Support and follow us on kumparan (click here) and Instagram (click here).