Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Mengenal Fear of Missing Out, Rasa Takut Ketinggalan Hal Baru
29 Januari 2020 13:20 WIB
ADVERTISEMENT
Kata FOMO alias Fear of Missing Out tentu sudah tidak asing lagi di telinga kita. FOMO sendiri artinya ketakutan akan ketinggalan sesuatu. Ketinggalan yang dimaksud adalah ketinggalan berita-berita terkini di sosial media maupun ketinggalan dalam hal meng-update sesuatu yang terbaru. Jika di Indonesia, mungkin hal ini lebih dikenal dengan kecanduan media sosial.
ADVERTISEMENT
Karena tidak ingin ketinggalan berita yang ada di dunia maya, mereka terus memegang gadget dan melihat media sosial. Hal ini tentunya akan mengganggu aktivitas sehari-hari karena akhirnya hanya akan mengecek smartphone terus-menerus untuk mengetahui berita terbaru.
Dilansir dari Time , mereka yang menderita fear of missing out ini akan mengecek sosial medianya tepat ketika mereka bangun tidur, sebelum mereka tidur dan ketika makan siang. Hal ini dilakukan terus menerus tanpa menyadari bahwa hal tersebut menyebabkan sebuah lingkaran kecanduan media sosial dalam hidup mereka.
Perasaan FOMO atau takut ketinggalan dan tidak update ini dapat menyerang semua orang. Biasanya, mereka akan merasa cemas ketika melihat kegiatan menarik di media sosial dan ia tidak bisa bergabung bersama dengan teman-temannya untuk merayakan hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari Psychology Today , terdapat sebuah studi dan riset yang dilakukan oleh ilmuwan dari Carleton and McGill University mengenai fear of missing out atau yang sering disebut dengan FOMO. Mereka ingin melihat bagaimana pengaruh FOMO terhadap mahasiswa tahun pertama, di mana hal tersebut diprediksi akan berkaitan dengan stres dan emosi negatif. Lebih lanjut, para ilmuwan meramalkan bahwa mahasiswa yang mengalami FOMO cenderung kurang tidur dan mengalami kelelahan.
Yang menjadi subjek penelitian adalah mahasiswa tahun pertama yang memiliki smartphone. Mereka diberi link survei dan di akhir semester mereka harus mengisi kuesioner mengenai kesejahteraan dan kepuasan hidup. Penelitian ini juga ingin mengetahui apakah FOMO ini terkait atau tidak dengan Big Five Personality (openness, conscientiousness, extraversion, agreeableness, and neuroticism).
ADVERTISEMENT
Hasilnya, FOMO hadir di setiap hari para mahasiswa, namun namun waktu tersering mereka mendapatkan perasaan takut tersebut adalah ketika hari siang dan ketika sedang memasuki akhir minggu atau weekend.
Perasaan FOMO ini sendiri pun dipercaya menghasilkan hal yang negatif seperti kelelahan, stres, masalah tidur bahkan hingga gejala psikosomatis. Sebenarnya, FOMO dapat bergantung pada kepuasan diri masing-masing.
FOMO mempengaruhi ketidakpuasan seseorang pada hidup mereka, sehingga mereka akan merasa apa yang mereka miliki itu tidaklah cukup. Selain itu, FOMO juga memicu perasaan negatif lain seperti kebosanan dan juga kesepian yang memiliki dampak buruk pada psikologis seseorang.
Solusi untuk melepaskan diri dari perasaan FOMO adalah dengan menyadari bahwa perasaan takut tersebut akan berkurang seiring dengan semakin bertambahnya usia. Semakin bertambah usia, kalian akan semakin menyadari bahwa ternyata perasaan FOMO tersebut adalah perasaan yang merugikan diri kalian sendiri dan membuat kalian jadi tidak menikmati waktu. Cobalah untuk fokus pada apa yang sedang dikerjakaan pada saat ini.
ADVERTISEMENT
#terusberkarya
Jangan lupa follow Karja di Instagram (@karjaid ) dan klik tombol 'IKUTI' di kumparan.com/karjaid untuk mendukung dan mengikuti konten menarik seputar entrepreneurship, kisah inspiratif, karya anak bangsa, dan isu sosial seputar milenial ya, Sobat!