Konten Media Partner

Mengenal James Jebbia, Pendiri Brand Streetwear Ternama Supreme

14 Juli 2020 11:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
James Jebbia | Foto: Neil Rasmus/BFA.com
zoom-in-whitePerbesar
James Jebbia | Foto: Neil Rasmus/BFA.com
ADVERTISEMENT
Para pecinta fashion, khususnya dari kalangan anak muda pasti sudah tidak asing lagi dengan brand streetwear kenamaan Supreme. Brand satu ini terkenal dengan harganya yang cukup mahal karena produknya yang eksklusif.
ADVERTISEMENT
Kesuksesan Supreme pun sudah tidak perlu diragukan lagi, melihat brand ini begitu digemari oleh pecinta hypebeast dari berbagai belahan dunia. Lantas, siapakah orang dibalik brand populer Supreme ini?
James Jebbia adalah penggagas brand hypebeast Supreme tersebut. Jebbia berhasil menjadi sosok yang menginspirasi para fashion designer muda, pebisnis dan juga para skateboarder di seluruh dunia.
Brand Supreme diciptakan oleh James Jebbia pada tahun 1994. Di tahun tersebut, Jebbia membuka toko retail pertamanya di Manhattan. Hingga saat ini, Supreme telah berkolaborasi dengan banyak brand terkenal lainnya yaitu Comme des Garcons, Levi’s, Vans dan juga Louis Vuitton.
Tak hanya bekerja sama dengan brand terkenal, Supreme juga bekerja sama dengan para seniman terkenal seperti Damien Hirsts, Takashi Murakami, dan juga Richard Prince. Baru-baru ini Supreme bahkan memutuskan untuk bekerja sama dengan merek makanan terkenal yaitu Oreo.
ADVERTISEMENT
Banyaknya kolaborasi yang dijalin ini membuat Supreme lebih dikenal oleh anak muda dari berbagai kalangan, tidak hanya dari skateboarder saja. Selain itu, yang membuat Supreme semakin dikenal adalah Supreme selalu konsisten dalam desain dan kualitas produksinya, sama seperti yang dilakukan oleh brand-brand elite yaitu Hermes dan Channel.
Hal lain yang membuat Supreme menjadi langka dan tergolong mahal adalah barang yang diproduksi Supreme hanya berjumlah terbatas. Tentu hal tersebut membuat konsumen yang mendapatkan produknya merasa istimewa. Maka tak heran ketika Jebbia membuka ulang tokonya yang tutup selama beberapa waktu akibat turunnya bisnis retail, antrian terlihat sangat panjang di depan toko Supreme.
Melansir dari wawancara Jebbia dengan GQ, pria kelahiran 1963 ini ingin membuat produk Supreme berkualitas tinggi sama seperti brand kenamaan Polo, Lee atau Champion. Dia ingin membuat produk yang menjadi keinginan para anak muda, khususnya para skateboarder di New York.
ADVERTISEMENT
Pada awal berdirinya Supreme, ada banyak pakaian yang dijual di toko skateboard untuk para skateboarder dengan bahan yang kurang berkualitas. Oleh karena itu, Jebbia berkeinginan untuk membuat baju yang berkualitas baik seperti brand fashion kenamaan yang dipakai oleh anak-anak di New York seperti Polo, Nautica, Carhartt dan Levi’s. Namun ia ingin menjualnya dengan harga yang masuk akal atau terjangkau juga tahan lama jika dipakai oleh para konsumennya.
Ide desain pakaian Supreme sendiri didapatkan James Jebbia kebanyakan dari tahun 90-an, yang menurutnya merupakan era keemasan baik dari seni, musik, bahkan fashion. Namun, Jebbia juga terbuka terhadap banyaknya ide-ide desain dari hal lain di sekitarnya dan membuatnya sesederhana mungkin.
James Jebbia | Foto: Eddie Eng/Hypebeast
Jebbia berusaha memberikan yang terbaik karena ia ingin menghargai konsumennya. Menurutnya, ia terinspirasi dari sebuah clothing line di Jepang, yaitu Bathing Ape, yang membuat segala sesuatunya berkualitas. Mulai dari baju yang dijahit, penataan di toko dan lain sebagainya yang benar-benar diolah dengan baik dan rapi.
ADVERTISEMENT
Menurut Jebbia, kehadiran brand Supreme membuat para skateboarder lebih peduli terhadap fashion yang dikenakannya. Dalam 25 tahun mendirikan Supreme, Jebbia merasa bangga bahwa ternyata brand Supreme masih terus ada dan berlanjut. Ia masih bekerja bersama dengan orang yang sama seperti saat awal ia memulai bisnis ini dan mampu menafkahi keluarganya dan orang-orang yang bekerja dengannya.
#terusberkarya
Karja, we share creative and up to date content (entrepreneurship, inspiration, and social issues) for Indonesia’s millennials. Support and follow us on kumparan (click here) and Instagram (click here).