Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Mengenal Misophonia, Gangguan Emosi Akibat Suara Tertentu
10 Maret 2020 13:06 WIB

ADVERTISEMENT
Sobat, apakah kalian pernah merasa kesal dan sangat terganggu ketika kalian mendengar suara orang sedang mengunyah di sebelah kalian? Atau kalian merasa terganggu ketika mendengar orang mendengkur?
ADVERTISEMENT
Bagi sebagian besar orang, mungkin suara tersebut terdengar biasa. Namun bagi para pengidap misophonia, suara tersebut bisa jadi sangat menganggu. Tidak hanya menganggu, suara-suara tersebut juga dapat menimbulkan kecemasan, panik bahkan amarah.
Melansir Medical News Today, misophonia adalah gangguan di mana seseorang memiliki reaksi negatif yang tidak normal terhadap suara-suara yang biasa dibuat oleh manusia, contohnya seperti mengunyah atau bernapas. Misophonia memiliki gejala yang mudah diidentifikasi, yaitu ketika seseorang mengeluarkan reaksi ekstrim seperti marah besar kepada sumber suara yang menganggu.
Namun tidak hanya marah besar, respon para penderitanya pun beragam. Terkadang, mereka hanya merasa terganggu saja. Menurut beberapa studi yang dilakukan, penderita misophonia juga mengalami beberapa reaksi fisik seperti jantung berdebar, tekanan darah yang meningkat, kekakuan otot dan juga meningkatnya suhu tubuh.
Penderita misophonia ini tidak hanya terbatas pada pria saja namun juga wanita. Selain itu misophonia juga tidak memandang umur, di mana anak-anak atau dewasa bisa menjadi pengidap misophonia. Namun biasanya, penderita misophonia mulai menunjukkan gejala pada usia akhir masa kanak-kanak atau pada awal masa remaja mereka.
ADVERTISEMENT
Melansir dari Medical News Today, terdapat sebuah penelitian yang menunjukkan gejala dari misophonia:
Penyebab yang paling sering menjadi pemicu misophonia adalah suara makan, di mana mempengaruhi sebesar 81%. Lalu, suara orang yang bernafas dengan keras mempengaruhi sebesar 64,3%, dan suara tangan atau kepala mempengaruhi sebesar 59,5%.
Miosphonia baru saja diidentifikasikan sebagai gangguan kesehatan. Hal ini menyebabkan belum ditemukannya obat atau perawatan spesifik untuk penderita misophonia.
Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi rasa terganggu akibat misophonia ini. Yang pertama, menggunakan headphone dan mendengarkan lagu agar suara dari orang lain tidak terlalu mengganggu. Kedua, memilih tempat yang jauh dari suara yang dirasa dapat menganggu.
ADVERTISEMENT
Bisa juga dengan beristirahat, melakukan relaksasi, dan meditasi untuk mengontrol rasa stres yang timbul. Ketika kondisi memungkinkan, jauhi sumber yang menjadi penyebab merasa terganggu. Apabila dirasa sudah terlalu menganggu dan menghambat aktivitas sehari-hari, bisa segera berkonsultasi dengan dokter dan para ahli.
Selain itu, cara terakhir adalah dengan menjelaskan kepada teman, sahabat, keluarga dan rekan kerja mengenai misophonia yang diderita. Harapannya, orang sekitar mampu mengerti dan membantu untuk mengatasi gangguan tersebut.
#terusberkarya
Jangan lupa follow Karja di Instagram (@karjaid) dan klik tombol 'IKUTI' di kumparan.com/karjaid untuk mendukung dan mengikuti konten menarik seputar entrepreneurship, kisah inspiratif, karya anak bangsa, dan isu sosial seputar milenial ya, Sobat!