news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mengunjungi Gunung Lonceng, Spot Foto Instagramable Baru di Samarinda

Konten Media Partner
11 Juni 2020 16:02 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Spot tangan raksasa menjadi salah satu tempat favorit para pengunjung yang datang ke Gunung Lonceng, Samarinda Seberang | Foto: Karja/Titiantoro
zoom-in-whitePerbesar
Spot tangan raksasa menjadi salah satu tempat favorit para pengunjung yang datang ke Gunung Lonceng, Samarinda Seberang | Foto: Karja/Titiantoro
ADVERTISEMENT
Sejak seminggu terakhir, banyak pembicaraan dari para netizen mengenai sebuah spot foto baru di Kota Samarinda. Lokasi tersebut dinilai 'instagramable' bagi para pecinta foto.
ADVERTISEMENT
Karja pun mengunjungi lokasi tersebut yang beralamat di kawasan perbukitan yang dikenal oleh warga sekitar dengan sebutan Gunung RCTI atau Gunung Lonceng di Jalan Dwikora, Kelurahan Mangkupalas, Kecamatan Samarinda Seberang.
Sesampainya di sana, terlihat ada beberapa spot foto epic di mana para pengunjung bisa berpose layaknya model profesional. Spot pertama berbentuk sebuah perahu yang menghadap langsung ke Kota Samarinda dengan bentuk hati di ujungnya. Spot kedua adalah sarang burung raksasa dan yang ketiga ialah sebuah tangan besar dan panah raksasa.
Tempat-tempat tersebut merupakan hasil kerja keras dan dedikasi dari Sayid Gazali Bahasyim (45) dan Sahyudin alias Udin (39) selama 10 tahun lamanya. Pria yang akrab dipanggil Zali ini mengatakan kepada Karja awal mula ia dan temannya membuat destinasi tersebut.
ADVERTISEMENT
“Idenya itu tidak disengaja. Karena awalnya untuk berkebun bersama teman saya si Udin,” kata Zali saat ditemui di kediamannya.
Ketika mereka sudah mendapatkan izin dari tuan tanah untuk berkebun, mereka pun mulai menggarapnya. Namun, semesta berkata lain; usia dari tanaman yang mereka garap tidak bertahan sampai panen tiba. Sehingga mereka pun hanya bisa mengelus dada.
“Ketika gagal, terus saya ada ide buat tempat untuk duduk-duduk santai. Saya buat untuk keluarga dan warga sekitar, tapi tiba-tiba ada yang upload di internet akhirnya banyak yang datang kesini,” ujarnya.
Zali yang bermodalkan uang Rp 1 juta pun perlahan mulai membuat tempat spot foto yang instagramable tersebut.
Datangnya para wisatawan lokal, membuat Zali dan Udin mencari jalan untuk mendapatkan modal yang akan digunakan sebagai dana operasional dan perawatan.
Sambil duduk di kursi panjang, seorang pengunjung menikmati semilir angin dan pemandangan kota Samarinda dari Gunung Lonceng | Foto: Karja/Titiantoro
“Kami gunakan untuk perawatan. Pas dihitung-hitung kami patok untuk masuknya Rp 5 ribu per orang. Kalau untuk para pedagang dan parkir tidak,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Atas kerja keras dan dedikasi yang Zali dan Udin lakukan, akhirnya secara tidak langsung mereka telah membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar.
“Alhamdulillah tujuan kami tercapai dengan adanya para pengunjung yang datang. Kami berharap apa yang kami kerjakan bisa membantu ekonomi warga sekitar dan bisa memanfaatkan dari apa yang kami buat,” tuturnya.
Selain warga sekitar yang merasakan dari dampak tersebut, pemilik tanah pun juga ikut merasakannya. Pasalnya, tanah yang awalnya mereka pinjam kini mereka bayar sebagai sewa tempat.
“Setelah kami tentukan tarif bagi pengunjung, tanah itu bukan lagi kami pinjam namun disewa," ucapnya.
Sebagai warga negara yang taat, Zali dan Udin berharap adanya surat resmi atau legalitas dalam pengelolaan tempat wisata yang mereka garap.
ADVERTISEMENT
Zali pun juga sangat berterimakasih kepada para pengunjung yang telah datang dan memberitahukan secara luas di media sosial mengenai Gunung Lonceng.
"Saya pribadi dan keluarga sangat berterima kasih pada semua pihak yang sudah mendukung. Baik warga sekitar maupun respon wisatawan yang datang dari Samarinda maupun luar," pungkasnya
#terusberkarya
Jangan lupa follow Karja di Instagram (klik di sini) dan klik tombol 'IKUTI' (klik di sini) untuk mendukung dan mengikuti konten menarik seputar entrepreneurship, kisah inspiratif, karya anak bangsa, dan isu sosial seputar milenial ya, Sobat!