Menyayangi Diri Sendiri dengan Berhenti Menjadi 'People Pleaser'

Konten Media Partner
27 Desember 2019 8:22 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Berhentilah menjadi seorang people pleaser! | Photo by Isaiah Rustad from Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Berhentilah menjadi seorang people pleaser! | Photo by Isaiah Rustad from Unsplash
ADVERTISEMENT
People pleaser menjadi terminologi yang cukup umum sekarang ini. People pleaser adalah seseorang yang selalu berusaha untuk menyenangkan orang lain. Tak jarang, mereka pun sering menyembunyikan apa yang ia rasakan demi menjaga perasaan orang lain.
ADVERTISEMENT
Menjadi seorang people pleaser dapat berdampak negatif bagi diri sendiri. Menyembunyikan perasaan yang ingin diutarakan, selalu bilang "iya" ketika sebenarnya ingin mengatakan tidak, memikirkan perkataan orang lain secara berlebihan, selalu mengatakan baik-baik saja padahal sebenarnya kesulitan, merupakan ciri dari seorang people pleaser.
Pertanyaannya, mau sampai kapan kalian menyakiti dan mengorbankan diri sendiri?
Banyak orang ingin berhenti menjadi seorang people pleaser, namun merasakan bahwa hal tersebut sangat sulit untuk dilakukan. Kali ini, Karja akan memberikan tips bagi kalian tentang bagaimana, sih, agar bisa berhenti menjadi seorang people pelaser dan mulai menyayangi diri sendiri.
Tarik napas, duduk senyaman mungkin, dan resapi kalimat-kalimat di bawah ini!
Belajarlah untuk mengatakan "tidak" | Photo by Nadine Shaabana from Usplash
Hal pertama yang harus dilakukan untuk berhenti menjadi seorang people pleaser adalah berani untuk mengatakan tidak pada permintaan orang lain yang memang tidak bisa kalian lakukan. Jangan mengorbankan kebahagiaan atau diri kalian sendiri demi orang lain, Sobat!
ADVERTISEMENT
Janganlah kalian mengorbankan prinsip dan nilai hidup yang dipegang demi mengiyakan permintaan orang lain. Kebahagiaan seseorang itu adalah tanggung jawab masing-masing individu, bukanlah tanggung jawab kalian. Karena itu, belajarlah untuk mengatakan tidak dengan tegas. Untuk apa kalian mengatakan ya, jika pada akhirnya kalian terpaksa dan terbebani dalam menjalankan permintaan tersebut?
Untuk mengucapkan kalimat tidak, tidak perlu diikuti dengan kalimat-kalimat yang terlalu panjang lebar. Cukup katakan tidak disertai alasan singkat, misal kalian tidak bisa, tidak ada waktu dan sebagainya.
Mengutarakan pendapat | Photo by Wonderlane from Unsplash
Hal selanjutnya adalah kalian harus belajar untuk mengutarakan pendapat, termasuk jika kalian tidak setuju dengan pendapat orang lain. Dengan belajar mengutarakan pendapat, maka perasaan kalian akan terasa lebih lega dan kalian juga tidak terbebani dengan apa yang dilakukan.
ADVERTISEMENT
Dalam mengutarakan ketidaksetujuan, kalian harus memberikan alasan yang masuk akal dan disampaikan dengan bahasa yang sopan dan cara penyampaian yang baik. Dengan menunjukkan jika kalian mampu mengutarakan pendapat pribadi, maka mereka akan menghargai kalian sebagai seorang individu.
Contohnya, jika ada seseorang yang memiliki rasa tidak setuju pada atasan atau rekan kerjanya, nyatakan hal tersebut secara terus terang dengan alasan yang memang sudah dipikirkan secara matang. Jadi rekan kerja atau atasan juga tidak akan merasa tersinggung dengan hal tersebut, dan ketidaksetujuan tersebut dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan untuk kebaikan perusahaan.
Jadilah diri sendiri | Photo by Priscilla Du Preez from Unsplash
Dengan menjadi diri sendiri berarti kalian sudah berhasil untuk mencintai diri sendiri. Janganlah hidup berdasarkan perkataan orang lain, karena kalian diciptakan bukan untuk membuat kebahagiaan banyak orang dan memenuhi ekspektasi mereka.
ADVERTISEMENT
Kalian juga harus mampu untuk berpikir cerdas, apakah perkataan orang-orang tersebut dapat membangun diri menjadi lebih baik. Jika perkataan yang ada ternyata membawa kalian dalam kehancuran, jangan dilakukan, ya!
Seperti kata Kunto Aji dalam lagu Rehat (Album Mantra Mantra), “Yang sebaiknya kau jaga adalah dirimu sendiri.”
Jangan lupa untuk mencintai diri sendiri, Sobat!
#terusberkarya