Konten Media Partner

Nonton Film Sedih Justru Bikin Bahagia, Kok Bisa?

15 Agustus 2020 12:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi menonton film sedih | Foto: Pexels/Andrea Piacquadio
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menonton film sedih | Foto: Pexels/Andrea Piacquadio
ADVERTISEMENT
Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk menghibur diri ketika sedang merasa sedih, salah satunya ialah menonton film. Kegiatan ini mungkin menjadi cara yang ampuh untuk mengalihkan rasa sedih yang sedang melanda. Mulai dari genre komedi, horor, drama, sampai action pun siap menghibur hati yang sedang terluka.
ADVERTISEMENT
Tapi pernah tidak sih ketika sedang sedih kalian malah cenderung lebih suka untuk menonton film dengan tema sedih, tragis, dan tidak happy ending? Kalau dipikir-pikir, bukankah seharusnya kita menonton film dengan genre komedi agar terhibur?
Nah ternyata menurut penelitian dan para ahli, menonton film sedih justru membuat kita bahagia, lho!
Paul Zak, Profesor dan Direktur Pusat Studi Neuroekonomi, mengatakan bahwa film sedih membuat kita berempati terhadap orang lain melalui pelepasan oksitosin, yaitu hormon yang mampu meningkatkan perasaan positif.
Ketika kita berempati kepada karakter fiksi yang ada di film, otak melepaskan hormon oksitosin, dimana melibatkan sirkuit otak yang mendorong kita untuk peduli pada orang lain. Menurut Zak, melatih empati membuat kita lebih terhubung dengan orang-orang di sekitar, misalnya berpelukan atau menangis bersama setelah menonton film sedih. Koneksi inilah yang menjelaskan mengapa kita senang menonton film dengan tema sedih atau tragis.
ADVERTISEMENT
Sebuah studi dari Silvia Knobloch-Westerwick, Ph.D dan rekan melalui jurnal yang berjudul Tragedy Viewers Count Their Blessings: Feeling Low on Fiction Leads to Feeling High on Life, menunjukkan bahwa menonton film sedih dapat membuat kita merasa bahagia. Sebanyak 361 mahasiswa diminta untuk menonton film Atonement (2007) yang diperankan oleh Keira Knightley dan James McAvoy, mengisahkan tentang pasangan yang terpisah karena peperangan.
Ilustrasi menonton film | Foto: Pexels/Andrea Piacquadio
Sebelum dan sesudah menonton film, responden diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan untuk mengukur seberapa bahagia mereka dengan hidup yang dijalani. Mereka juga diminta untuk menilai tingkat berbagai emosi yang dirasakan, termasuk kesedihan.
Setelah selesai menonton, responden menilai dan menuliskan apakah film tersebut telah membuat mereka merenungkan diri sendiri, tujuan, serta hubungan mereka dan kehidupan secara umum. Hasilnya, responden yang merasa sedih saat menonton film cenderung akan menuliskan hubungan dengan orang-orang terdekat mereka. Dan hal ini juga meningkatkan rasa bahagia responden setelah menonton film sedih.
ADVERTISEMENT
“Orang-orang cenderung menggunakan kisah tragis sebagai cara untuk merefleksikan hubungan yang penting dalam kehidupan mereka,” ujar Westerwick.
Namun pertanyaannya, mengapa orang-orang merasa sedih dengan menonton film tragis untuk dapat bersyukur atas hubungan yang ada di dalam hidup mereka? Westerwick menjelaskan bahwa ini sesuai dengan penelitian di psikologi yang menunjukkan bahwa suasana hati negatif dapat membuat seseorang menjadi lebih bijaksana.
"Emosi positif umumnya merupakan sinyal bahwa semuanya baik-baik saja, Anda tidak perlu khawatir, Anda tidak harus memikirkan masalah dalam hidup Anda," ujarnya.
Ilustrasi menonton film | Foto: Pexels/August de Richelieu
Namun emosi negatif, seperti kesedihan, membuat seseorang menjadi lebih kritis terhadap situasi. “Jadi menonton film tragis tentang sepasang kekasih yang tidak ditakdirkan bersatu mungkin membuat Anda sedih, tetapi itu akan membuat Anda lebih memikirkan hubungan dekat dengan orang lain dan lebih menghargai mereka.”
ADVERTISEMENT
Penelitian juga menunjukkan bahwa hubungan umumnya merupakan sumber utama kebahagiaan dalam hidup. Jadi tidak mengherankan jika memikirkan orang yang kita cintai akan membuat kita lebih bahagia.
Penelitian juga menunjukkan bahwa hubungan umumnya merupakan sumber utama kebahagiaan dalam hidup kita, jadi tidak mengherankan jika memikirkan orang yang Anda cintai akan membuat Anda lebih bahagia, katanya.
Sementara itu penelitian dari Ahn et al., (2012), juga menunjukkan hasil serupa. Para peserta diminta untuk menonton film sedih kemudian menjawab pertanyaan tentang suasana hati dan perasaan mereka, apakah mereka menikmati film tersebut dan seberapa realistis mereka berpikir terhadap film yang ditonton. Hasil menunjukkan bahwa orang-orang menikmati film sedih melalui dua mediator, yakni realisme dan keterlibatan.
ADVERTISEMENT
Menurut studi tersebut, kesedihan meningkatkan realitas yang dirasakan serta menimbulkan rasa keterlibatan. Hal tersebut membuat orang-orang dapat menikmati film dengan tema sedih.
Melansir dari Cinema Therapy, yang membuat film sedih menjadi ‘menyenangkan’ untuk ditonton adalah memungkinkan kita untuk menghadapi perasaan sedih dari sisi yang lebih aman. Dengan kata lain, film-film tersebut menawarkan perspektif lain kepada penonton untuk dapat menghadapi trauma, masalah, dan permasalahan yang belum terselesaikan.
Nah, film sedih favorit kamu apa nih, guys?
#terusberkarya
Karja, we share creative and up to date content (entrepreneurship, inspiration, and social issues) for Indonesia’s millennials. Support and follow us on kumparan (click here) and Instagram (click here).