news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Perbedaan Kerja Keras vs Kerja Cerdas, Kamu Pilih yang Mana?

Konten Media Partner
5 Juni 2020 9:51 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bekerja | Foto: Pexels/Andrea Piacquadio
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bekerja | Foto: Pexels/Andrea Piacquadio
ADVERTISEMENT
Dalam bekerja, kalian mungkin memacu diri untuk selalu bekerja keras. Namun apakah kalian tahu bahwa selain bekerja keras, ada model kerja lain yang tak kalah menarik untuk diterapkan? Yap, kerja cerdas.
ADVERTISEMENT
Lantas, apakah yang membedakan antara kerja keras dengan kerja cerdas? Apakah kedua tipe kerja ini bisa dikombinasikan sehingga menciptakan hasil kerja yang maksimal? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!
Kerja Keras
Ilustrasi kerja keras | Foto: Pexels/Andrea Piacquadio
Kerja keras kemungkinan besar akan lebih banyak menghabiskan energi. Banyak orang yang menjadi sosok workaholic karena mereka terlalu dalam mengaplikasikan kerja keras ini dalam kehidupan kerjanya.
Dengan kata lain, kerja keras adalah suatu cara kerja dimana kalian memberikan seluruh energi dan waktu yang kalian punyai untuk bekerja. Orang yang bekerja keras memiliki sifat yang pantang menyerah karena tentu dalam kerja keras membutuhkan sebuah komitmen yang kuat.
Karena banyak waktu yang digunakan untuk bekerja, sosok yang bekerja keras akan kekurangan waktu untuk beristirahat. Mereka juga sosok yang menyukai tantangan karena semakin banyak ragam pekerjaan yang diberikan, maka mereka akan semakin bersemangat.
ADVERTISEMENT
Kerja Cerdas
Ilustrasi kerja cerdas | Foto: Pexels/Elevate Digital
Kerja cerdas berkebalikan dengan kerja keras yang menggunakan sebagian besar energi dan waktunya untuk bekerja. Orang yang bekerja cerdas cenderung mencari cara yang efisien sehingga mereka bisa membagi waktunya untuk segala aspek kehidupan seperti keluarga, teman, Tuhan, bahkan untuk dirinya sendiri.
Selain itu, agar bisa memanfaatkan waktu yang dimilikinya secara efisien, maka mereka akan cenderung lebih mengandalkan kerja tim daripada kerja sendiri. Bagi mereka, kerja secara tim akan memberikan hasil yang maksimal dibandingkan jika mereka memaksakan untuk bekerja sendiri.
Sosok kerja cerdas akan menggunakan otaknya untuk berpikir kreatif dan juga kritis dalam memecahkan persoalan yang ada di pekerjaan mereka. Dalam menerima tawaran yang mungkin datang, mereka tidak akan menerima semua begitu saja melainkan mempertimbangkan secara matang dan juga menyesuaikan dengan momen serta kemampuan mereka.
ADVERTISEMENT
Kerja keras + kerja cerdas: hasil maksimal
Ilustrasi bekerja | Foto: Pexels/fauxels
Nah, setelah melihat perbedaan antara kerja cerdas dan juga kerja keras, apakah menurut kalian kedua cara bekerja ini bisa dikombinasikan untuk mendapatkan hasil kerja maksimal? Kalau menurut Karja tentu saja bisa, Sobat!
Ketika kalian bekerja, maka wajib menyeimbangkan antara otot dengan otak. Bekerja keras memang akan menghasilkan hal yang positif sehingga keinginan, tujuan pekerjaan dan kesuksesan lebih mudah diraih.
Namun penerapan kerja cerdas juga harus dilakukan, terutama untuk memanfaatkan energi dan waktu kalian dengan baik. Dalam pengambilan keputusan pun tidak boleh sembarangan, harus dipikirkan secara matang. Ciptakanlah kreatifitas dalam pekerjaan yang kalian lakukan.
Singkatnya, kerja cerdas akan membantu supaya kerja keras yang sudah kalian lakukan itu tidaklah sia-sia dan memiliki hasil yang maksimal. Nah, kalau kalian lebih memilih sistem kerja yang mana Sobat?
ADVERTISEMENT
#terusberkarya
Jangan lupa follow Karja di Instagram (klik di sini) dan klik tombol 'IKUTI' (klik di sini) untuk mendukung dan mengikuti konten menarik seputar entrepreneurship, kisah inspiratif, karya anak bangsa, dan isu sosial seputar milenial ya, Sobat!