Ruth Shanti Anissa, Mulai dari Modal Rp 0 Hingga Omzet Rp 25 Juta

Konten Media Partner
31 Desember 2019 13:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ruth Shanti Anissa, bersama souvenir dagangannya di Jl Perjuangan, Gang Alam Segar 3 No 1, Sempaja Selatan, Samarinda. Tanpa modal sama sekali, Shanti bisa dapat jutaan lebih dari usahanya | Photo by Karja/Monika
zoom-in-whitePerbesar
Ruth Shanti Anissa, bersama souvenir dagangannya di Jl Perjuangan, Gang Alam Segar 3 No 1, Sempaja Selatan, Samarinda. Tanpa modal sama sekali, Shanti bisa dapat jutaan lebih dari usahanya | Photo by Karja/Monika
ADVERTISEMENT
Merayakan kebahagiaan orang terdekat, tak lengkap rasanya apabila tak memberi hadiah sebagai bentuk penghargaan serta penyemangat. Entah itu ulang tahun, wisuda, hingga berbagai pencapaian-pencapaian lainnya dalam hidup.
ADVERTISEMENT
Sekarang ini, banyak varian hadiah yang bisa diberikan untuk orang-orang terdekat. Mulai dari bunga, boneka, figura, hingga makanan. Dengan begitu banyaknya momen yang dirayakan, maka tak menutup kemungkinan munculnya peluang bisnis dari hal tersebut.
Ruth Shanti Annisa, seorang mahasiswa Universitas Mulawarman dari Samarinda melihat hal ini sebagai peluang untuk berbisnis. Awalnya, Shanti menjual selempang bordir ketika benda tersebut sedang hype di kalangan mahasiswa yang baru saja menuntaskan sidang akhir perkuliahan. Selempang border ini akan di jahit sesuai keinginan si penerima hadiah. Biasanya, di selempang tersebut tertera nama sang penerima beserta gelar yang didapat.
Usaha pertamanya adalah selempang. Terdiri dari bahan beludru dan satin | Photo by Karja/Monika
Setelah selempang, wanita yang akrab di sapa Shanti ini mencoba menjual souvenir dengan lebih bervariasi. Dari gantungan kunci, pin, sablonan, buket bunga, buket boneka, buket snack, boneka parsel, figura dan yang terakhir adalah bunga edelweiss. Souvenirnya dijangkau dengan harga Rp15.000 hingga Rp 250.000.
ADVERTISEMENT
Shanti menuturkan tidak ada modal awal yang ia keluarkan dalam membangun usahanya tersebut. Ia hanya membuka sistem pre-order jika ada yang memesan. Namun, siapa sangka, omzet bisnisnya sekarang ini berkisar Rp 10 juta hingga Rp 25 juta per bulan. Gokil!
“Aku kenal crafter dan penjahit. Kalau ada orderan aku pesan sama mereka, lalu hasilnya nanti dibagi,” ujarnya saat ditemui di tokonya yang berada di Jalan Alam Segar 3, Samarinda.
Dalam berbisnis, tentunya ada beragam pengalaman yang dialami, entah suka maupun duka. Pengalaman pahit berbinis pun tak pelak pernah dirasakan Shanti; ia pernah ditipu oleh seorang crafternya.
Awalnya ia memesan souvenir di Jawa, sejumlah uang pun sudah di transfer, namun barang tak kunjung sampai di Samarinda. Akhirnya Shanti pun berusaha untuk menghubungi pihak tersebut namun nihil; nomornya sudah tidak aktif. Sejak kejadian itu, Shanti pun mendapatkan pengalaman berharga bahwa ia harus lebih berhati-hati dalam mencari crafter.
Shanti memulai bisnisnya pada Juni tahun 2016 | Photo by @sunnysouvenirsmr on Instagram
Usaha yang ia rintis kini sudah berkembang pesat. Bahkan ia bisa mengkontrak kios sendiri di sekitaran area kampus Universitas Mulawarman, dari yang awalnya hanya berjualan di rumahnya di Samarinda Seberang.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, Shanti pun sering diundang ke berbagai seminar dan acara wirausaha di Samarinda sebagai tamu dan pembicara. Bahkan, berkat usahanya, tahun lalu ia berhasil menjadi Duta Wirausaha Universitas Mulawarman tahun 2018.
Shanti mampu terpilih menjadi Duta Wirausaha Unmul pada tahun 2018 | Photo by @ruthshanissa on Instagram
Selain berwirausaha souvenir, Shanti juga meluangkan waktunya untuk mengajar di Taman Pendidikan Al-Qur’an di Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Samarinda.
Dari semua pencapaian yang telah ia peroleh, ada satu lagi pencapaian yang masih ingin dituntaskan Shanti, yaitu ia ingin segera menyelesaikan studi S1. Selain pencapaian dari diri sendiri, ia juga ingin memiliki pegawai tetap dan bisa membangun toko sendiri untuk bisnisnya.
“Maunya punya crafter dan penjahit sendiri, kan selama ini pegawai lepas aja. Beda kalau yang jagain toko sama kios bisa beli sendiri. Sudah gak sewa lagi,” tutupnya.
ADVERTISEMENT
#terusberkarya