Ryanto, Coffeepreneur Samarinda yang Berkarya Melalui Secangkir Kopi

Konten Media Partner
11 September 2019 11:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ryanto Chaniago, coffeepreneur dan owner dari Karma Specialty Coffee & Indie | Photo by Charles (Karja)
zoom-in-whitePerbesar
Ryanto Chaniago, coffeepreneur dan owner dari Karma Specialty Coffee & Indie | Photo by Charles (Karja)
ADVERTISEMENT
Kopi, sebuah minuman 'klasik' yang menebar banyak cerita dan filosofi hidup. Ngomong-ngomong tentang filosofi, sebuah kopi pun mampu disulap menjadi suatu film yang bermakna.
ADVERTISEMENT
Filosofi kopi, sebuah film yang mengangkat dunia 'perkopian' hingga mampu membangkitkan industri coffee shop di Indonesia. Tak terkecuali kota tepian, Samarinda.
Coffee shop yang bermunculan pun beragam, mulai dari coffee shop yang berkonsep franchise, brand besar hingga yang bersifat independent.
Karja berkesempatan mengangkat satu kisah coffeepreneur inspiratif yang ada di Kota Samarinda. Ryanto Chaniago namanya, coffeepreneur sekaligus pemilik dari Karma Speciality Coffee and Indie yang ada di Kota Samarinda.
Bagaimana sih kisah inspiratifnya? check it out!
Tidak sengaja berkenalan dengan dunia kopi
Ryanto Chaniago dengan pose finger heart-nya yang juga menjadi ikon utama Karma | Photo by Charles (Karja)
Pada awal mulanya, Ryanto tidak sengaja bisa berkenalan di dunia industri kopi hingga mendirikan speciality coffee shop yang diberi nama Karma di Kota Samarinda.
"Aku ga pernah kepikiran dulu ya, dari background-ku gimana (arsitektur) akhirnya bisa terjun ke dunia ini (industri kopi)", kenang Toto, sapaan akrabnya.
ADVERTISEMENT
Awal mula perkenalannya terjadi ketika dirinya melihat sebuah filosofi hidup saat sedang berada di Bali. Insight itu ia peroleh ketika berada di kedai kopi - salah satu tempat yang sering ia kunjungi, yang ada di Pulau Dewata.
Ryanto melihat bahwa kopi ini menjadi media penghubung dan juga pada saat itu industri kopi sedang mengalami tren yang positif.
Akhirnya dirinya terpanggil untuk doing something (membuka coffee shop) di kota asalnya, Samarinda dengan visi bahwa filosofi positif yang ia rasakan dan dapatkan di Bali bisa juga ditularkan ke Samarinda pada orang lain juga.
ADVERTISEMENT
"Bahasa simpelnya, pengen menjadi berkat bagi orang lain", tambahnya.
Homy, konsep yang ditawarkan oleh Ryanto untuk Karma
Para pengunjung Karma dengan santainya nongkrong di Karma | Photo by @karma.smd.id on Instagram
Dalam membangun Karma, Ryanto memiliki konsep homy yang ditawarkan untuk para pengunjungnya.
"Kita angkat konsep homy, oke kamu ngopi di Karma serasa seperti kamu ngopi di rumah dalam arti yang awalnya kita tidak kenal, kamu bisa nyantai aja disini, kita bisa ngobrol banyak, kamu bisa keluhkan masalahmu, kita bisa saling sharing tukar pikiran", pungkasnya.
Nongkrong serasa di rumah sendiri ya, Sobat! | Photo by Charles (Karja)
Dalam membangun Karma, Ryanto memiliki konsep homy yang ditawarkan untuk para pengunjungnya.
"Kita angkat homy, oke kamu ngopi di Karma serasa seperti kamu ngopi di rumah dalam arti yang awalnya kita tidak kenal, kamu bisa nyantai aja disini, kita bisa ngobrol banyak, kamu bisa keluhkan masalahmu, kita bisa saling sharing tukar pikiran", pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Ryanto menambahkan bahwa dirinya juga ingin menghilangkan gap antara barista dan customer dengan serving by hospitality.
"Jadi, kita lebih mengangkat yang dulunya adanya gap antara customer dengan barista, pandangan customer pada barista itu rendah atau bagaimana, okay kita saling support", tambah Ryanto.
Suka duka membangun Karma
Salah satu barista Karma yang sedang mempersiapakan pesanan dari customer | Photo by Charles (Karja)
Usia perjalanan Karma yang menginjak hampir menginjak 2 tahun memberikan banyak kesan suka dan duka yang dialami oleh Ryanto sendiri.
Kejadian 'suka' yang dialami Ryanto lebih pada berdampak bagi orang lain, seperti bisa membantu banyak orang hingga menjadi tempat curhat dan tukar pikiran antara dirinya dengan customer.
Tidak hanya suka, pengalaman 'duka' pun turut dirasakan dirinya seperti merintis bisnis ini dari nol, omzet yang naik turun hingga persaingan bisnis yang ketan.
ADVERTISEMENT
"kalau kita fokus ke dukanya aja, pailit dah, good bye, jadi bagaimana gimana kita maintenance, kita bentuk tim dan bisa survive sampai sekarang. Jadi lebih fokus ke sukanya lah", kata Ryanto.
Membagikan nilai pluralisme melalui secangkir kopi
Ryanto tengah duduk bercengkrama dengan customer di Karma | Photo by @karma.smd.id on Instagram
Kopi menjadi media yang penting bagi Ryanto untuk berkarya secara positif bagi masyarakat di Kota Samarinda. Pluralisme, menjadi sebuah nilai yang ingin ia sebarkan pada setiap elemen masyarakat di Kota Samarinda.
"Yang paling aku suka adalah disini aku menciptakan, masih berprogress lah tapi sudah kelihatan, pluralisme."
ADVERTISEMENT
Nilai pluralisme menjadi bagian dari concern utama dirinya karena salah satunya isu SARA yang sangat kuat ketika Karma awal dibangun.
Salah satu barista Karma bercengkrama dengan customer | Photo by Charles (Karja)
Dirinya juga tidak menampik bahwa terkadang terjadi perdebatan yang biasa dan dalam batas wajar ketika melakukan diskusi yang berhubungan dengan topik SARA . Tetapi perdebatan tersebut menjadi sebuah pengingat adanya keberagaman dan memiliki rasa saling menghargai antar individu.
Pesan untuk anak muda yang mau dan sedang merintis bisnis
Salah satu mesin roastery yang ada di Karma | Photo by Charles (Karja)
Berikut pesan dari Ryanto untuk anak-anak muda yang mau merintis bisnis, apa aja sih?
ADVERTISEMENT
Ryanto menjelaskan bahwa sebagai anak muda kita harus berani. Ketika punya ide, lakukanlah. Bahkan, dirinya mendidik para pegawainya untuk berani berwirausaha.
"Semua baristaku aja kudidik, suatu saat kalian harus punya tempat kopi, kamu mau ikut aku satu tahun, dua tahun, sembarang. Tapi suatu saat kalian harus punya tempat kopi", kata Ryanto,
Ryanto juga berpesan bahwa dalam merintis bisnis, kita tidak bisa berpikir untuk sukses secara instan.
"Jangan berharap kamu lakuin sebulan, panen, ga bisa, jadi berani, susun plan dengan benar, eksekusi, tapi tiap hari harus konsisten lah, jangan baru satu bulan cape nih
Dirinya juga berpesan bahwa jadilah anak muda yang memiliki pola pikir tidak serba instan.
ADVERTISEMENT
Kepindahan ibu kota negara ke Provinsi Kalimantan Timur juga menjadi sebuah peluang besar bagi anak muda di Samarinda. Ryanto berpesan juga untuk membuat something big sesuai dengan bidang yang ditekuni.
"Karena kita main kopi, kita 'bermain' di sumber daya manusia (barista, red), kita harus berpikir sebelum itu terjadi (kepindahan ibu kota negara) maka kita perbaikin internal kita, SDM kita dan juga kita sudah punya plan untuk itu", kata Ryanto menjelaskan
Selamat berkarya untuk para Sobat Entrepreneurs dimanapun kalian berada, ya!
#terusberkarja
Content Writer & Reporter : Charles
Editor : RMD