Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Ketatnya persaingan bisnis online travel agent membuat beberapa perusahaan berkolaborasi demi perkembangan yang lebih baik. Beberapa bulan yang lalu, Traveloka berhasil mengakuisisi 3 perusahaan travel internasional.
ADVERTISEMENT
Hal ini membuatnya menjadi salah satu startup yang paling ‘garang’ di bidang tour and travel. Apa saja perusahaan diakuisisi oleh Traveloka? Mari kita simak berikut ini.
Agen travel ini dikabarkan mengalami penurunan laba yang sangat drastis mencapai 94 persen di tahun 2015 dan 2016. Persentase itu mencakup nominal US$ 158.000 dengan omzet US$ 29 di tahun 2016.
Perusahaan asal Vietnam ini juga dikabarkan mengalami penurunan laba. Dengan omzet US$ 5,5 juta, MyTour menderita kerugian sebesar US$ 2,1 juta selama 3 tahun berturut-turut. Hal ini mengakibatkan Recruit Holdings, perusahaan pengampunya, memutuskan untuk menjual perusahaan ini
Recruit Holdings juga mengampu perusahaan asal Filipina yang lagi-lagi juga mengalami penurunan laba yang drastis. Sejak tahun 2015, dengan omzet sebesar US$ 701.000, Travelbook mengalami kerugian sebesar US$ 2,5 juta.
PegiPegi, MyTour, dan Travelbook yang sebelumnya berapa di bawah naungan Recruit Holdings, mengakui bahwa persaingan di dunia agen travel online ini sangatlah ketat. Meskipun begitu, akuisisi dikatakan merupakan hal yang lumrah terjadi dalam bisnis.
ADVERTISEMENT
Kegiatan akuisisi boleh saja dilakukan oleh startup raksasa seperti Traveloka dan sebetulnya hal ini merupakan sebuah kegiatan kolaborasi. Lantas, dengan investasi sebesar Rp 968,8 miliar yang dilakukan oleh Traveloka, bisakah ‘macan’ travel startup ini digadang-gadang menjadi startup decacorn selanjutnya?
#terusberkarja
Writer : Godelva Valentina
Editor : Log