Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Technopreneur Mentality: Berperang Melawan Keterbatasan Lahan Pekerjaan
12 Februari 2020 16:10 WIB
ADVERTISEMENT
Serba digital dan online; mungkin dua hal itulah yang bisa menggambarkan bagaimana hal-hal bekerja di era revolusi industri 4.0. Kecanggihan teknologi yang terus berkembang menjadi fokus penting yang harus diimbangi dengan skill yang mumpuni dari setiap orang yang bersentuhan langsung dengan hal tersebut. Salah satunya ialah dari kalangan mahasiswa.
ADVERTISEMENT
Seperti yang diketahui, persaingan di dunia kerja semakin ketat tiap tahunnya. Setiap mahasiswa dari perguruan tinggi harus membekali diri dengan skill serta ilmu yang mumpuni; entah nantinya untuk digunakan sebagai bekal bekerja di perusahaan ataupun menjadi seorang entrepreneur.
Untuk menambah wawasan para mahasiswa ini, Dinas Perindustrian Kota Samarinda bersama Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman menggelar sebuah seminar yang bertajuk ‘Technopreneur Mentality: Berperang Melawan Keterbatasan Lahan Pekerjaan’ pada Rabu (12/02) bertempat di Ruang Pertemuan Gedung Graha Ruhui Rahayu, Jalan Ir. H. Juanda No. 82, Samarinda.
Dengan menghadirkan tiga narasumber, yakni Muhammad Faisal, S.Sos., M.Si., selaku Kepala Dinas Perindustrian Kota Samarinda, Charles Raymond Jeffrey selaku CEO dan Co-Founder dari Karja (partner resmi kumparan 1001 Media Online), serta Syarief Hidayat selaku CEO dan Founder dari MobilMantan, acara berlangsung meriah.
Acara dibuka dengan sambutan dari Dr. Phill I Ketut Gunawan, MA selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Mulawarman. Dalam sambutannya, ia menyinggung permasalahan jumlah pengangguran dari lulusan perguruan tinggi yang meningkat sebanyak 25 persen. “Dari data statistik BPS tahun 2019, ada prestasi yang cukup menggembirakan, di mana jumlah pengangguran di Indonesia itu menurun cukup signifikan,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ia melanjutkan, “Namun ternyata ada data yang bikin kita juga sedikit tercengang: lulusan perguruan tinggi yang menganggur itu meningkat sekitar 25 persen untuk program S1, sedangkan diploma lebih rendah, yakni sekitar 8 persen.”
Menurutnya, ada tiga hal yang menyebabkan jumlah pengangguran dari lulusan perguruan tinggi meningkat. Pertama, karena keterampilan yang dimiliki lulusan perguruan tinggi tersebut tidak sesuai dengan bidang kerja yang ditawarkan. Kedua, adanya harapan yang terlalu tinggi dari calon pekerja, terutama dalam masalah gaji. Dan yang terakhir, tentu terkait dengan lulusan perguruan tinggi itu sendiri, di mana mereka mungkin belum memiliki skill atau ilmu yang sesuai.
Hal tersebut tentu menjadi hal yang merisaukan bagi perguruan tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan kebijakan-kebijakan strategis yang dapat menangani permasalahan tersebut.
Masuk ke dalam acara inti, narasumber pertama ialah Muhammad Faisal S.Sos., M.Si., selaku Kepala Dinas Perindustrian Kota Samarinda. Dalam pemaparannya, ia menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan technopreneur mentality, yaitu teknologi, entrepreneur, kreativitas, dan milenial.
ADVERTISEMENT
Salah satu hal mendasar yang harus dimiliki oleh setiap orang menurut Faisal ialah memiliki cita-cita. Fokus dengan apa yang diinginkan dalam hidup, susun strategi, dan jangan hanya terfokus kepada orang lain. “Tanamkan dalam diri, ‘ini tekad dan cita-cita saya’, jadi jangan ragu-ragu atau malu,” pungkasnya.
Berkaitan dengan entrepreneur, salah satu hal yang mesti dilakukan semua entrepreneur adalah bangga dengan produk yang dipasarkan. “Mulailah dari hal kecil, dari diri sendiri, dan mulai dari sekarang,”
Selanjutnya, giliran Syarief Hidayat selaku CEO dan Founder dari MobilMantan membagikan kisahnya dalam merintis bisnis. MobilMantan sendiri adalah sebuah perusahaan jasa yang menyediakan platform online terpercaya untuk jual beli mobil secara lelang di Indonesia. MobilMantan dapat menghubungkan antara penjual dan pembeli secara real-time. Berdiri tahun 2018, MobilMantan konsisten dalam menjadikan proses lelang online dapat diakses oleh setiap orang dengan mudah.
ADVERTISEMENT
Syarief membagikan kisah perjuangannya sebelum bisa sukses seperti sekarang ini. Ia menceritakan pernah bekerja di perusahaan, bahkan sempat menjadi pengamen sebelum akhirnya bisa mendirikan MobilMantan. Dalam proses berbisnis pun, tentu tidak semulus yang dibayangkan.
Banyak orang-orang, bahkan teman dan keluarga yang meragukan bisnis tersebut. Namun, Syarief berhasil membuktikan bahwa keraguan itu hanya kata-kata semata. “Bisnis yang dulunya orang-orang bilang nggak bisa, ternyata bisa. Yang penting kita itu nggak perlu peduli orang lain percaya atau nggak, teman percaya atau nggak, bahkan keluarga percaya atau ngga, itu nggak penting,” ungkapnya. “Yang penting adalah kalian dan tim kalian percaya.”
Untuk menjadi seorang entrepreneur, Syarief mengatakan jadilah seorang pekerja terlebih dahulu. Dan ia menyarakan untuk bekerja di perusahaan kecil. “Kenapa begitu? Kalau tempat yang besar, seperti bank, BUMN, dan lain-lain, kalian hanya seorang yang berada di mesin yang besar.”
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, “Tapi kalau kalian berada di perusahaan yang kecil, setiap hari yang kalian bicarakan adalah dreams, mimpi. Setiap hari kalian membayangkan passion dan semangat kalian. Itulah sebenarnya yang harus dimiliki oleh seorang founder.”
Untuk bisa menjadi seorang entrepreneur, tentu tidak hanya membutuhkan sekadar mimpi. Hal pertama yang harus dimiliki adalah kuat secara mental maupun fisik dan harus tahan banting. Selain itu, harus tahan banting pula secara finansial. Dan yang terakhir, ialah motivasi yang kuat dan jelas.
“Banyak orang berpikir mimpi itu saya muluk-muluk. Padahal Bung Karni selalu menitipkan pesan untuk anak muda, ‘bermimpilah setinggi langit, karena jika engkau jatuh, kau akan jatuh di antara bintang-bintang,” ungkap Syarief.
Kemudian, Charles Raymond Jeffrey selaku CEO dan Co-Founder dari Karja (partner resmi kumparan 1001 media online) membagikan kisahnya membangun Karja serta tips-tips bagi mahasiswa dalam menghadapi era revolusi digital 4.0 dengan tema ‘Turn On the Creative Ideas into the Business’. Karja sendiri adalah sebuah content creator media yang membahas seputar entrepreneurship, kisah inspiratif, karya anak bangsa, dan isu-isu sosial di kalangan milenial.
ADVERTISEMENT
“Di Samarinda ini, banyak anak-anak muda yang sebenarnya berbakat dan kreatif, tapi belum terekspos aja sama media,” ungkap Charles.
Menurut Charles, hal-hal yang harus dipelajari oleh mahasiswa dalam industri 4.0 adalah copywriting dan content writing, graphic design, public speaking, digital marketing, teknologi, dan bahasa.
Berdasarkan data dari HootSuit per 30 Januari 2020, Indonesia menempati posisi ketiga dalam pengguna internet terbanyak. Dalam satu hari, rata-rata orang Indonesia dapat mengakses internet selama sekitar 7 jam 59 menit.
Walaupun di satu sisi hal tersebut cukup memprihatinkan, namun di sisi lain hal tersebut tentu dapat membawa keuntungan tersendiri.
“Bahkan TikTok pun, sekarang banyak banget yang bikin konten di sana,” ungkap Charles. “Oleh karena itu, manfaatkanlah platform-platform yang ada untuk berkarya.”
#terusberkarya
ADVERTISEMENT
Jangan lupa follow Karja di Instagram (@karjaid ) dan klik tombol 'IKUTI' di kumparan.com/karjaid untuk mendukung dan mengikuti konten menarik seputar entrepreneurship, kisah inspiratif, karya anak bangsa, dan isu sosial seputar milenial ya, Sobat!