Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Ramadhan Mengajarkan Nilai Kehidupan
15 April 2023 8:32 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Karnada Nasution tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bulan ramadhan merupakan bulan yang sangat mulia dalam agama Islam yang kehadirannya begitu dinantikan oleh seluruh kalangan umat Islam di seantero dunia. Dalam bulan ramadhan terdapat ibadah yang diwajibkan atas orang-orang yang beriman yakni berpuasa sesuai bunyi Q.S al-Baqarah (2) : 183 dengan lafaz “kutiba ‘alaikumus shiyam” diwajibkan atas kalian berpuasa dengan tujuan agar meraih predikat takwa sesuai potongan ayat terakhir “la’allakum tattaquun.
ADVERTISEMENT
Dewasa ini, banyak orang yang mulai salah dalam memaknai bulan ramadhan. Di antaranya, mereka memaknai ramadhan hanya sekadar bulan puasa dengan menahan makan dan minum semata sejak terbitnya fajar sampai waktu maghrib tiba. Sehingga ketika berpuasa mereka masih melakukan amalan-amalan yang dilarang oleh agama seperti menceritakan aib orang lain, gibah, mengadu domba, mengambil yang bukan hak, fitnah, judi, mengumbar aurat sehingga mengundang syahwat, pamer dan sebagainya.
Orang-orang seperti di atas lah yang dimaksudkan oleh Imam Al-Ghazali sebagai tingkatan puasa orang awam yang hanya menahan lapar dan haus namun tidak membarengi puasanya dengan ibadah-ibadah lain dan tidak menjauhkan diri dari amalan-amalan yang dapat merusak ibadah puasa.
Ramadhan sejatinya tidak hanya terbatas pada ibadah berpuasa semata namun terdapat ibadah-ibadah lain yang bisa dilaksanakan guna menabung pahala sebanyak-banyaknya pada bulan tersebut seperti tadarus al-Qur’an, ibadah tarawih, bersedekah, beri’tikaf di masjid, berbagi bukaan puasa dan lain-lain sehingga momentum ramadhan lebih terasa dan termanfaatkan.
Selain ibadah-ibadah tersebut, pada hakikatnya, ramadhan juga mengajarkan kita tentang nilai kehidupan diantaranya :
ADVERTISEMENT
1. Sabar
Orang berpuasa dituntut untuk memiliki kesabaran dalam menahan lapar dan dahaga dalam rentang waktu yang ditentukan. Bagi orang yang tidak sabar dalam berpuasa tentu akan mudah membatalkan puasanya karena tidak tahan dengan godaan makanan dan minuman sehingga berani untuk mengakhiri perjuangan dalam menuntaskan puasa.
Di samping itu, orang yang berpuasa juga dituntut untuk menahan diri dari segala godaan baik yang bersifat material maupun non-material. Material seperti makanan dan minuman, non material seperti menahan diri dari gibah, adu domba dan segala amalan yang dapat merusak kualitas ibadah puasa.
2. Jujur
Berpuasa mengajarkan kita untuk bersifat jujur, terkadang seseorang dengan mudah berdusta perihal ibadah puasa, mengaku menjalankan puasa namun faktanya tidak berpuasa. Meskipun kejadian tersebut sering ditemukan pada kalangan anak-anak namun tidak menutup kemungkinan juga dilakukan oleh golongan orang dewasa demi menutupi citra kebaikan dirinya sehingga rela melakukan kebohongan.
ADVERTISEMENT
3. Kepekaan Sosial
Ibadah puasa mengajarkan kita tentang kepedulian sosial, dengan berpuasa kita akan merasakan lapar dan dahaga sehingga hal itu memberikan pelajaran bagi kita dan merasakan bagaimana saudara-saudara kita yang fakir dan miskin yang sering merasakan kelaparan karena kesusahan dalam mencari nafkah untuk sekadar makan sehingga akan muncul keinginan untuk membantu mereka.
4. Toleransi
Ibadah puasa juga mengajarkan tentang toleransi di mana orang yang tidak berpuasa seharusnyalah menghormati orang yang berpuasa, dalam artian tidak menyengaja memakan atau meminum sesuatu di depan orang yang berpuasa terlebih dengan menyengaja agar orang yang berpuasa tergoda untuk membatalkan puasa. Di samping itu, orang yang berpuasa juga perlu menghargai yang tidak berpuasa terlebih mereka yang tidak puasa karena alasan yang tidak bertentangan dengan hukum Islam.
ADVERTISEMENT
5. Disiplin Waktu
Dalam berpuasa kita diajarkan agar mampu memanajemen waktu dengan baik, waktu berbuka maka secepatnya berbuka tanpa memperlambat dengan alasan masih sanggup karena tindakan tersebut tidak akan menambah pahala puasa, waktu sahur juga dilaksanakan pada waktunya dengan artian tidak sahur dalam waktu rawan (waktu imsak) sehingga tidak terburu-buru dalam bersahur. Orang berpuasa bukan berarti boleh bermalas-malasan sehingga melalaikan pekerjaan, justru dengan berpuasa kita harus mampu disiplin dalam memanfaatkan waktu.
Dengan seiring berjalannya bulan ramadhan semoga kita semakin giat dalam menjalankannya dan juga mengamalkan ibadah-ibadah selain puasa sehingga ramadhan menjadi momentum untuk menabung pahala dan akhirnya bisa meraih predikat takwa sesuai yang termaktub dalam firman Allah swt Q.S al-baqarah (2) : 183.
ADVERTISEMENT
Wallahu 'alam bis shawaf.