Konten dari Pengguna

Suka Menimbun Barang? Mungkin Kamu Mengidap Hoarding Disorder

Karolina Anggie
Mahasiswa Psikologi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
24 Januari 2023 12:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Karolina Anggie tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi menimbun barang di ruang kerja (sumber: https://unsplash.com/)
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi menimbun barang di ruang kerja (sumber: https://unsplash.com/)
ADVERTISEMENT
Hoarding disorder (HD) adalah gangguan yang ditandai oleh ketidakmampuan seseorang untuk membuang barang-barangnya dalam jumlah yang besar.
ADVERTISEMENT
Hoarding disorder memang merupakan konsep penyakit baru yang disajikan dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental, edisi kelima oleh American Psychiatric Association pada tahun 2013. Gangguan tersebut mempengaruhi sekitar 2,5% dari populasi di negara maju.
Di Indonesia, hoarding disorder masih jarang diketahui oleh masyarakat luas karena kurangnya pengetahuan dan juga informasi mengenai gangguan tersebut.
Namun, di tahun 2020 yang lalu ada sebuah unggahan video yang tersebar di media sosial yang memperlihatkan kondisi kamar seseorang yang dipenuhi oleh sampah. Banyak dari netizen yang menyimpulkan bahwa orang yang memiliki kamar tersebut mengidap hoarding disorder.

Ciri dan Penyebab Pengidap Hoarding Disorder (HD)

ilustrasi timbunan barang yang dapat mengeluarkan bau tidak sedap (sumber: https://unsplash.com/)
Nah, terdapat empat ciri utama jika seseorang mengidap hoarding disorder. Pertama, dicirikan dengan kesulitan untuk berpisah dengan barang-barangnya terlepas dari seberapa bernilainya barang tersebut.
ADVERTISEMENT
Kedua, kesulitan pada pengambilan keputusan. Ketiga, penimbunan terhadap barang-barang yang mengotori lingkungan hidupnya. Lalu yang keempat, adanya tekanan atau gangguan signifikan akibat fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi lainnya.
Masalah pengambilan keputusan pada penderita hoarding disorder ini adalah kesulitan untuk memprioritaskan barang mana yang akan disimpan atau mereka kesulitan dalam memilih strategi pengorganisasian untuk barang-barang di rumah.
Apalagi, jika barangnya melebihi kapasitas ruangan yang ada sehingga barang yang terkumpul biasanya sangat tidak teratur, bahkan kacau bertumpuk menjadi satu.
Ilustrasi stres. Foto: Shutterstock
Secara klinis, perilaku menimbun barang berkaitan dengan adanya gejala depresi, kecemasan, dan juga stres. Gejala dari penimbunan tingkat tinggi membutuhkan waktu lebih lama untuk menyortir barang-barangnya dan mereka mengalami kecemasan yang tinggi. Keparahan dari gejala penimbunan juga akan meningkat seiring bertambahnya usia.
ADVERTISEMENT
Penelitian di Jepang, menemukan dua alasan utama dari perilaku penimbunan. Pertama, penderitanya percaya bahwa barang-barangnya akan berguna di masa depan.
Kedua, adanya keterikatan emosional yang berlebihan terhadap kepemilikan barangnya, seperti “barang ini adalah punyaku jadi aku harus menyimpannya” atau “jika aku membuang barang ini, itu sama saja seperti aku ninggalin seseorang yang aku cintai”.
Biasanya, barang yang ditimbun juga seringkali adalah barang-barang biasa, seperti bungkus makanan, botol minuman, majalah, pakaian, kantong plastik, dokumen tidak terpakai atau barang lainnya.
Ilustrasi merapikan barang-barang. Foto: Shutterstock
Teman-teman, meskipun tampaknya masalah menimbun barang adalah masalah yang remeh, tetap kita perlu waspada karena penimbunan yang parah menyebabkan masalah serius yang dapat mempengaruhi lingkungan dan juga kesehatan pada penderitanya dan orang di sekitarnya, termasuk juga anggota keluarga dan tetangganya.
ADVERTISEMENT
Masalah lingkungan, seperti risiko kebakaran, runtuhnya tumpukan barang, adanya bau tidak sedap dari barang-barang yang ditimbun, dan ruangan hidup yang cukup berantakan sehingga menghalangi berbagai aktivitas kehidupan sehari-hari, termasuk tidur.
Selanjutnya, individu dengan hoarding disorder akan mengalami kesehatan fisik yang buruk jika tidak ada usaha untuk menjamin kondisi lingkungannya tetap sehat karena banyaknya barang yang ditimbun memungkinkan adanya jamur yang berpotensi menyebabkan perkembangan kondisi seperti asma.
Ilustrasi konsultasi dengan psikolog saat pandemi COVID-19. Foto: Shutter Stock
Demikian juga, pada orang dewasa yang lebih tua, perilaku menimbun dapat memperburuk penyakit emfisema (sesak napas) karena adanya serangan hewan pengerat dari barang yang ditimbun dengan jangka waktu yang lama.
Penderita hoarding disorder memang menunjukkan bahwa gejala yang ditimbulkan dari penimbunan menyebabkan masalah yang serius pada kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, hoarding disorder adalah penyakit yang membutuhkan intervensi dan pengobatan yang tepat sesegera mungkin sehingga tidak menimbulkan gejala yang lebih parah. Maka, mari kenali gejalanya dan berkonsultasilah dengan orang yang ahli di bidangnya dengan cara mendatangi psikolog.