Konten dari Pengguna

Pendekatan Humanistik dalam Optimalisasi Kerja Karyawan

Kartika Nuri Sakinatul Alim
Mahasiswa Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Bandung
30 Oktober 2024 9:27 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kartika Nuri Sakinatul Alim tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/illustrations/team-people-business-businessman-7113951/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/illustrations/team-people-business-businessman-7113951/
ADVERTISEMENT
Pendekatan Humanistik dalam Optimalisasi Kerja Karyawan
Optimalisasi kerja karyawan merupakan upaya yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau organisasi untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan kualitas kerja karyawan agar mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Tujuan utama dari optimalisasi ini adalah untuk memastikan bahwa setiap karyawan bekerja secara efektif, memanfaatkan potensinya dengan baik, dan merasa puas serta terlibat dalam pekerjaannya.
ADVERTISEMENT
Pendekatan humanistik didasarkan pada teori psikologi humanistik, yang berkembang pada tahun 1950-an sebagai respons terhadap pendekatan behavioristik dan psikoanalitik yang dianggap terlalu deterministik dan kurang memperhatikan kebebasan serta potensi manusia. Pendekatan humanistik dalam optimalisasi kerja karyawan berfokus pada pemahaman kebutuhan, potensi, dan kesejahteraan individu di lingkungan kerja. Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan kondisi kerja yang mendukung pertumbuhan pribadi, kepuasan, dan kebahagiaan karyawan, yang pada akhirnya meningkatkan produktivitas serta kualitas kerja.
Dalam optimalisasi kerja karyawan, sering muncul berbagai permasalahan yang dapat menghambat terhadap produktivitas dan mengurangi kepuasan kerja. Beberapa permasalahan tersebut diantaranya yaitu kurangnya keterlibatan dan motivasi karyawan, work-life balance yang tidak memadai, lingkungan kerja yang tidak kondusif, kurangnya kesempatan untuk berkembang dan belajar, kurang jelasnya harapan dan sasaran kerja, manajemen yang tidak efektif, dan kurangnya penghargaan terhadap pencapaian karyawan.
ADVERTISEMENT
Untuk menyelesaikan beberapa permasalahan di atas, kita dapat menggunakan pendekatan humanistik dalam optimalisasi kerja karyawan. Beberapa pendekatan humanistik yang dapat diterapkan diantaranya:
1. Penghargaan Terhadap Potensi dan Kreativitas Individu
Pendekatan humanistik menekankan bahwa setiap karyawan memiliki potensi dan kreativitas unik masing-masing yang dapat diberdayakan untuk kontribusi optimal. Pemberian ruang kepada karyawan untuk berinovasi dan berkesempatan untuk mengembangkan ide-ide baru dapat membuat karyawan merasa dihargai dan terdorong untuk memberikan yang terbaik.
2. Pemberdayaan dan Peningkatan Kompetensi
Pemberdayaan karyawan melalui pelatihan, pengembangan keterampilan, dan kesempatan belajar merupakan aspek penting dalam pendekatan humanistik. Pelatihan ini tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis, tetapi juga soft skills, seperti kemampuan komunikasi, kolaborasi, dan pemecahan masalah.
3. Pengakuan dan Apresiasi Kerja
ADVERTISEMENT
Memberikan penghargaan atas pencapaian, baik besar maupun kecil, sangat penting dalam pendekatan humanistik. Pemberian penghargaan dapat membuat karyawan merasa dihargai, dan cenderung lebih bersemangat dan termotivasi untuk melakukan yang terbaik. Apresiasi dapat dilakukan melalui penghargaan formal, seperti bonus atau promosi, maupun secara informal, seperti ucapan terima kasih atau pujian.
4. Peningkatan Kesejahteraan dan Keseimbangan Kerja-Hidup (Work-Life Balance)
Dalam pendekatan humanistik, kesejahteraan karyawan merupakan prioritas. Ini termasuk keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi, waktu istirahat yang memadai, serta dukungan kesehatan mental. Program fleksibilitas waktu kerja atau cuti tambahan bisa sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan peningkatan kesejahteraan dan keseimbangan kerja-hidup.
5. Membangun Lingkungan Kerja yang Mendukung dan Inklusif
Pendekatan humanistik mendorong lingkungan kerja yang positif dan mendukung. Membangun budaya organisasi yang inklusif dan non-diskriminatif dapat membuat karyawan merasa nyaman dan aman untuk berkontribusi secara maksimal. Selain itu, komunikasi yang terbuka, saling menghargai, dan kerjasama yang baik merupakan aspek penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat.
ADVERTISEMENT
6. Memberikan Kebebasan dan Otonomi
Memberikan kebebasan dalam membuat keputusan atau menentukan cara kerja dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepuasan kerja karyawan. Dengan diberikan otonomi, karyawan merasa lebih dipercaya dan termotivasi untuk menyelesaikan pekerjaan dengan kualitas tinggi.
Dari beberapa cara di atas, dengan pendekatan humanistik, organisasi dapat menciptakan suasana kerja yang tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga memperhatikan aspek-aspek kemanusiaan, sehingga karyawan merasa lebih puas dan terhubung secara emosional dengan tempat kerjanya.