PMK Mewabah, Amankah Daging Kurban?

Kartika Indah
ASN pada Kementerian Pertanian
Konten dari Pengguna
20 Juni 2022 2:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kartika Indah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi hewan ternak yang sehat. Foto : pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hewan ternak yang sehat. Foto : pixabay.com
ADVERTISEMENT
Jelang Hari Raya Idul Adha, kaum muslimin di seluruh dunia mulai menyiapkan hewan ternak baik sapi, kerbau maupun kambing yang nantinya akan disembelih pada saat hari besar tersebut. Daging yang dibuat aneka hidangan lezat seperti sate, tongseng, gulai ataupun sop sangatlah lezat untuk dinikmati bersama keluarga, saudara dan handai taulan.
ADVERTISEMENT
Namun, pada akhir bulan April 2022 tersiar kabar adanya wabah penyakit kuku dan mulut (PMK) atau Foot and Mouth Disease (FMD) yang melanda Indonesia yaitu di wilayah Aceh dan Jawa Timur yang menyerang hewan ternak. Berdasarkan keputusan Menteri Pertanian penyebaran penyakit tersebut dinaikkan statusnya menjadi wabah di wilayah Jawa Timur yang meliputi Kabupaten Mojokerto, Gresik, Sidoarjo dan Lamongan. Di wilayah Aceh yaitu Kabupaten Aceh Tamiang dan Aceh Timur.
Indonesia pernah mengalami beberapa kali wabah PMK, mulai masuk pada tahun 1887 di Malang, Jawa Timur yang selanjutnya menyebar ke berbagai daerah. Dan yang terakhir terjadi pada tahun 1983 yang dimulai dari Jawa Timur. Setelah dilakukan pengendalian dan penanganan kasus PMK, akhirnya Indonesia dinyatakan bebas PMK pada tahun 1986 melalui keputusan Menteri Pertanian dan mendapatkan pengakuan dunia terhadap status bebas PMK tanpa vaksinasi yang tercantum dalam Resolusi Organisasi Kesehatan Hewan Dunia/ The World Organisation for Animal Health (OIE).
ADVERTISEMENT
Penyakit kuku dan mulut (PMK) tergolong penyakit akut yang disebabkan oleh virus RNA yang termasuk dalam genus Apthovirus, keluarga Picornaviridae dan mudah menular pada hewan berkuku genap/belah seperti sapi, kerbau, babi, kambing, domba dan beberapa jenis hewan liar seperti bison, antelope, jerapah, rusa dan gajah. Hewan yang terjangkit PMK dapat dikenali dengan ciri terdapat lepuh yang berisi cairan atau luka pada lidah, gusi, hidung dan teracak/kuku hewan yang terinfeksi, keluar air liur berlebihan (hipersalivasi), hewan tidak mampu berjalan dan hilang nafsu makan pada hewan.
Dalam penularannya bisa terjadi karena adanya kontak langsung antara hewan yang tertular dengan hewan rentan, kontak tidak langsung dengan virus pada manusia, alat dan sarana transportasi akibat kontaminasi dari peternakan yang mengalami wabah PMK, dan melalui udara yang utamanya terjadi pada babi yang menyebarkan virus sangat banyak ke udara melalui aktivitas bernafas. Penyebaran PMK oleh angin bisa mencapai radius 10 kilometer.
ADVERTISEMENT
Kerugian yang ditimbulkan oleh PMK sangatlah besar karena mengakibatkan penurunan produksi susu, penurunan berat badan karena ternak sulit mengkonsumsi, mengunyah dan menelan pakan, kematian mendadak, terjadinya keguguran pada ternak, dan infertilitas. Kerugian ekonomi juga terjadi karena adanya hambatan perdagangan dan ekspor ternak.
Menyaksikan persebaran penyakit tersebut, saya merasa emosional. Perasaan tersebut muncul karena kesaksian peternak yang ditayangkan di beberapa stasiun televisi atas musibah penyakit ini. Para peternak tampak sedih karena sebagian ternaknya mati dan sisanya dijual murah untuk memenuhi kebutuhan.
Untuk mencegah dan mengendalikan penularan PMK agar tidak meluas ke wilayah lainnya bisa dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya tindakan karantina dan pengawasan/pembatasan lalulintas ternak, pemusnahan terbatas hewan tertular dan yang terpapar, dekontaminasi (pembersihan) kandang, peralatan, kendaraan dan bahan lainnya yang dapat menularkan penyakit dengan disinfektan atau disposal (pembuangan) bahan yang terkontaminasi dan membentuk kekebalan pada hewan peka dengan vaksinasi.
ADVERTISEMENT
PMK yang terjadi pada hewan tidak membahayakan bagi manusia. Sedangkan daging dan susu tetap aman dikonsumsi. Yang tidak boleh dikonsumsi pada organ-organ tertentu seperti kaki, jeroan dan mulut yang terkait bibir dan lidah.
Perlu diketahui oleh masyarakat beberapa tips penanganan daging segar dan jeroan yang dibeli dari pasar tradisional yaitu daging tidak dicuci sebelum diolah. Jika daging tidak langsung dimasak maka dinginkan daging beserta kemasannya pada suhu dingin (chiller) minimal 24 jam sebelum dimasukkan kedalam freezer. Rebus jeroan yang masih mentah selama 30 menit dalam air mendidih sebelum disimpan di kulkas atau diolah. Bekas kemasan daging tidak langsung dibuang melainkan direndam dahulu dengan deterjen/pemutih pakaian/cuka dapur untuk mencegah cemaran virus ke lingkungan.
ADVERTISEMENT
Dengan penanganan yang semaksimal mungkin dari pemerintah terhadap PMK, diharapkan pada saat Idul Adha nanti masyarakat merasa aman dalam melaksanakan kurban sebagai salah satu bentuk ketaatan kepada Sang Pencipta.