Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Biografi Greysia Polii, Pahlawan Indonesia di Olimpiade 2021
26 September 2021 19:41 WIB
Tulisan dari Karyn Susanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sosok yang menjadi pahlawan di Olimpiade Tokyo 2021 bersama dengan partnernya. Dia dan partnernya menjadi satu-satunya atlet dari Indonesia yang mendapatkan medali emas di Olimpiade Tokyo 2021. Mereka memecahkan rekor karena menjadi “pembuka” medali emas bagi ganda putri Indonesia di ajang Olimpiade. Dia juga merupakan atlet pebulu tangkis tertua yang meraih medali emas ketika ia berusia 33 menuju 34 tahun. Sosok tersebut adalah Greysia Polii.
ADVERTISEMENT
Greysia Polii atau dikenal dengan Greys lahir di Jakarta pada tanggal 11 Agustus 1987. Atlet bulu tangkis dalam sektor ganda putri Indonesia lahir dari pasangan Willy Polii dan Evie Pakasi. Dia merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Wanita keturunan Manado ini telah menikah dengan seorang pengusaha bisnis perhiasan, Felix Djimin.
Saat kecil, Greys tinggal di Jakarta hingga berusia 2 tahun, lalu pindah ke Manado karena ayahnya meninggal dunia. Ia tertarik untuk terjun ke permainan bulu tangkis karena pengaruh dari salah seorang kakaknya, Deyana Lomban, salah satu mantan atlet bulu tangkis nasional Indonesia. Bakat Greys mulai terlihat ketika berusia 6 tahun. Ketika menginjak usia 8 tahun, Greys dan ibunya memutuskan untuk pergi ke Jakarta sehingga Greys bisa mendapatkan pelatihan bulu tangkis dan bersekolah dengan baik. Ibunya harus banting tulang sehingga dapat membiayai Greysia Polli, salah satunya dengan menerima jasa jahit baju.
ADVERTISEMENT
Greysia Polii bergabung ke sebuah klub bernama Jaya Raya Jakarta. Semasa berada di klub, ia sangat sering berlatih untuk mewujudkan mimpinya tersebut. Pada awalnya, ia difokuskan untuk menjadi pemain tunggal. Kemudian Retno Koestijah menyadari bahwa Greysia memiliki bakat untuk menjadi pemain ganda. Keputusan tersebut membuat Greys dapat bergabung dengan tim nasional bulu tangkis Indonesia pada tahun 2003.
Greys memulai karirnya sebagai atlet ganda putri dan campuran. Bersama dengan Heni Budiman dan Muhammad Rijal, Greys banyak menghasilkan prestasi pada kejuaraan – kejuaraan bulu tangkis junior. Pada tahun 2008, Greys berpasangan dengan Nitya Krishinda Maheswari. Selama berpasangan selama setahun, mereka belum menunjukkan prestasi yang diharapkan. Tahun 2009, Greys dipasangkan dengan Meiliana Jauhari dan membawa hasil yang cukup mengejutkan yakni sampai ke seperempat final Singapura Open. Pada tahun 2012, Greys diberi kesempatan pertama untuk mengikuti Olimpiade di London. Namun, ia dan Meiliana dianggap melanggar kode etik sehingga harus didiskualifikasi dari pertandingan tersebut. Awal 2013, Greys dipasangkan lagi dengan orang lain yakni Anggia Shitta Awanda.
ADVERTISEMENT
Tidak lama setelah itu, Greys harus mengganti partnernya lagi. Ia dipasangkan kembali dengan rekan lamanya, yakni Nitya. Tahun 2016, Greys mendapat kesempatan kedua untuk mengikuti Olimpiade. Namun, ia kembali gagal. Pada tahun itu juga, rekannya, Nitya mengalami cedera serius dan harus pensiun. Hal tersebut sempat membuat Greysia Polii menyerah. Ia berpikir untuk berhenti dan keluar dari olahraga bulu tangkis seperti rekannya.
Akan tetapi, sang pelatih membujuk agar Greys tetap bermain di tim nasional dan tidak keluar. Greys menuruti perkataan pelatihnya dan bersabar untuk menunggu partner yang mampu membawanya menjadi juara. Penantian panjang yang dilakukan oleh Greysa Polii membuahkan hasil. Tahun 2017, ia dipasangkan dengan partnernya sampai sekarang, Apriyani Rahayu. Greys yang umurnya tidak muda lagi harus bersabar karena dipasangkan dengan Apriyani yang bisa dikatakan belum mempunyai banyak pengalaman, seperti Greys.
ADVERTISEMENT
Namun harapan mulai muncul ketika ia bersama dengan Apriyani mampu menjadi juara pada Thailand Open 2017 dan Prancis Open. Bersama dengan Apriyani, ia mulai bangkit lagi dan meraih gelar juara di banyak turnamen. Titik utamanya adalah ketika Olimpiade di Tokyo. Olimpiade ini menjadi penebusan dari kekalahan dua kali yang diderita olehnya pada tahun-tahun sebelumnya. Greys juga membuktikan kemampuan, kerja keras, dan kesabaran yang selama ini telah ia berikan tidak berakhir sia-sia.