Konten dari Pengguna

Menangis untuk Para Koruptor?

Luthfiyatul Muniroh
Bibliophile - Berbagi Kisah Lewat Tulisan
11 Oktober 2024 17:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Luthfiyatul Muniroh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi korupsi (sumber: https://pixabay.com/id/photos/borgol-uang-korupsi-ekonomi-2070580/)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi korupsi (sumber: https://pixabay.com/id/photos/borgol-uang-korupsi-ekonomi-2070580/)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Korupsi seharusnya menjadi musuh bersama, akan tetapi sekarang menjadi bagian budaya bahkan sebagai tindakan yang lumrah. Ironisnya, kebudayaan yang lumrah itu adalah perbuatan negatif yang merugikan negara. Tindakan korupsi merajalela dari pemerintahan hingga dunia usaha. Mereka melupakan nilai moral dan etika diganti dengan ambisi yang penuh keserakahan. Padahal, ambisi tersebut membuat mereka masuk ke dalam lingkaran setan.
ADVERTISEMENT
Tindakan korupsi bukan hanya kejahatan, akan tetapi pencuri berdasi dan pengkhianat terhadap amanah bangsa serta negara. Dampaknya, bangsa ini terpuruk dengan kemiskinan, ketiadaan akses terhadap layanan kesehatan, pendidikan dan ketidakadilan. Sehingga, bangsa kehilangan harapan masa depan dan enggan untuk berpartisipasi membangun negara. Padahal, negara membutuhkan bangsa untuk memajukan negara. Apabila negara dipenuhi oleh koruptor, negara akan merosot dari segi ekonomi, infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya.
Kehilangan dana yang diambil oleh koruptor, menjadikan negara terhambat di berbagai sektor. Dana yang seharusnya digunakan untuk membangun infrastruktur negara hangus dilahap oleh mereka. Dana yang seharusnya digunakan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dinikmati oleh mereka. Dana yang seharusnya digunakan untuk meningkatkan pendidikan, justru diambil oleh mereka. Padahal, bangsa ini membutuhkan kualitas terbaik dari pendidikan, kesehatan dan fasilitas lainnya. Akan tetapi, para koruptor tidak memikirkan masa depan negara, justru keinginan pribadi yang mereka pikirkan.
ADVERTISEMENT
Korupsi adalah tindakan kejahatan dan merugikan banyak orang serta negara. Ketika ada salah satu bangsa melakukan tindakan korupsi, maka akan menghambat sektor pembangunan dan menghancurkan keadilan. Korupsi menjadi penyakit kronis yang menggerogoti moral bangsa Indonesia. Penyakit tersebut tidak hanya menghancurkan moral bangsa, akan tetapi menghancurkan sistem pemerintahan negara. Tindakan korupsi selalu menghadirkan perasaan kecewa dan amarah yang mendalam. Akan tetapi, bisakah kita menangis untuk koruptor ditengah perasaan amarah ini?
Di balik kekuasaan dan kemewahan para koruptor, pasti ada kisah yang memilukan. Kisah pilu tersebut tidak disampaikan di depan khalayak. Mungkin, kehidupan mereka yang terlihat mewah ternyata ada luka masa lalu ataupun tekanan sosial yang membuat mereka melakukan tindakan yang merugikan. Semua orang bisa melakukan tindakan korupsi. Antara pilihan menjaga integritas atau menyelamatkan ekonomi keluarga yang nominalnya besar. Gaya hidup juga menjadi faktor masyarakat melakukan tindakan korupsi.
ADVERTISEMENT
Menangis untuk koruptor bukanlah melupakan tindakan buruk mereka. Justru kita sedih karena negara kita sebenarnya sedang dijajah oleh mereka yang ditutupi oleh topeng kemewahan. Masyarakat dengan ekonomi rendah, berjuang untuk bertahan hidup, sedangkan mereka bergelimang harta menikmati kehidupan. Masyarakat rendah membutuhkan bantuan dari negara, justru dana yang tersedia hangus diambil oleh mereka. Padahal, yang diinginkan oleh masyarakat ekonomi rendah hanya berupa bantuan kesehatan, pendidikan, transportasi umum.
Menangis untuk koruptor bukan berarti mentolerir perbuatan mereka. Justru sebagai pengingat dan motivasi, agar kita bisa mencegah perbuatan korupsi sejak dini. Ketika kita dapat memahami sisi kemanusiaan mereka, kita bisa tegas untuk menentang perbuatan korupsi. Belajar untuk menjaga moral sebagai bangsa, untuk menciptakan negara yang maju, aman dan sejahtera. Mencari solusi bagi masyarakat miskin yang membutuhkan bantuan. Bukan terus ambisi mengeruk harta negara demi kesenangan pribadi.
ADVERTISEMENT
Menangis untuk koruptor bukan berarti kita membenarkan perbuatan buruk mereka. Akan tetapi sebagai pelajaran hidup bahwa kita harus melihat dari sisi kemanusiaan yang bukan hanya menentang kejahatan akan tetapi mencari solusi yang lebih efektif. Pasti, para koruptor memiliki latar belakang yang menyebabkan mereka melakukan perbuatan buruk itu. Ketika kita mengetahui faktor yang melatar belakangi perbuatan mereka, kita akan lebih bijaksana dalam mengahadapi masalah korupsi. Serta, kita dapat membangun negara yang adil, aman dan sejahtera sesuai nilai- nilai Pancasila.
Luthfiyatul Muniroh, Alumni S1 Hukum Keluarga Islam UIN Sunan Ampel Surabaya