Konten Media Partner

11 Ciri-Ciri Panic Attack dan Cara Mengatasinya

12 Agustus 2022 8:56 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi seseorang yang mengalami panic attack dapat mengalami reaksi fisik tertentu. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seseorang yang mengalami panic attack dapat mengalami reaksi fisik tertentu. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Panic attack atau serangan panik adalah gelombang ketakutan yang luar biasa, terjadi tanpa alasan yang jelas, dan memicu reaksi fisik tertentu. Serangan ini terjadi secara mendadak dan biasanya ditandai dengan perasaan cemas yang mendalam.
ADVERTISEMENT
Panic attack bisa sangat menakutkan. Ketika serangan panik terjadi, orang yang mengalaminya mungkin menyangka dirinya terkena serangan jantung atau bahkan sekarat.
Sebuah studi dari American Psychological Association menyebutkan bahwa serangan panik bisa terjadi secara tiba-tiba selama 5-30 menit. Dalam kasus yang parah, gejala dapat berlangsung selama lebih dari 1 jam.
Sesingkat-singkatnya, serangan panik dapat berlangsung dalam 15 detik. Selama periode itu, kondisi orang yang mengalaminya secara bertahap akan kembali normal.
Serangan panik adalah respons dari sistem saraf simpatik (SNS). Berdasarkan jurnal Panic Attacks and Panic Disorder oleh Dimitar Bonevski (2020), serangan panik bukanlah suatu penyakit tersendiri, melainkan sekelompok gejala yang menandakan adanya kecemasan.
Kondisi ini dapat menimbulkan reaksi ketakutan yang datang secara mendadak dan memenuhi emosi seseorang dengan rasa khawatir, kesepian, dan kebingungan yang seolah-olah tidak dapat dikendalikan.
ADVERTISEMENT

Ciri-Ciri Panic Attack

Pada dasarnya, tidak ada penyebab pasti dari munculnya panic attack. Terkadang, serangan panik dapat dipicu oleh peristiwa tertentu, tapi sebagian besar kasus terjadi tanpa alasan jelas.
Karena sifatnya yang tidak dapat diprediksi, panic attack bisa secara signifikan memengaruhi kehidupan sehari-hari, terutama bagi orang yang baru mengalaminya. Bahkan, beberapa orang bisa mengalami serangan panik saat beristirahat di rumah.
Menurut National Health Service (NHS), panic attack tidak disebabkan oleh efek psikologis suatu zat (obat-obatan) atau kondisi medis lainnya. Selain itu, serangan panik juga bukan merupakan gangguan mental, seperti gangguan kecemasan sosial.
Setiap orang bisa mengalami ciri-ciri atau gejala panic attack yang berbeda-beda. Adapun ciri-ciri panic attack yang umum terjadi, meliputi:
ADVERTISEMENT

1. Jantung Berdebar Kencang

Jantung berdebar kencang adalah gejala umum saat seseorang terkena serangan panik. Kondisi ini dikenal dengan palpitasi. Palpitasi adalah suatu kondisi ketika jantung berdetak cepat berulang kali dan tidak beraturan.
Ilustrasi seorang wanita yang mengalami gejala jantung berdebar kencang. Foto: Unsplash

2. Sesak Napas

Penderita serangan panik biasanya akan mengalami sesak napas. Kondisi ini terjadi respons otak yang memerintahkan sistem saraf untuk membuat respons melawan atau menghindar. Hal inilah yang memicu timbulnya sesak napas hingga hiperventilasi.

3. Perasaan Tercekik dan Tersedak

Ketika mengalami sesak napas, penderita serangan panik juga dapat mengalami perasaan tercekik dan tersedak. Kondisi ini diakibatkan karena penderita kesulitan bernapas.

4. Berkeringat Dingin

Gejala lainnya yang terjadi pada penderita serangan panik adalah berkeringat. Selama periode serangan berlangsung, penderita akan mengeluarkan keringat dingin dalam jumlah yang banyak. Kondisi ini dipicu sebagai respons tubuh terhadap stres yang intens dan terjadi secara mendadak.
ADVERTISEMENT

5. Gemetar

Gemetar merupakan respons alami yang terjadi ketika tubuh merasa gelisah dan ketakutan yang berlebihan. Kondisi ini membuat penderita serangan panik mengalami gemetar di sekujur tubuhnya.

6. Nyeri Dada

Sebagian besar penderita serangan panik dapat mengalami nyeri dada atau ketidaknyamanan di area dada. Kondisi ini dipicu akibat gejala lain, seperti jantung berdebar dan sesak napas.

7. Mual

Serangan panik dapat menyebabkan penderitanya merasa mual dan ingin muntah. Kondisi ini biasa terjadi ketika seseorang berada di bawah tekanan dan mengalami stres yang intens. Selain mual, penderita juga mengalami perut yang seperti ditekan.

8. Pusing

Serangan panik dapat menyebabkan penderitanya merasa pusing, sakit kepala, dan tubuh goyah. Sebagian kasus juga melaporkan penderitanya mengalami pusing yang hebat hingga pingsan.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi seseorang yang mengalami panic attack bisa mengalami pusing. Foto: Unsplash

9. Sensasi Mati Rasa atau Kesemutan

Serangan panik juga dapat memicu seseorang mengalami parestesia, yaitu sensasi mati rasa atau kesemutan. Kondisi ini bisa terjadi di bagian tangan, kaki, atau wajah.

10. Depersonalisasi atau Derealisasi

Beberapa penderita serangan panik juga mengalami depersonalisasi atau derealisasi, yakni suatu fenomena di mana seseorang merasa terpisah dari pikiran, perasaan, dan tubuhnya sendiri, atau merasa terputus dengan lingkungan sekitarnya.

11. Gejala Lainnya

Selain ciri-ciri di atas, ada beberapa gejala serangan panik lainnya yang dapat muncul, seperti:

Perbedaan Panic Attack dan Anxiety

Panic attack dan anxiety sering kali dianggap sama, padahal keduanya digolongkan sebagai kondisi psikologis yang berbeda. Menurut National Institute of Mental Health (NIMH), anxiety atau kecemasan adalah keadaan emosional yang terjadi mendadak atau pada waktu tertentu yang ditandai dengan kecemasan, takut, dan tegang. Kondisi ini dapat berkisar dari ringan hingga berat.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, panic attack adalah gelombang ketakutan yang intens dan terjadi secara mendadak. Kondisi ini bisa datang tanpa penyebab jelas disertai dengan gejala fisik.
Perbedaan dari anxiety dan panic attack bisa ditinjau dari penyebabnya. Pada umumnya, anxiety terjadi saat seseorang berada di situasi tertentu atau menghadapi tekanan, seperti rasa cemas menjelang pertandingan, berbicara di depan umum, dan situasi lainnya.
Sementara panic attack dapat terjadi tanpa harus berada di situasi tertentu. Misalnya, serangan panik bisa menyerang seseorang yang sedang bersantai di rumah atau berkumpul dengan teman di restoran.
Ilustrasi seseorang yang mengalami anxiety merupakan bentuk perkembangan dari pikirannya sendiri. Foto: Unsplash
Anxiety merupakan bentuk perkembangan dari pikiran. Berdasarkan Journal of Anxiety Disorders, kondisi anxiety terjadi dengan faktor penyebab yang jelas, seperti:
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, panic attack tidak memiliki penyebab jelas. Namun, ada beberapa faktor penyebab yang meningkatkan risiko serangan panik, seperti:

Cara Mengatasi Panic Attack

Ada beberapa cara mengatasi panic attack yang bisa dilakukan untuk mengurangi gejala yang dirasakan. Berikut beberapa caranya:

1. Mengingat Semuanya Akan Berlalu

Selama mengalami serangan panik, ingatlah bahwa perasaan panik tersebut akan berlalu dan tidak akan menyebabkan masalah fisik serius. Menurut Anxiety and Depression Association of America (ADAA), serangan panik cenderung mencapai titik paling intens dalam waktu 10 menit sejak gejala awal muncul sebelum kemudian gejalanya mulai mereda.
Ilustrasi seseorang yang terkena serangan panik berusaha untuk mengingatkan diri bahwa semuanya akan berlalu. Foto: Unsplash

2. Menarik Napas Dalam-Dalam

ADVERTISEMENT
Saat mengalami serangan panik, orang akan cenderung bernapas pendek atau cepat. Sebab itu, cobalah menarik napas dalam-dalam secara perlahan, dengan berkonsentrasi pada setiap tarikan napas.
Perlu diketahui bahwa bagi sebagian orang, bernapas dalam-dalam dapat memperburuk serangan panik. Dalam kasus ini, orang tersebut dapat mencoba fokus melakukan sesuatu yang disukai.

3. Mencium Aroma Lavender

Mencium aroma yang menenangkan dapat membantu penderita serangan panik merasa lebih tenang. Salah satu aroma yang secara luas dikenal dapat membawa rasa tenang adalah aroma lavender.
Jika tidak menyukai aroma lavender, dapat mencoba menggantinya dengan aroma minyak esensial lain yang disukai, seperti jeruk, chamomile, atau lemon.

4. Memfokuskan Diri pada Objek Tertentu

Ketika serangan panik terjadi, kepala cenderung dipenuhi dengan pikiran dan perasaan cemas yang memicu stres. Oleh sebab itu, cobalah untuk fokus pada objek tertentu di lingkungan sekitar.
ADVERTISEMENT
Menurut ADAA, ketika seseorang fokus pada sebuah objek tertentu, maka orang tersebut akan mulai memikirkan bagaimana rasanya menyentuh objek itu. Efeknya, dapat membantu mengurangi gejala serangan panik.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(SFR)