Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Konten Media Partner
3 Ciri-Ciri Serangan Jantung yang Perlu Diwaspadai
6 September 2022 16:26 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, kebanyakan orang sulit untuk mengenali penyakit ini. Terlebih, gejala dari serangan jantung kerap muncul secara bertahap, sehingga pengidapnya baru menyadari ketika intensitas gejala semakin sering atau parah.
Ciri-Ciri Serangan Jantung
Serangan jantung adalah gangguan pada jantung, ketika otot jantung tidak mendapat aliran darah. Serangan jantung ini berisiko besar dialami oleh seseorang yang memiliki gaya hidup tak sehat, jarang melakukan aktivitas fisik, hingga melakukan kebiasaan buruk.
Gejala serangan jantung sering kali tidak disadari. Salah satu tanda yang biasanya terjadi adalah nyeri dada yang terasa seperti sakit biasa. Seseorang baru akan menyadari adanya serangan jantung ketika gejalanya semakin sering muncul dan parah.
Apa saja ciri-ciri serangan jantung yang perlu diwaspadai? Berikut informasinya.
1. Nyeri pada dada
ADVERTISEMENT
Menurut Centers for Disease Control and Prevention, gejala utama dari serangan jantung adalah nyeri di bagian dada. Rasa nyeri tersebut terasa seperti dada sedang ditekan atau diremas kuat-kuat. Nyeri dada akan muncul hingga beberapa menit, sebelum akhirnya hilang dan kembali muncul.
2. Mual
Selain nyeri dada, serangan jantung juga membuat para pengidapnya mengalami gejala mual seperti akan muntah. Biasanya, rasa mual dan muntah ini muncul ketika seseorang mengalami silent heart attack, atau serangan jantung senyap.
Seperti yang diketahui, mual dan muntah merupakan gejala yang tidak hanya dialami oleh nyeri dada, tetapi juga berbagai penyakit lainnya, seperti maag hingga tipes. Oleh karena itu, jangan heran apabila ciri-ciri gejala mual ini sering tidak dianggap sebagai salah satu kemunculan dari penyakit serangan jantung.
ADVERTISEMENT
3. Sesak napas
Sebetulnya, ciri-ciri sesak napas juga bisa dialami oleh pengidap asma. Maka itu, jarang ada yang menyadari bahwa kondisi ini merupakan pertanda dari kemunculan serangan jantung.
Dikutip dari laman Medical News Today, berikut beberapa kondisi sesak napas yang perlu diwaspadai sebagai ciri-ciri serangan jantung.
Jenis-Jenis Serangan Jantung
Ada beberapa jenis-jenis serangan jantung yang perlu diwaspadai karena dapat mengancam nyawa. Menurut laman American Heart Association, berikut beberapa jenis-jenis serangan jantung.
ADVERTISEMENT
1. Coronary Artery Spasm (CAS)
CAS adalah kondisi yang terjadi ketika salah satu arteri jantung mengalami kejang, sehingga aliran darah ke jantung berkurang drastis, bahkan bisa berhenti untuk sementara waktu. Bagi orang awam, CAS dikenal juga sebagai penyakit angin duduk dan biasanya dapat dideteksi langsung menggunakan sinar-X.
Menyadur laman Healthline, CAS tidak menimbulkan kerusakan permanen dan termasuk ke dalam jenis serangan jantung yang ringan. Gejalanya pun yakni nyeri dada di sebelah kiri yang berlangsung selama 5-30 menit sekali di pagi atau malam hari.
2. ST Segment Elevation Myocardial Infarction (STEMI)
Dalam laman Medical News Today, disebutkan bahwa STEMI adalah kondisi yang disebabkan karena arteri koroner yang tersumbat sepenuhnya, sehingga darah tidak masuk ke dalam jantung. Ciri-ciri STEMI yang paling umum, yakni nyeri dan sesak di tengah dada.
ADVERTISEMENT
3. Non-ST Segment Elevation Myocardial Infarction (NSTEMI)
NSTEMI adalah kondisi yang ditandai dengan adanya penyumbatan sebagian pada arteri koroner. Kondisi ini mengakibatkan aliran darah yang dibawa ke jantung sangat terbatas dan berpotensi menyebabkan kerusakan permanen pada jantung. Adapun beberapa gejala NSTEMI, yakni sakit pada dada, sesak napas, hingga keringat berlebih.
Penyebab Serangan Jantung
Serangan jantung bukan terjadi tanpa sebab. Menyadur Harvard Health Publishing, berikut beberapa penyebab serangan jantung.
Supaya terhindar dari penyakit serangan jantung, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, di antaranya mengonsumsi makanan bergizi dan sering menggerakkan tubuh dan berolahraga.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
ADVERTISEMENT
(JA)