Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
3 Gejala HIV pada Pria dan Penyebab-penyebabnya
21 September 2022 15:18 WIB
ยท
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sebetulnya, HIV sudah menjadi masalah yang ada sejak lama, bahkan kasusnya pun terus bertambah hingga tahun ke tahun. Bertambahnya kasus HIV ini disebabkan oleh penularannya, salah satunya adalah seks bebas tanpa menggunakan alat pengaman.
Untuk mengetahui lebih jelas, simak ulasan di bawah ini tentang gejala HIV pada pria.
Gejala HIV pada Pria
HIV adalah penyakit menular yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit. Hingga saat ini, HIV belum bisa disembuhkan, tetapi ada pengobatan yang bisa digunakan untuk memperlambat perkembangan penyakit.
Menurut laman WebMD, sekitar 80% orang yang tertular HIV mengalami gejala seperti flu dalam waktu dua hingga empat minggu. Namun, gejala paling umum yang dialami oleh pengidapnya adalah munculnya ruam pada tubuh, demam, sakit tenggorokan, dan sakit kepala parah.
ADVERTISEMENT
Meski dialami oleh siapapun, gejala HIV sendiri berbeda-beda. Pada wanita misalnya, gejala yang dialami adalah pembengkakan kelenjar getah bening, ruam kulit, hingga nyeri otot.
Lantas, bagaimana gejala HIV pada pria? Dalam laman Healthline, gejala HIV pada pria pada umumnya tidak spesifik dan mirip dengan penyakit flu. Maka itu, kebanyakan pria sulit untuk mengidentifikasi HIV di awal. Lebih jelas, berikut beberapa gejala HIV pada pria.
1. Demensia
Demensia adalah kondisi yang menggambarkan gejala yang terjadi ketika otak dipengaruhi oleh penyakit atau kondisi tertentu. Ada berbagai jenis demensia, meskipun ada beberapa yang lebih umum daripada yang lain karena sering dinamai sesuai dengan kondisi yang telah menyebabkan demensia tersebut.
Pada gejala HIV, pria akan mengalami demensia ini. Menurut jurnal dari Universitas Gadjah Mada, Demensia terkait HIV yang dikenal juga dengan AIDS Dementia Complex (ADC) atau HIV-Associated Dementia (HAD) atau HIV/AIDS encephalopathy adalah demensia subkortikal terdiri dari gejala motorik dan kognitif (fungsi eksekutif, memori, konsentrasi) yang murni disebabkan oleh kerusakan neuron akibat infeksi HIV.
ADVERTISEMENT
2. Penurunan berat badan
Menyadur laman Canada's Source for HIV and Hepatitis C Information, gejala lain dari HIV pada pria adalah penurunan berat badan. Penurunan berat badan ini terjadi karena pengidapnya kesulitan untuk menyerap makanan (karena infeksi usus seperti giardia, microsporidia, dan cryptosporidium).
Tidak hanya itu, penurunan berat badan juga bisa disebabkan oleh beberapa kondisi, di antaranya:
3. Luka pada penis
Gejala HIV pada pria yang lainnya adalah luka pada penis atau ulkus penis. Ulkus kelamin tersebut disebabkan oleh hubungan seksual yang pernah dialami oleh penderitanya. Namun, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh gangguan autoimun, penyakit, hingga infeksi virus tersebut.
ADVERTISEMENT
Pada umumnya, luka pada penis ini menimbulkan beberapa gejala yang akan dirasakan oleh pengidap HIV, seperti:
Penyebab HIV pada Pria
HIV pada pria bisa disebabkan oleh banyak hal, salah satunya karena hubungan seksual. Menyadur laman Medical News Today, berikut beberapa penyebab-penyebab HIV pada pria yang perlu diketahui.
1. Transplantasi organ tubuh
Transplantasi organ tubuh juga bisa menjadi penyebab HIV pada pria. Kondisi ini mungkin saja terjadi apabila pendonor memiliki riwayat terserang virus HIV. Maka itu, ketika akan menerima donor dari seseorang, pastikan bahwa kondisi organ tubuh tersebut bebas HIV.
2. Transfusi darah
Tidak hanya transplantasi organ tubuh, transfusi darah juga bisa menjadi penyebab HIV pada pria. Apabila transfusi darah dilakukan dengan orang yang terserang virus HIV, virus tersebut besar kemungkinan menulari penerima donor.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, penularan melalui transfusi darah ini cukup jarang terjadi karena pihak medis biasanya sudah memastikan bahwa darah yang akan ditransfusikan sehat dan layak.
3. Penggunaan jarum suntik
Penyebab lainnya adalah penggunaan jarum suntik secara bergantian. Perlu diketahui, kasus HIV karena penggunaan jarum suntik bergantian biasa terjadi pada pengguna narkoba.
Apabila satu di antara pengguna obat terlarang tersebut mengidap HIV, sangat mungkin orang yang mendapat giliran setelahnya ikut terkena HIV. Hal ini terjadi karena jarum suntik mengalami kontak langsung dengan darah, di mana darah tersebut bisa menempel dan masuk ke tubuh orang lain.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(JA)